Mohon tunggu...
Sumiarti Haryanto
Sumiarti Haryanto Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

suka humor, sentimentil, suka membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Poligami Izin atau Tidak, Tetap Menyakitkan

21 Maret 2017   15:55 Diperbarui: 22 Maret 2017   00:00 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Poligami yang terjadi pada masa tersebut juga dengan jumlah yang sangat banyak, seseorang bisa berpoligami dengan puluhan sampai ratusan istri. Jadi, dengan kehidupan monogami yang dilaksanakan Nabi selama 25 tahun tentulah hal yang sangat revolusioner pada zamannya. Artinya, poligami tentu bukan anjuran atau sunnah, apalagi kewajiban kecuali dengan alasan yang sangat kuat.

Sebagian muslim yang percaya bahwa poligami adalah sunnah Nabi bahkan masih memegangi aturan bahwa ketika ada seorang laki-laki yang akan menikah lagi maka dia tidak perlu ijin dari istri pertamanya. Itulah mengapa beberapa laki-laki yang berpoligami tidak izin kepada istrinya alias diam-diam, meski alasannya apakah karena yakin dengan aturan tidak perlu izin ataukah takut istri pertamanya akan murka. Hukum positif di Indonesia (UU perkawinan tahun 1974) justru mewajibkan suami harus mendapat persetujuan istri pertama jika akan menikah lagi.

Nah, apa yang terjadi dengan Ustadz al Habsyi atau ustadz yang lain yang berpoligami...........apakah motivasi mereka benar-benar karena menjalankan sunnah atau mereka memanfaatkan sunnah tersebut untuk menyalurkan hasratnya kepada banyak perempuan? Hanya Allah dan ustadz yang tahu. Yang pasti, Mbak Putri Aisyah sedang merepresentasikan hati banyak perempuan di Indonesia yang merasa sangat susah menerima kenyataan bahwa cintanya terbagi dengan perempuan lain. Apalagi sembunyi-sembunyi diduakan. Addduhhh...Sakitttttt Stad.....!!! Ini gatel atau memang sunnah??? Entahlah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun