Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

0 73935

28 November 2022   11:24 Diperbarui: 28 November 2022   11:39 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak kanan kita berusaha menyebutkan warnanya, tetapi otak kiri kita tetap membaca tulisannya. Ketika kita melakukannya, kita akan terganggu dengan konflik antara pandangan mata dengan pikiran, antara otak kanan dan otak kiri. Tetapi tes warna dan tulisan tersebut dilakukan untuk mengetahui otak mana yang kita gunakan lebih dominan, otak kanan atau kiri.

Konflik yang terjadi pada tes warna dan tulisan tidak muncul ketika kita berupaya mengetahui judul 'Segel O' yang cenderung terbaca baris angka ketimbang tulisan. Oleh karena penulisan angka 0 73935 sebagai judul dimaksudkan untuk mendeskripsikan definisi 'Segel Otak', yang menjadi dasar mengapa kita lebih cenderung membacanya sebagai baris angka, bukan untuk menemukan dominasi otak kanan atau kiri. Tetapi mengapa otak kita tersegel?

Dikutip dari suaramerdeka.com, dalam dunia medis, otak yang melambat lebih dikenal dengan istilah bradyphrenia. Berbagai macam faktor dapat menjadi penyebab otak jadi lambat. Seringkali berasal dari kebiasaan kita yang kurang sehat. Berikut adalah kebiasaan yang menyebabkan lambatnya kinerja otak: jarang melatih otak, strees, minum minuman beralkohol, kurang tidur, dan terlalu sering bermain gawai.

Keterbatasan, hambatan atau melambatnya kerja otak akibat tersegel atau tertutup disebabkan oleh beberapa faktor. Disadur dari buku Trik Dahsyat Mempertajam Daya Ingat karya Nurlan Isna Aunillah, ada tiga faktor penghambat kerja otak untuk berpikir, yaitu lingkungan, kesehatan dan waktu.

Didasari oleh ketiga faktor tersebut faktor penyebab otak tersegel terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan mental, seperti demensia, delirium, bradyphrenia, rasa ingin tahu yang tidak ditumbuhkan, kebencian atau ketidaksukaan terhadap sesuatu yang terus dipupuk, asupan makanan dan lainnya. Faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan dan waktu, seperti folusi atau adiksi pekat (penyakit masyarakat) akibat salah atau keliru dalam pergaulan, disorientizen, polusi digital, ketidaktepatan momentum dan lainnya.   

Kapasitas kemampuan otak yang kita miliki bisa diketahui melalui tes IQ, tetapi hasil tes tidak menentukan bahwa kapasitas kemampuan tersebut berlaku sepanjang hayat. Kapasitas kemampuan otak kita dapat ditingkatkan.

Berusaha keras untuk terhindar dari kondisi segel otak adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan otak. Karena otak yang tersegel membuat daya kemampuannya berkurang maksimal dan menjadikannya terbatas, terhambat atau melambat ketika melihat, menilai, menafsir, mempersepsi, mengontrol perilaku, mengendalikan emosi atau mengambil keputusan.

Seseorang yang berupaya untuk menghindar dari kondisi segel otak, selain  menunjukkan bahwa orang tersebut sedang meningkatkan kemampuan otak, orang tersebut juga tengah menyegel otaknya dari informasi, pengetahuan atau segala hal negatif yang bisa memberikan pengaruh buruk bagi kemampuan otaknya.

Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang dalam kondisi segel otak saat membaca judul tulisan ini sebagai baris angka? Saya coba pasang status pertanyaan, '0 73935 apa yang terbaca?', di aplikasi WhatsApp. Dari 281 nomor kontak, 234 terkoneksi dengan aplikasi WhatsApp, 16 kontak melihat status yang saya pasang, dan hanya 1 kontak yang merespon.

Satu responden menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak terduga. Responden itu menjawab 'O teges'. Jawaban tersebut menunjukkan responden cenderung memiliki pengetahuan atau kebiasaan mengutak-atik bentuk angka dan mengidentikkannya dengan bentuk huruf. 'O TEGES' (O, 7 untuk T, 3 untuk E, 9 untuk G, 3 untuk E dan 5 untuk S). Selain itu, jawaban responden menunjukkan bahwa dirinya memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu.

1 respon dari 16 kontak yang melihat, dari 234 nomor kontak yang terkoneksi WhatsApp bukan hasil keseluruhan untuk menarik kesimpulan atas maksud dan tujuan penulisan kondisi segel otak. Tetapi informasi tersebut bisa menjadi temuan atas fenomena yang terjadi pada cara kita berinteraksi, berkomunikasi dan peduli di era serba digitaliasi sekarang. Apakah temuan ini dapat disebut sebagai 'phubing'?   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun