Upaya meningkatkan kesadaran dan berpengetahuan digital telah dilakukan oleh pemerintah dengan meluncurkan program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi yang dimotori oleh Kemkominfo. Program GLND Siberkreasi bahkan telah mendapatkan penghargaan internasional Word Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2020. GLND Siberkreasi dinobatkan sebagai Winner dari Action Lines WSIS C4 Capacity Building yang terkait dengan pemenuhan tujuan SDGs Goal 4: Quality Education.
Sedangkan tata kelola ekonomi digital yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab Bank Indonesia telah diupayakan dengan menerbitkan BSPI 2025 (Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025) dan BPPU 2025 (Blueprint Pengembangan Pasar Uang 2025) sebagai landasan pijak bagi Bank Indonesia maupun industri sistem pembayaran nasional untuk menapak ke era digital.
Kemudian kini waktunya bagi konektivitas dalam perannya menginklusifkan dan mengintegrasikan pembayaran digital ke dalam transaksi lintas batas (cross border transaction). Sebuah momentum yang sekaligus menjawab permasalahan kesulitan ketika melakukan transaksi lintas batas yang terhalang oleh ruang, jarak, waktu, penggunaan jenis alat pembayaran dan perbedaan nilai mata uang.
Awal momentum itu beranjak dari pembahasan salah satu isu dalam KTT G20 di Bali tentang konektivitas digital. Berlanjut pada KTT ASEAN 2023 yang mengusung tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth", Indonesia yang kembali didapuk memegang Keketuaan ASEAN memiliki momentum yang semakin kuat untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia melalui pengembangan ekonomi digital dengan merealisasikan konektivitas sistem pembayaran yang inklusif dan integratif.
Didasarkan pada Nota Kesepahaman (NK) Konektivitas Sistem Pembayaran Kawasan yang ditandatangani oleh lima bank sentral dari lima negara ASEAN pada 14 November 2022 termasuk Bank Indonesia di dalamnya, konektivitas sistem pembayaran berbasis fast payment mulai direalisasikan melalui pelaksanaan Proyek Nexus. Realisasi lewat Proyek Nexus merupakan titik awal komitmen Bank Indonesia untuk mewujudkan konektivitas sistem pembayaran yang lebih luas, cepat, murah, mudah, transparan, inklusif dan integratif.
Perjalanan alat pembayaran dan cara bertransaksi yang terus bertransformasi hingga tiba di era ekonomi digital dengan alat pembayaran berupa uang digital melalui cara bertransaksi yang semakin cepat, murah, mudah, transparan, inklusif, integratif dan terkoneksi dalam suatu sistem pembayaran regional---adalah momentum yang bakal mewujudkan bahwa 'semua pembayaran akan digital pada waktunya'.
Akhirnya, semua pembayaran yang telah digital pada waktunya akan menjadi sebuah indikator terbesar dalam menentukan kuantitas dan kualitas pencapaian konektivitas sistem pembayaran regional yang inklusif dan integratif dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi ASEAN sebagai Epicentrum of Growth di kawasan Asia Tenggara dan dunia. Â
Referensi
003, donI. 2021. "Luncurkan Program Literasi Digital Nasional, Presiden: Dorong Masyarakat Makin Cakap Digital", https://www.kominfo.go.id/content/detail/34599/luncurkan-program-literasi-digital-nasional-presiden-dorong-masyarakat-makin-cakap-digital/0/berita, diakses pada tanggal 17 Juni 2023.
Institute, BI. 2023. "Kejahatan Keuangan dalam Pembayaran Digital", https://www.bi.go.id/id/bi-institute/BI-Epsilon/Pages/Kejahatan-Keuangan-Dalam-Pembayaran-Digital.aspx, diakses pada tanggal 16 Juni 2023.