Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyiapkan Kecerdasan Anak Sejak Dini

16 Maret 2018   06:14 Diperbarui: 16 Maret 2018   07:06 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan seseorang lebih dari satu akan bisa melejitkan karir seseorang dalam karir dan kehidupannya. Hal ini banyak terbukti, misalnya seniman yang memiliki kemampuan intrapersonal yang tinggi. Penulis yang memiliki kemampuan kinestetik jasmani. Bisa jadi seseorang memiliki kemampuan musikal yang tinggi namun memiliki kecintaan terhadap alam. Sehingga karya yang dihasilkan lebih banyak mengapreasiasi alam dan lingkungan.

Jadi jangan pernah menyalahkan anak ketika memilih karir tak sesuai  dengan keinginan orang tua. Justru peran orang tua akan memotivasi anak  untuk menjalani pilihannya. Tidak semua karir yang dianggap mentereng  atau lebih berkelas akan enjoy dijalani oleh seorang anak. Jika  dipaksakan justru akan membebani pikiran dan hidup anak. Jadi biarkan  mereka menentukan pilihannya sendiri. Ibarat kertas putih, akan lebih  baik mereka menuliskan sajak-sajak kehidupannya sendiri yang lebih  berwarna.

Bagaimana Ayah, Bunda. Apakah kita sudah menemukan kecerdasan yang dimiliki anak-anak kita? Pasti sudah. Jika belum, harus digali dan dibimbing supaya kecerdasan yang ada tak terbuang sia-sia atau bahkan terpendam dalam-dalam di dasar pemikiran anak kita.

-Ummi Azzura Wijana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun