Sebab balakazam bahkan bisa dialami oleh orang-orang yang tidak bersentuhan dengan dunia digital dalam tanda kutip; tidak membuat atau memiliki akun-akun di platform media sosial dan/tidak membuat konten-konten yang diunggah ke berbagai platform digital atau platform media sosial, sekalipun.
Kejatuhan tiba-tiba yang dimaksud adalah segala kejatuhan yang masuk dalam definisi kebangkrutan, pailit, redup dan/atau hilangnya popularitas, terungkapnya sisi keburukan (aib).
Ada pula nama baik yang dicemarkan (dihujat, dicaci maki, dihina, difitnah atau lainnya), mendadak dibuat jadi tersangka dan kejatuhan lainnya yang tiba-tiba dialami seseorang atau sekelompok orang di dunia digital, yang disebabkan oleh kecerobohan, pengakuan diri atau kelompoknya sendiri.
Masih ada juga serangan digital terhadap rekam jejak seseorang atau sekelompok orang, termasuk di dalamnya konten yang tanpa izin dibuat, diunduh, dikopi dan/atau disunting lalu diunggah atau diposting untuk tujuan menjatuhkan, serta kejatuhan yang bisa begitu saja terjadi. Â Â Â Â Â Â Â
Balakazam merupakan gabungan dua kata, yakni kata bala dan alakazam. Kata bala menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dimaknakan sebagai pasukan; prajurit; malapetaka; kemalangan; cobaan.Â
Sedangkan kata alakazam mengambil sebuah istilah dari dunia yang sama untuk istilah yang digunakan sukseskadabra. Yaitu kata yang juga digunakan sebagai mantra atau kata ajaib dalam dunia sihir atau sulap-menyulap.Â
Alakazam kabarnya berasal dari bahasa Arab karena serupa dengan kata Al-Qasam yang diartikan sumpah.
Dengan demikian, secara sederhana balakazam dapat dimaknakan sebagai kondisi kejatuhan seseorang atau sekelompok orang secara tiba-tiba dengan atau tanpa kondisi sukseskadabra yang telah diterimanya.
Kejatuhan tiba-tiba dalam waktu cepat atau instan itu sepadan dengan penggunaan kata alakazam yang menggambarkan bukti kemampuannya sebagai mantra atau kata ajaib dalam mengubah, menghadirkan, menghilangankan atau menghasilkan sesuatu dengan cepat dan/atau instan.Â
Balakazam juga mendeskripsikan kondisi kejatuhan seseorang atau sekelompok orang akibat sumpah (serapah), yang bisa terjadi karena kecerobohan, kekeliruan atau keakuan diri.
Serangan netizen dan/atau fandom digital (pasukan atau prajurit digital) melalui fitnah, pengungkapan sisi buruk (aib), cancel culture, petisi boikot, dan hal lainnya seperti malapetaka, kemalangan atau cobaan yang begitu saja terjadi. Â