Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menu "Instagrammable" Dikemas Kekinian

23 Februari 2018   19:24 Diperbarui: 24 Februari 2018   07:51 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret dulu sebelum makan. Dokpri.

Kuliner saat ini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang. Meskipun sejak dulu kuliner, pangan, merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun saat ini, kuliner yang dimaksud sangat penting bagi masyarakat kekinian adalah kuliner yang instagramable. Mengikuti perkembangan teknologi saat ini yang sangat pesat.

Baik bentuk maupun tempatnya. Apalagi saat ini, media sosial sepertinya menjadi media utama yang digunakan untuk mengiklankan makanan. Banyak tempat makan (kulineran) yang mengundang bloger untuk mereview makanan dan tempat usaha mereka. Alhasil usaha kuliner baru langsung melambung berkat unggahan gambar di media sosial maupun ulasan yang menarik di blog para bloger.

Saat ini makan di tempat makan memang menjadi gaya hidup tersendiri. Kadang-kadang jenis makanan tidak begitu penting. Orang pergi makan mencari suasana saja, missal sambil ngobrol atau kerja daring menggunakan laptop maupun handphone. Selain itu, tempat makan yang menyediakan free wifi biasanya akan diserbu anak-anak remaja. Sambil makan, ngobrol, dan berselancar ria menikmati free wifi di tempat makan tersebut.

Instagramable

Tempat makan yang bersih dan rapi sekaligus memiliki tempat yang asyik untuk berswafoto menjadi tujuan para konsumen. Sambil menunggu makanan datang biasanya konsumen asyik bercanda sambil berfoto-foto. Makanya tempat makan saat ini banyak yang menyediakan spot-spot foto. Membuat yang makan merasa nyaman, gembira dan bahagia.

Potret dulu sebelum makan. Dokpri.
Potret dulu sebelum makan. Dokpri.
Selain tempat, penyajian juga menjadi hal yang utama dipersiapkan oleh pemilik tempat makan. Makanan yang biasa dikemas sedemikian rupa, sehingga saat difoto kelihatan sangat menarik. Konsumen tanpa sadar asyik memotret dan mengunggahnya di media sosial. Hal ini merupakan ilmu marketing yang jitu. Pemilik usaha makan tak perlu susah-susah mengiklankan di media lain, berita sudah menyebar sendiri. Dilakukan oleh konsumen dengan senang hati.

Untuk itulah tempat dan makanan yang instagramable sangat diminati oleh para konsumen. Apalagi jika tempat tidak memberikan charge bagi konsumen yang sekedar nongkrong pesan minum, ngobrol sepuasnya di tempat itu. Mereka pasti betah berjam-jam di tempat makan.

Makanan Kekinian

Penyajian menjadi kunci utama suatu makanan untuk menarik pembeli. Makanan yang biasa dikemas dengan baik. Keterampilan seperti ini selain bakat juga sebuah keterampilan yang tak semua orang memilikinya. Jika tidak terbiasa, makanan yang disajikan pun akan biasa saja.

Minuman yang dikemas cantik. Dokpri.
Minuman yang dikemas cantik. Dokpri.
Keterampilan mengemas makanan ini ternyata dimiliki oleh anak-anak SMK jurusan Tata Boga. Selain memasak, mereka juga harus jago menyajikan. Sehingga keterampilan mereka komplit. Jadi tidak salah jika perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dibidang makanan selalu mencari lulusan SMK untuk diminta bekerja di perusahaan mereka. Karena mereka sudah tahu kompetensi oleh anak SMK.

Memang tidak semua karyawan dalam sebuah tempat makan adalah lulusan SMK. Namun mereka rata-rata dari SMK. Lulusan SMK ini akan lebih cepat menyesuaikan perusahaan karena selama di sekolah kompetensi yang diberikan memang disesuaikan dengan kondisi di industri.

Kompetensi mengemas ini ditekuni oleh anak SMK. Mereka melakukan latihan dan kemudian diujikan kompetensi yang dimilikinya. Penguji tidak hanya dari guru mereka namun juga melibatkan penguji dari praktisi. Yaitu orang-orang yang telah berkecimpung dalam dunia Tata Boga dan Perkulineran sejak lama. Tidak heran jika menu harian bisa dikemas kekinian. Karena memang kemampuan mereka telah teruji dengan baik sesuai standar yang ditetapkan oleh industri.

Magelang, 23 Februari 2018

Ummi Azzura Wijana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun