Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

0 73935

28 November 2022   11:24 Diperbarui: 28 November 2022   11:39 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang terbaca dari judul di atas? Hampir pasti kita tidak bisa membaca tulisan di atas yang lazim disebut judul sebagai kata atau baris tulisan. Judul di atas cenderung terbaca sebagai barisan angka yang terdiri dari nol spasi tujuh tiga sembilan tiga lima. Kita tidak menemukan huruf di sana, kecuali mungkin sebuah angka di bagian depan yang bisa terbaca sebagai huruf 'O'.

Adakah di antara kita yang membaca judul di atas sebagai 'Segel O'? Rasanya tidak atau cenderung tidak. Mengapa tidak? Boleh jadi karena kebiasaan atau habit. Dalam kasus judul di atas terbaca baris angka, salah satu penyebabnya adalah karena otak kita hanya fokus pada kebiasaan membaca dari kiri ke kanan.

Tetapi apakah jika membaca judul tersebut di luar kebiasaan (dari kanan ke kiri) terbaca 'Segel O'? Tidak juga. Barangkali iya, atau tetap terbaca sama berupa baris angka dengan susunan berbeda. Lima tiga sembilan tiga tujuh spasi nol.

Ada kecenderungan kebisaan membaca judul di atas sebagai 'Segel O' bukan sebab membaca dari kanan ke kiri, melainkan pengetahuan atau kebiasaan dalam mengutak-atik bentuk angka dan mengidentikkannya dengan bentuk huruf. Kebisaan membaca judul di atas sebagai kata atau baris tulisan yang terbaca 'Segel O' oleh kebiasaan mengutak-atik bentuk angka dan huruf, belum bisa disimpulkan sebagai intuisi.

Cara terbaik membaca judul di atas sebagai 'Segel O' adalah dengan mata (posisi kepala) terbalik atau posisi layar (gawai, monitor, kertas, media tulis) terbalik. Apakah ketika kita membaca pertanyaan pada kalimat pertama tulisan ini, ada di antara kita yang melakukannya (memosisikan kepala atau layar; gawai; monitor; kertas; media tulis, terbalik)?  

'Segel O' berdasarkan penafsiran judul yang telah dibahas tadi dimaksudkan sebagai 'Segel Otak'. Bahwa kondisi otak atau daya pikir kita telah tersegel atau tertutup oleh apa yang terlihat saja sehingga sebagian besar kita hanya melihat baris angka.

Lebih jauh, otak yang tersegel atau tertutup akan kehilangan daya kemampuannya sehingga memiliki keterbatasan dalam melihat, menilai, menafsir, mempersepsi, mengontrol perilaku, mengendalikan emosi atau mengambil keputusan.

Salah satu cara membuat otak bekerja lebih efektif adalah dengan mengusik rasa ingin tahu atau kepenasaran kita akan sesuatu. Semakin penasaran kita tentang suatu topik, semakin mudah otak untuk mempelajari informasi tentang topik itu. Temuan terkait hal ini diterbitkan dalam jurnal Neuron 2 Oktober 2014, temuan memberikan wawasan tentang apa yang terjadi pada otak saat rasa ingin tahu terusik.

Matthias Gruber, peneliti dari University of California Davis mengungkapkan bahwa rasa ingin tahu yang memotivasi secara intrinsik memengaruhi kemampuan memori, seperti dikutip dari Sciencedaily, Kamis, 8 Oktober 2014. Lalu muncul pertanyaan, apakah di antara kita penasaran dengan sebaris kalimat tanya sebagai pembuka pada tulisan ini? Apakah terjadi konflik pada otak kita saat coba menafsirkan baris angka 0 73935?

Konflik bisa terjadi pada otak kita. Sebuah tes menunjukkan adanya konfik antara otak kanan dan otak kiri. Tes tersebut meminta kita menyebutkan warna atau tulisannya. Coba perhatikan tulisan-tulisan berikut yang menyatakan warna (Kuning Hijau Orange, Biru dan seterusnya)! Lalu sebutkan warnanya bukan tulisannya!  

Kuning  Hijau  Orange  Biru  Ungu  Abu-abu  Merah  Coklat  Pink  Hitam  Putih Merah  Biru  Hijau  Biru  Jingga Kuning Merah Ungu Biru  Abu-abu  Hitam  Cokelat  Putih  Pink Kuning  Ungu (jika warna pada tulisan tak muncul, informasi ini merujuk pada tes psikologi warna dan tulisan yang menimbulkan konflik otak kanan dan kiri)

Otak kanan kita berusaha menyebutkan warnanya, tetapi otak kiri kita tetap membaca tulisannya. Ketika kita melakukannya, kita akan terganggu dengan konflik antara pandangan mata dengan pikiran, antara otak kanan dan otak kiri. Tetapi tes warna dan tulisan tersebut dilakukan untuk mengetahui otak mana yang kita gunakan lebih dominan, otak kanan atau kiri.

Konflik yang terjadi pada tes warna dan tulisan tidak muncul ketika kita berupaya mengetahui judul 'Segel O' yang cenderung terbaca baris angka ketimbang tulisan. Oleh karena penulisan angka 0 73935 sebagai judul dimaksudkan untuk mendeskripsikan definisi 'Segel Otak', yang menjadi dasar mengapa kita lebih cenderung membacanya sebagai baris angka, bukan untuk menemukan dominasi otak kanan atau kiri. Tetapi mengapa otak kita tersegel?

