Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak SD Tawuran, Salah Siapa?

28 Februari 2018   20:38 Diperbarui: 28 Februari 2018   21:25 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap pelajar SD ini sangat memrihatinkan. Karenanya pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat khsususnya orangtua harus lebih gigih memberikan perhatian ekstra agar anak-anak usia SD ini mampu mengembangkan potensinya dengan baik.

Peran Orang Tua

Orangtua adalah tempat pendidikan pertama bagi anak. Jadi peran orang tua yang akan membentuk karakter anak. Kepedulian orang tua terhadap perkembangan anak akan menumbuhkan potensinya lebih meningkat. Orang tua harus berusaha untuk tidak mementingkan kebutuhan sendiri dengan mencari nafkah demi anak, namun melupakan masa depannya.

Sisa waktu belajar di sekolah dimanfaatkan untuk hal-hal positif. Misalnya dengan kegiatan keagamaan, olah raga, bermain, dan belajar di alam dengan menyenangkan. Tidak asal anak bahagia, oran tua menyediakan fasilitas yang berlebihan yang tidak sesuai umur, misalnya telepon genggam untuk main game dewasa, menonton televisi berlama-lama tanpa didampingi orang tua, dibiarkan mengendari motor dan mobil, dan lain sebagainya.

Diharapkan dengan pendampingan, perhatian, dan kegiatan positif tersebut pelajar SD ini bisa memanfaatkan waktunya dengan baik. Tidak terpengaruh dengan hal-hal negatif yang mungkin saja muncul dari media, baik media online maupun media televisi, dan media cetak yang mungkin saja mereka lihat tanpa sengaja.

Peran Sekolah

Sekolah yang menjadi tempat menimba ilmu sebaiknya menjadi sebaik-baik tempat dalam menempa karakter peserta didik. Sekolah tidak hanya memberikan pelajaran namun pendidikan karakter. Anak-anak dipahamkan dan ditanamkan pendidikan karakter agar menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Menjadi generasi bangsa yang berkarakter dan bermartabat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan cara apa? Bisa dengan pembiasaan-pembiasaan yang baik saat di sekolah dan hal lain yang bermanfaat.

Untuk itulah sekolah sebaiknya melakukan tindakan-tindakan preventif agar perilaku negatif seperti tawuran yang (ternyata bisa) terjadi di kalangan pelajar SD tidak terjadi. Pertama, Institusi pendidikan tetap memertahankan dan mengawal pendidikan karakter berwawasan kebangsaan di sekolah. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan sikap disiplin, kerja keras, mandiri, dan kreatif. Peserta didik pun akan memiliki sikap toleransi, demokratis, spirit kebangsaan yang tinggi, cinta tanah air, dan cinta damai.

Kedua, Kegaitan literasi sekolah untuk memotivasi peserta didik agar memiliki kebiasan gemar membaca dan rasa ingin tahu yang tinggi. Berakhlak mulia dan berperilaku jujur. Mampu bersahabat, memiliki kepedulian sosial, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Apabila dua dukunga dari orang tua dan sekolah ditempuh, maka pendidikan karakter di kalangan pelajar akan menjadi benteng terhadap pengaruh buruk pada perila anak. Kegiatan yang tidak selaras dengan perkembangan masa emas anak usia SD,

Magelang, 28 Februari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun