Kegiatan ngelilit anggota dimulai dari mencari dan berupaya menarik anggota dengan menawarkan keuntungan-keuntungan yang bisa diraih oleh anggota baru. Tawaran keuntungannya berkonsep skema fonzi dan kebangsaan. Namun tidak lupa, setiap anggota baru diwajibkan membayar keanggotaan rutin yang dikemas dengan beragam istilah seperti pajak, zakat, infak, iuran, sedekah atau lainnya.
Konsep skema fonzi yang disimulasikan kepada saya jika berhasil merekrut anggota baru bukan berupa uang. Selain karena kewajiban rutin membayar keanggotaan yang dikemas dengan beragam istilah tadi tidak disebut sebagai investasi, melainkan sebagai tabungan pahala yang lagi-lagi seperti pada umumnya kelompok-kelompok berkedok religi, keuntungan yang ditawarkan tidak lain dan tidak bukan adalah surga. Skema fonzi yang ditawarkan berupa kedudukan dalam sebuah struktur yang mirip sebuah negara.
Seorang anggota yang dapat merekrut anggota baru dalam jumlah terentu akan diangkat menjadi perangkat pemerintahan, mulai dari ketua RT, ketua RW, lurah dan seterusnya. Oleh karena kelompok bisnis yang juga berkonsep kebangsaan ini memiliki struktur organisasi dari tingkat presiden hingga desa.
Apakah kelompok bisnis berkonsep skema fonzi dan kebangsaan itu bisa disebut sosialaba? Bisnis bukan kegiatan sosial akan tetapi jika organisasi yang saya argumentasikan sebagai kelompok bisnis tersebut melakukan kegiatan-kegiatan sosial dalam mencari keuntungan, tentu saja kelompok bisnis itu sosialaba.Â
Informasi yang coba saya sampaikan tentang organisasi yang saya argumentasikan sebagai kelompok bisnis di sini adalah cara mereka dalam melakukan kegiatan ngelita atau ngelilit anggota. Cara yang mereka lakukan bahkan lebih cerlik (cerdik, licik dan tengik) jika tidak pantas dibilang cerdas, daripada cara para pemasar pinjaman online ilegal.
Aktivitas sosialaba ngelilit anggota punya maksud dan tujuan yang tidak lain adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya orang yang berpotensi memberikan manfaat atau keuntungan baginya.
Umumnya, aktivitas ngelilit anggota dalam upaya menarik sebanyak-banyaknya anggota untuk kemudian mengambil manfaat atau mengeruk keuntungan dari anggotanya, bisa berhasil jika dilakukan dengan  menggunakan alasan sekaligus tawaran insentif yang beraroma religi.
Kasus yang bisa menjadi acuan dalam merepresentasikan aktivitas tersebut dapat kita saksikan pada beberapa konten story teller para youtuber lewat kasus-kasus terkait religisiositas yang diceritakan dari berbagai belahan dunia. Apakah kasus Aksi Cepat Tanggap (ACT) termasuk salah satunya?
Akhirnya, dan lagi-lagi patut diwaspadai adalah bila ngelita diartikan sebagai NGElakuin sosiaLITA. Ini berarti sosialaba ngelita adalah sosialaba ngelakuin sosialita. Bagaimana jadinya? Tentunya memalukan. Ujungnya sama, menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
Jadi kesimpulannya, sosialita ngelaba atau sosialaba ngelita adalah sama. Menimbulkan kerugian bagi pihak lain sehingga sama-sama patut diwaspadai.
Referensi