Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingat! Bukan Pensiun, Motivator Telah Mati

29 November 2022   11:18 Diperbarui: 29 November 2022   11:26 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada setiap pertandingan sepak bola, penonton dapat langsung melihat dan menilai proses terjadinya gol atau kemenangan yang diraih. Sebuah kemenangan bisa diraih dengan sportifitas atau dicampuri kecurangan (aksi negatif). Sama halnya dengan sukses yang sekarang mudah kita saksikan, prosesnya dapat dilihat seperti melihat proses terjadinya sebuah gol atau kemenangan sebuah tim sepakbola dalam pertandingan, dapat disaksikan dan dinilai secara langsung melalui konten-konten di berbagai flatform media sosial---apakah golnya (suksesnya) dicapai dengan kerja keras dan sportifitas (positif) atau bercampur dengan aksi negatif?

Maka selain dari sumber pemaknaannya, motivator sebagai profesi atau pekerjaan telah mati. Kematian yang digambarkan sebagai kekeliruan dalam mengidentifikasi profesi atau pekerjaan itu. Karena apa yang dilakukan oleh para motivator yang disebut sebagai profesi atau pekerjaan adalah fungsi dari semua elemen yang bisa menjadi motivator tanpa harus mengeluarkan bayaran untuk orang-orang yang dimotivasi.

Penyebab lainnya adalah kehadiran jagat maya atau dunia internet yang menunjukkan adanya indikasi pertumbuhan bagi orang-orang yang bisa mencapai atau meraih harapan dan tujuan (sukses) secara otodidak tanpa arahan atau bimbingan profesi atau pekerjaan motivator. Juga pencapaian kesuksesan yang bermunculan dengan menunjukkan aktivitas dan proses yang paradoks terhadap postulat positifitas dalam interaksinya ketika berburu cuan.    

Oleh karena itu motivator sebagai profesi atau pekerjaan sebenarnya lebih khas dan khusus, serta lebih tepat disebut dengan istilah formulapreneur. Bahwa ilmu yang mereka miliki baik berupa pengetahuan, pengalaman, wawasan, cara, strategi, program, aplikasi, inovasi produk, temuan karya, trik, trip atau apapun itu---semuanya diterapkan dalam kemasan pada susunan atau bentuk tetap; rumus (formula) yang diberi identifikasi, dilabelkan bahkan dipatenkan, kemudian ditransfer melalui penjualan buku, workshop, seminar, pelatihan, mentoring, coaching, counseling pada beragam prospek bisnis atau acara lainnya---dengan menerapkan cara motivator dalam mengarahkan peserta atau audiensi. Tentunya dengan bayaran yang telah disepakati. 

Motivator telah mati. Mati dalam pemaknaannya sebagai profesi atau pekerjaan. Mati dalam komunikasi interaksi sosial yang haus akan keinginan, impian, harapan atau tujuan yang menghentak-hentak meminta untuk segera diwujudkan yang bahkan bisa terlaksana tanpa jasa formulapreneur, yang pada masanya telah keliru dikenal sebagai motivator. Karenanya di dunia yang kini serba digital, formulapreneur diprediksi tidak lagi memiliki probabilitas perkembangan, dan terancam punah bahkan sebelum sempat mengaktualisasi identitas barunya dari kekeliruannya sebagai motivator profesi.  

Jakarta, 1 November 2022

Referensi

Astar, Ruby. 2015. "Beda 'Famous' Sama 'Notorious'",  https://www.kompasiana.com/rubyastari/552a634a6ea834f326552d92/beda-famous-sama-notorious, diakses pada 31 Oktober 2022 pukul 18.13

Emoto, Masaru. 2006. "The True Power of Water. Hikmah Air dalam Olahan Jiwa", Bandung: MQ Publshing

Hasan, Akhmad Muawal. 2019. "Seni Cuek Ala Mark Manson: Kiat Sukses Jualan Buku (Anti) Motivasi, https://tirto.id/seni-cuek-ala-mark-manson-kiat-sukses-jualan-buku-anti-motivasi-dj61, diakses pada 31 Oktober 2022 pukul 18.20

Kamus. 2022. Pada KBBI Daring. Diambil 31 Oktober 2022, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun