Museum ini melayani kereta wisata Ambarawa-Bedono pp, Ambarawa-Tuntang pp dan lori wisata Ambarawa-Tuntang pp. Kereta wisata Ambarawa-Bedono pp atau lebih dikenal sebagai Ambarawa Railway Mountain Tour ini beroperasi dari museum ini menuju Stasiun Bedono yang jaraknya 35 km dan ditempuh 1 jam untuk sampai stasiun itu. Kereta ini melewati rel bergerigi yang hanya ada di sini dan di Sawahlunto. Panorama keindahan alam seperti lembah yang hijau antara Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu dapat disaksikan sepanjang perjalanan.
Pemandangan yang dapat dinikmati dari kereta dan lori Ambarawa-Tuntang pun tak kalah bagusnya. Kereta ini berangkat dari stasiun menuju Stasiun Tuntang yang berada sekitar 7 km dari museum. Di sepanjang jalan dapat dilihat lanskap menawan berupa sawah dan ladang dengan latar belakang Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Rawa Pening di kejauhan. Kereta ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, tetapi ditutup pada 1980-an karena prasarana yang rusak. Harga karcis kereta wisata adalah Rp50.000 per orang, sedangkan lori Rp10.000 per orang. Harga sewa kereta Rp3.000.000.
Rawa Pening
Penjelajahan berlanjut ke arah timur. Di sebelah Tenggara Kota Ambarawa ada sebuah Rawa yg dikenal dengan sebutan Rawa Pening. Asal muasal rawa tersebut menurut geologist J. Van Bemellen, Rawapening merupakan cekungan danau tektonik, yang terjadi dari peristiwa tektonik gravitasi, yaitu pergeseran akibat gaya berat, yang mengakibatkan Gunung Telomoyo Purba, yang dikenal sebagai Gunung Soropati, sobek dan menghasilkan sesar Klegung yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Pada Masa Pra-sejarah, sisi timur Gunung Soropati bergeser ke arah timur laut, sehingga daerah antara Gunung Telomoyo dan Pegunungan Payungrong mengalami depresi.
Akibatnya, bagian kaki dasarnya patah dan terlipat, sehingga membentuk cekungan yang terisi air hujan dan menghasilkan banyak mata air dari patahan aquifer. Cekungan inilah yang dikenal sebagai Rawapening. Rawa ini menjadi sumber air utama Sungai Tuntang, yang bermuara ke Laut Jawa. Nah, Pada tahun 1921-1923, Pemerintah Hindia Belanda membendung aliran air yang keluar dari Rawapening, dengan membangun Bendung Gerak Jelok (lebar 43,25 m dengan 6 pintu radial) pada bagian hulu Sungai Tuntang, untuk dialirkan ke turbin PLTA Jelok dan Timo yang berkapasitas 25 MW (Damar Kumala, 2010).
Eling Bening
Eling Bening sebenarnya merupakan wahana wisata baru. Dikelola oleh swasta namun dibuka untuk umum. Tiket masuk seharga 15.000 per orang memermudah wisatawan untuk memasuki kawasan ini. Di dalamnya terdapat fasilitas berupa restoran, tempat pertemuan, dan juga kolam renang serta taman tempat bermain anak.
Tempat Wisata Lain
Ambarawa sebagai kecamatan yang memiliki sejarah yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia juga dekat dengan tempat wisata lain. Di sebelah barat Ambarawa terdapat dataran tinggi, puncaknya Semarang. Tepatnya lereng gunung Ungaran. Di sini terdapat Kompleks Candi Gedong Songo yang merupakan candi peninggalan Hindu. Candi ini diketemukan oleh Rafles pada tahun1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra Abad ke 9(tahun 927 masehi).