Dikutip dari suaramerdeka.com, dalam dunia medis, otak yang melambat lebih dikenal dengan istilah bradyphrenia. Berbagai macam faktor dapat menjadi penyebab otak jadi lambat. Seringkali berasal dari kebiasaan kita yang kurang sehat. Berikut adalah kebiasaan yang menyebabkan lambatnya kinerja otak: jarang melatih otak, strees, minum minuman beralkohol, kurang tidur, dan terlalu sering bermain gawai.

Keterbatasan, hambatan atau melambatnya kerja otak akibat tersegel atau tertutup disebabkan oleh beberapa faktor. Disadur dari buku Trik Dahsyat Mempertajam Daya Ingat karya Nurlan Isna Aunillah, ada tiga faktor penghambat kerja otak untuk berpikir, yaitu lingkungan, kesehatan dan waktu.

Didasari oleh ketiga faktor tersebut faktor penyebab otak tersegel terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan mental, seperti demensia, delirium, bradyphrenia, rasa ingin tahu yang tidak ditumbuhkan, kebencian atau ketidaksukaan terhadap sesuatu yang terus dipupuk, asupan makanan dan lainnya. Faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan dan waktu, seperti folusi atau adiksi pekat (penyakit masyarakat) akibat salah atau keliru dalam pergaulan, disorientizen, polusi digital, ketidaktepatan momentum dan lainnya.   

Kapasitas kemampuan otak yang kita miliki bisa diketahui melalui tes IQ, tetapi hasil tes tidak menentukan bahwa kapasitas kemampuan tersebut berlaku sepanjang hayat. Kapasitas kemampuan otak kita dapat ditingkatkan.

Berusaha keras untuk terhindar dari kondisi segel otak adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan otak. Karena otak yang tersegel membuat daya kemampuannya berkurang maksimal dan menjadikannya terbatas, terhambat atau melambat ketika melihat, menilai, menafsir, mempersepsi, mengontrol perilaku, mengendalikan emosi atau mengambil keputusan.

Seseorang yang berupaya untuk menghindar dari kondisi segel otak, selain  menunjukkan bahwa orang tersebut sedang meningkatkan kemampuan otak, orang tersebut juga tengah menyegel otaknya dari informasi, pengetahuan atau segala hal negatif yang bisa memberikan pengaruh buruk bagi kemampuan otaknya.

Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang dalam kondisi segel otak saat membaca judul tulisan ini sebagai baris angka? Saya coba pasang status pertanyaan, '0 73935 apa yang terbaca?', di aplikasi WhatsApp. Dari 281 nomor kontak, 234 terkoneksi dengan aplikasi WhatsApp, 16 kontak melihat status yang saya pasang, dan hanya 1 kontak yang merespon.

Satu responden menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak terduga. Responden itu menjawab 'O teges'. Jawaban tersebut menunjukkan responden cenderung memiliki pengetahuan atau kebiasaan mengutak-atik bentuk angka dan mengidentikkannya dengan bentuk huruf. 'O TEGES' (O, 7 untuk T, 3 untuk E, 9 untuk G, 3 untuk E dan 5 untuk S). Selain itu, jawaban responden menunjukkan bahwa dirinya memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu.

1 respon dari 16 kontak yang melihat, dari 234 nomor kontak yang terkoneksi WhatsApp bukan hasil keseluruhan untuk menarik kesimpulan atas maksud dan tujuan penulisan kondisi segel otak. Tetapi informasi tersebut bisa menjadi temuan atas fenomena yang terjadi pada cara kita berinteraksi, berkomunikasi dan peduli di era serba digitaliasi sekarang. Apakah temuan ini dapat disebut sebagai 'phubing'?   

       

Referensi           

Mahbub, Amri. 2014. "Rasa Penasaran Bikin Otak Bekerja Lebih Efektif", https://tekno.tempo.co/read/613010/rasa-penasaran-bikin-otak-bekerja-lebih-efektif?page_num=1, diakses pada tanggal 24 November 2022 pukul 17.35 

SMcom4, Tim. 2021. "Ini Kebiasaan yang Menyebabkan Otak Menjadi Lambat", https://www.suaramerdeka.com/gaya-hidup/pr-042072489/ini-kebiasaan-yang-menyebabkan-otak-menjadi-lambat, diakses pada tanggal 25 November 2022 pukul 12.47

Unknown. 2013. "Kecenderungan Otak Kiri atau Kanan?", http://sehelailidi.blogspot.com/2013/08/kecenderungan-otak-kiri-atau-kanan.html, diakses pada tangal 25 November 2022 pukul 13.00

Zidna, Rozi Rista Aga. 2022. "3 Faktor Penghambat Kerja Otak, Salah Satunya Faktor Kesehatan",  https://yoursay.suara.com/health/2022/02/15/183657/3-faktor-penghambat-kerja-otak-salah-satunya-faktor-kesehatan, diakses pada tanggal 25 November 2022 pukul

                  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun