Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Taman Kuliner Wonosari, Tempat Favorit untuk Ngabuburit

24 Mei 2018   23:44 Diperbarui: 25 Mei 2018   00:12 2834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali ke Gunungkidul, satu hal yang paling diingat adalah thiwul dan gathotnya. Selain itu walang dan jangkrik goreng yang tak kalah gurih dan renyah saat di makan. Minuman handalnya adalah teh poci gula jawanya yang selalu membuat kangen untuk datang dan menikmatinya.

Walang Goreng. Sumber: tuguwisata.com
Walang Goreng. Sumber: tuguwisata.com
Di Wonosari, Gunungkidul, ada suatu tempat yang mengkhususkan menjadi pusat kulinernya masyarakat Wonosari dan sekitarnya. Tempat tersebut menyediakan berbagai macam sajian mulai dari makanan ringan, makan berat, hingga aneka minuman.

Taman Kuliner Wonosari

Sebagai perantau, saat pulang ke Gunungkidul ada tempat dan makanan favorit yang ingin saya kunjungi dan nikmati. Apalagi saat bulan puasa seperti ini, menikmati suasana sembari buka bersama menjadikan rasa memiliki dan bangga terhadap Gunungkidul tambah besar. Tempat ini bernama Taman Kuliner Wonosari. Berlokasi di Belakang Gedung Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul. Tempatnya luas dan nyaman. Tempat parkir memadahi.

Taman Kuliner Wonosari. Sumber: Yuli yarti
Taman Kuliner Wonosari. Sumber: Yuli yarti
Taman Kuliner yang diresmikan oleh Bupati Gunungkidul dua tahun yang lalu mendapat sambutan baik dari masyarakat. Animo untuk datang dan makan di tempat ini sangat besar. Karena tempat ini menyediakan aneka makanan yang banyak macamnya.

Tiga puluh dua kios yang ada di Taman Kuliner Wonosari ini diisi oleh para pedagang dengan menu berbeda-beda. Tidak ada pedagang yang memiliki menu yang sama. Sehingga tidak terjadi persaingan tidsk sehat antar pedagang. Tidak ada permusuhan dan saling mengalahkan. Pembelipun bebas memilih menu yang diinginkan.

Setiap hari Taman Kuliner ini buka dari pukul 09.00 WIB hingga tengah malam. Namun saat puasa seperti ini buka lebih siang hingga jelang sahur. Pengunjung membludak saat menjelang buka puasa. Seluruh gazebo-gazebo dan selasar juga kursi penuh.

dokpri
dokpri
Nyamannya Taman Kuliner ini karena pengunjung bebas duduk berjam-jam di tempat ini tanpa dibatasi waktu. Selain itu sistem pemesanan dan pembayaran bersifat kekeluargaan. Pesan makanan, diantar, bayar setelah selesai. Kebetulan, menurut pedagang, hingga saat ini belum pernah ada penipuan pembeli yang tidak membayar. Meskipun pembayaran dilakukan di belakang.

Seperti saya, saya juga memfavoritkan tempat ini untuk berkumpul bersama keluarga menikmati hidangan di Taman Kuliner. Gazebo yang disediakan cukup untuk beberapa rombongan kelurga dalam menikmati makanan di sini. Karena gazebo dibangun permanen dan luas. Sehingga sangat nyaman.

dokpri
dokpri
Makanan favorit saya yaitu bakmi godhog. Rasanya mantap dan tastenya khas sekali. Asin gurih tanpa kecap. Beda dengan daerah lain yang biasanya kalau membuat bakmi menggunakan kecap. 

Bakmi Jawa. dokpri
Bakmi Jawa. dokpri
Sedang minumannya adalah teh poci dengan gula jawa. Benar-benar mampu memanjakan lidah.

Teh gula batu. dokpri
Teh gula batu. dokpri
Di sini juga tersedia pedagang yang berderet-deret di pinggir taman dengan menyediakan menu Bakso Bakar. Bakso bakar, namanya mungkin sudah akrab di telinga. Disajikan dengan mangkuk bersanding dengan kuah panas. Dipadu dengan sambal dan saos serta kecap. Tapi lain dengan bakso bakar khas Wonosari ini. Bakso ditusuk layaknya sate, kemudian dibakar dengan rasa yang diinginkan, pedas atau manis. Setelah selesai dibakar dimakan begitu saja tanpa pendamping kuah layaknya bakso biasanya. Hal ini menjadikan sensasi tersendiri, karena dapat dinikmati di manapun pengunjung berada. Bisa sambil makan di gazebo ataupun kursi berpayung di antara gazebo-gazebo tersebut.

Bakso bakar. sumber: cookpad.com
Bakso bakar. sumber: cookpad.com
Kenapa Harus ke Taman Kuliner?

Dilihat dari segi lingkungan dan tata kota, taman kuliner ini sangat memerhatikan ruang hijau pada areanya. Terlihat taman yang tertata apik dengan rumputnya yang hijau. Pohon-pohon yang ditanam di sana juga tumbuh subur. Taman Kuliner ini sangat bersih, sampah hampir tidak nampak. Ada beberapa tempat sampah di sekitar tempat ini namun tidak berserakan atau penuh belum diambil. Ternyata sampah bekas makanan dikumpulkan oleh penjual di tempatnya. "Kurang lebih jam 01.00 WIB atau dini hari diambil oleh petugas." Tutur Sularno, pengelola Taman Kuliner milik pemerintah ini.

Baik orang dewasa maupun anak-anak sangat nyaman di tempat ini. Sebelum menunggu Maghrib, anak-anak bisa diajak bermain di Taman BNI yang berada tepat di seberang Taman Kuliner. Di tempat ini anak-anak bebas berlari-lari dan bermain. Tempatnya luas dan disediakan berbagai fasilitas permainan seperti naik tangga dan juga ayunan.

Lebih membahagiakan lagi, di sebelah selatan, tepatnya di sisi alun-alun Pemda Gunungkidul terdapat becak-becak hias yang dapat disewa dan dikayuh mengitari alun-alun hingga Taman Kuliner dan kembali ke alun-alun. Dengan harga sewa yang terjangkau dan membuat sehat pengunjung. Karena mereka mengayuh sendiri besak tersebut. Menjadi sarana olah raga yang menyenangkan. Sambil menyelam minum susu. Sambil berpiknik bahagia badan jadi sehat.

youtube.com
youtube.com
Anak-anak saya sering mengajak ke tempat ini setiap kali pulang ke rumah neneknya. Meminta makan di taman Kuliner dan bermain di sana. Sebelum pulang diakhiri dengan bermain aneka permainan yang banyak disediakan pedagang di alun-alun, dan naik becak hias. Dikayuh dengan mengelilingi alun-alun Wonosari.

Tempat ini memang menawarkan kelengkapan wisata kuliner dan tempat bermain yang tak jauh dari jangkauan masyarakat Wonosari. Dari akses kendaraan mudah, hingga tempat yang mudah dicari. Makanan yang disediakan enak, tempatnya juga nyaman. Saya dan keluarga jadi selalu ke sini setiap kali mudik ke tempat Neneknya anak-anak. Apalagi saat menjelang lebaran dan habis lebaran. Taman Kuliner hampir tak mampu menampung pembeli. Sampai membludak di selasar-selasar. Duduk saling berdekatan. Namun tak mengurangi kenyamanan pembeli dalam menikmati suasana dan kuliner di tempat ini. (Ummi Azzura Wijana)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun