Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Blink, Pengaruh Dua Detik Dikesan Pertama Tentukan Pilihan Cerdas di Bilik Suara

10 Oktober 2023   04:13 Diperbarui: 10 Oktober 2023   05:48 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua detik di kesan pertama yang dimaksud dalam memilih caleg adalah kemampuan pemilih dalam menilai potensi politik, kompetensi politik, mental politik dan tujuan politik seorang caleg yang baru dikenal atau disaksikannya pertama kali dalam sekejap mata. Dengan kata lain, pemilih mempunyai kemampuan menilai perilaku, sikap atau kepribadian politik caleg secara keseluruhan hanya dalam dua detik di kesan pertama tanpa berpikir.

Akan tetapi kemampuan dua detik tanpa berpikir, yang diperkenalkan oleh Malcolm Gladwell sebagai 'blink patut dipertanyakan bukan saja karena akan sangat sulit menemukan seseorang dengan kemampuan seperti itu. Apalagi berharap seluruh pemilih suara di Indonesia memiliki kemampuan demikian.

Iya, kemampuan berpikir tanpa berpikir atau 'blink' bisa menjadi salah satu rujukan pilih caleg di bilik suara secara cerdas. Tetapi tentu saja tidak banyak orang yang memiliki kemampuan 'blink'. Bayangkan, kemampuan berpikir tanpa berpikir!

Ibarat Anda diminta menilai rasa bakso tapi yang disuguhkan semangkuk mie ayam tanpa ada baksonya, dan ternyata Anda dapat merasakan tekstur, kelembutan bahan, rasa, aroma dan kelezatan rasa bakso seperti ada bakso sesungguhnya yang Anda kunyah. Bukankah ini sama saja dengan perbuatan seorang ilusionis yang sedang memengaruhi seorang audiens, dan ujung-ujungnya perbuatan itu setara dengan dunia gaib, sihir atau mistis.  

Sebagai pengetahuan, 'blink' cukup dapat diandalkan untuk menguraikan argumentasi secara ilmiah untuk cerita tentang ketidakaslian sebuah patung Getty Kouros di pembuka buku karya Malclom Gladwell. Tetapi rasanya tidak akan berarti dalam menilai sosok caleg karena selain tidak semua suara pemilih memiliki kemampuan 'blink', faktanya, para legislatif yang sudah terpilih dan menjalankan roda pemerintahan terbukti selalu ada saja yang berulah, bermasalah hingga berakhir bui.    

Walaupun sangat sedikit yang memiliki kemampuan 'blink', seperti seorang kepala museum di antara para kurator yang mengatakan patung Getty Kouros asli, setiap orang memiliki bekal dasar kemampuan 'blink', yakni 'intuisi'. Sehingga pengaruh dua detik di kesan pertama ketika pemilih melihat caleg tetap memiliki potensi realisasi. Setiap orang hanya perlu fokus untuk mengasah intuisinya.  

 

Referensi  

https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230911-bentuk-bentuk-serangan-fajar-yang-lazim-dibagikan-saat-pemilu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun