"Lakonana uripmu kanthi seneng lan kepenak!" aku terbengong-bengong.
"Jalani hidupmu dengan bahagia dan nyaman. Rejeki, jodoh, kematian, itu kuasane gusti. Jangan pernah kau risaukan." Seolah Mak Sum ingin menerjemahkan untukku.
Aku hanya diam. Beribu tanya dalam batinku. Sudahkah aku jalani hidupku dengan bahagia dan nyaman? Selama ini aku hanya meladeni setiap prasangka dalam pikiranku, yang berkutat dalam hatiku. Hingga waktuku habis untuk memikirkan anggapan dan perkataan orang. Tak mensyukuri apa yang aku miliki. Mestinya aku berpikir masih banyak yang tak seberuntung diriku.Â
Kalimat Mak Sum sangat dalam. Banyak yang ingin ia sampaikan melalui kesahajaannya. Aku butuh waktu untuk menjadi seperti yang kau sampaikan, Mak.Â
Sejurus lalu tak ada yang bicara. Hanya gemerisik dua tiga daun bambu yang bersentuhan di pojok depan rumah Mak Sum. Mengalun mengiringi lamunanku. Mungkin juga Mak Sum yang menunggu reaksiku.
Rintik hujan mendadak menyiramkan lagu cinta di hatiku.
Ah... hidup!
Â
#bersambung
Â
Tidar, 15102016