Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Depresi pada Lansia, Ini Penyebabnya

11 Januari 2025   19:16 Diperbarui: 11 Januari 2025   19:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterhubungan membuat bahagia. Dokpri.

Semakin dewasa seseorang dan semakin bertambah usia membuat dia menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Namun hal tersebut tidak menjamin orang tersebut tidak memiliki masalah kesehatan. Baik kesehatan fisik maupun mental. Utamanya pada mereka usia lansia. Yaitu mereka yang berumur 60 tahun ke atas.

Kondisi kesehatan yang tidak disiapkan sejak muda akan menyebabkan timbulnya penyakit fisik di usia tua. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas kesehatan menurun. Hal tersebut juga bisa mengganggu kesehatan mentalnya. Sering orang menyebutnya depresi.

Depresi pada lansia harus diwaspadai. Sebab banyak kasus; menurut dr. Tirta. Penyebab kematian pada lansia bukan karena penyakit yang diderita namun karena depresi yang dialami dalam hidupnya.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh National Association of Chronic Disease Directors, banyak lansia mengalami depresi karena situasi yang tidak sama ketika masih muda dulu. Pertambahan usia melambatkan metabolisme dan fisik. Aktivitas yang dulunya diminati bisa jadi tidak lagi nyaman dilakukan ketika usia sudah senior. 

Sebenarnya depresi pada lansia itu seperti apa? Berikut penyebabnya.

1. Masalah Kesehatan

Jamak terjadi, lansia mengalami masalah kesehatan. Tidak hanya satu, terkadang mereka mengalami komplikasi. Ada pula yang mengalami penyakit kronis yang menahun tak kunjung sembuh. Hal tersebut membuat lansia depresi karena merasa putus asa, penyakitnya tidak menemukan jalan keluar menuju kesembuhan.

2. Kesepian dan terisolasi

Banyak anak yang mengungkapkan rasa sayang kepada orang tua dengan tidak mengizinkan orang tuanya bersosialisasi. Mereka diminta untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah. Apalagi berkumpul dengan banyak orang dengan alasan menjaga kesehatan. Sebenarnya niat itu baik, namun mengakibatkan orang tua yang sudah lansia menjadi kesepian. Merasa terisolasi dalam kehidupannya. Selain itu mereka menjadi cepat lupa, pikun atau dimensia.

3. Ketakutan

Lansia sering mengalami ketakutan berlebihan. Mengalami kecemasan akan kematian yang bisa kapan saja terjadi. Hal tersebut juga mempengaruhi kesehatan mentalnya sehingga menjadikan depresi.

4. Ditinggal orang yang disayang

Lansia yang ditinggal pasangannya terlebih dahulu akan mengalami pukulan hebat. Kebiasaan yang dilakukan berdua, tinggal dia sendiri. Jika tidak dikuatkan oleh keluarganya, hal tersebut menyebabkan depresi pada mereka.

Sebagai bentuk perhatian kepada mereka perlu dilakukan beberapa hal agar mereka tidak mengalami depresi. Mereka harus dibantu untuk terus beradaptasi dengan suasana kehidupannya yang baru. Mencoba hal baru dan tetap bersosialisasi seperti sebelumnya.

1. Menjalin hubungan

Meskipun mereka usia senja harus tetap bersosialisasi dengan sesama lansia. Sehingga mereka merasa memiliki keterhubungan dengan orang lain. Sesama lansia yang sefrekuensi. Keterhubungan ini juga bisa dilakukan dengan sesama anggota keluarga. Seperti anak, cucu, dan keluarga lainnya. Dengan demikian orang tua tidak merasa terasing dan terisolasi.

2. Bepergian

Sesekali lansia harus diajak bepergian. Setelah pensiun mungkin mereka tidak pernah bepergian. Untuk itu mereka bisa diajak mengunjungi tempat-tempat yang mereka sukai. Hal tersebut akan menimbulkan perasaan bahagia.

3. Berperilaku hidup sehat

Aktivitas fisik bagi lansia harus tetap dilakukan. Semakin baik mereka menata fisik dan berperilaku hidup sehat akan semakin baik kehidupannya 

4. Menentukan Tujuan Hidup

Meskipun telah di usia senja, mereka harus tetap memiliki tujuan hidup. Misalnya dengan taat beribadah, sehingga tujuan hidupnya adalah akhirat bukan lagi diuniawi.

Meskipun banyak yang menganggap perilaku lansia aka kekanak-kanakan lagi, harus diwaspadai. Bisa jadi itu gejala depresi. Untuk itu harus diantisipasi dengan kegiatan-kegiatan yang membahagiakan bagi mereka. [UAW]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun