Di sepanjang perjalanan yang berjarak  lebih kurang tiga ratus meter dari pintu rumah ke kedai bakso, hampir dari setiap rumah terdengar euforia yang sama; Sanusi sang penendang penalti termahal di dunia.  Mereka menyaksikan siaran televisi program acara yang sama. Beberapa di antaranya bahkan nonton bareng di halaman rumah. Dan saya, menyaksikan kegagalan tendangan penalti Sanusi di kedai bakso bersama beberapa orang lainnya yang nonton bareng. Ya, eksekusi penalti gagal.
Mengapa seorang Sanusi bisa gagal? Bukankah mestakung? Semua dukungan semesta sudah mengarah padanya. Nomor potongan karcisnya yang dinyatakan sebagai pemenang, kegemaran dan kedekatannya pada sepakbola, kebutuhannya yang akan terpenuhi oleh hadiah yang didapat, dan ada satu indikasi dukungan semesta lain yang seharusnya tidak memberi kegagalan.
Satu indikasi lain itu memberi kesempatan tendangan penalti yang dilakukan Sanusi memiliki persentase 99,9% keberhasilan. Sehingga jauh melebihi persentase keberhasilan tendangan penalti Lionel Messi dan Christiano Ronaldo.
Pesepakbola profesional Lionel Messi dan Christiano Ronaldo pernah mengalami kegagalan pada tendangan penalti. Seperti dikutip dari bola.com, statistik Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo dari tendangan penalti yang mereka ambil, baik di klub maupun tim nasional, menurut Planet Football.Â
Cristiano Ronaldo, penalti yang diambil di klub: 149. Gol penalti: 127. Persentase sukses: 85.2%. Penalti yang diambil di laga internasional: 22. Gol penalti: 16. Persentase sukses: 72.7%. Total penalti yang diambil: 171. Total gol penalti: 143. Total persentase sukses 83.6%.
Lionel Messi, penalti yang diambil di klub: 109. Gol penalti: 84. Persentase sukses: 77.1%. Penalti yang diambil di laga internasional: 22. Gol penalti: 18. Persentase sukses: 81.8%. Total penalti yang diambil: 131. Total gol penalti: 102. Total persentase sukses: 77.9%.
Data statistik itu menunjukkan bahwa presentase 99,9% keberhasilan tendangan penalti Sanusi masih 16.3% di atas Cristiano Ronaldo dan 22% di atas Lionel Messi. Â Namun tingginya presentase keberhasilan yang didapat dari satu indikasi dukungan semesta lain yang seharusnya tidak memberi kegagalan dan menjadi pembeda itu, ternyata tidak dikehendaki semesta. Sanusi tetap gagal. Kesempatan satu kali menendang penalti yang dilakukan Sanusi membentur tiang gawang.
Satu indikasi dukungan semesta tersebut menguat setelah mengamati pergerakan penjaga gawang saat tendangan penalti dilakukan. Sekilas terbaca juga dari bahasa tubuh penjaga gawang setelah tendangan penalti Sanusi tidak masuk ke gawangnya. Indikasi itu juga dibaca oleh beberapa orang di akun youtube Lensa Olahraga yang langsung mengetikkan komentarnya di video Kemeriahan Perang Bintang Liga Dunhil itu.
Di antara komentar yang menjadi indikasi kuatnya satu dukungan semesta lain, yang tertulis di kolom komentar adalah berikut:
Family Net : Kipernya sengaja gak lompat agar bolanya masuk. Makasih om Alfian Tanjung
XoplaX Project : Emang kipernya baik,, ga ada yang ditepis