Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Bermakna Membebaskan Anak dari Kemalasan

14 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 15 Januari 2025   14:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pembelajaran hanya mementingkan angka, anak akan menghafalkan materi agar bisa menjawab pertanyaan. Di mana pertanyaan sering pula text book berisi hafalan-hafalan belaka. 

Di sinilah muncul kemalasan-kemalasan dalam berpikir kritis. Ketika sudah sesuai dengan materi dalam buku, anak tidak lagi tergelitik pada daya nalarnya. Berhenti cukup di situ saja. 

Berbeda ketika guru memberikan stimulan agar anak dapat berpikir kritis. Anak akan memiliki usaha lebih agar memahami isi Pelajaran. Sehingga mampu menepis kemalasan-kemalasan. Tidak sekadar mengejar target materi atau angka nilai yang ditetapkan.

Di sinilah peran guru membentuk karakter anak. Menghilangkan kemalasan berpikir dalam memaknai pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, dan bermakna. Dengan demikian diharapkan karakter baik dapat terbentuk. Gen Z yang adaptif dan kreatif di era teknologi diimbangi dengan karakter semangat, Kerjasama, dan pantang menyerah. Juga adaptif terhadap lingkungan sekitarnya.

Caranya bagaimana?

Menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pendidik untuk menyiapkan generasi mendatang yang tangguh.

1. Pembelajaran menyenangkan

Telah diketahui bahwa hormon bahagia yang menyenangkan akan dapat menstimulai saraf otak menerima pengetahuan lebih banyak. Untuk itulah diperlukan proses pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan tidak selalu dengan tertawa atau aktivitas fisik. Namun bagaimana pembelajaran itu menimbulkan rasa bahagia bagi anak. Sehingga mereka suka dan gemar belajar. Memiliki kesadaran diri apa pentingnya memahami Pelajaran yang sedang dipelajari.

2. Pembelajaran kreatif

Selain menyenangkan, selama pembelajaran guru dengan anak bisa menciptakan pembelajaran yang kreatif. Pembelajaran yang kreatif dalam arti tidak monoton. Tidak menggunakan metode konvensional, seperti belajar materi, mengerjakan soal, ulangan, lalu ujian. Tidak itu saja. Namun bisa lebih kreatif dengan melakukan suatu analisis masalah untuk mencari Solusi atas suatu permasalahan. Di situ terbangun kerja sama di antara anak. Mereka juga akan lebih kritis dan kreatif dengan adanya dialog dan diskusi antar anak dan guru.

3. Student center learning

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun