Sore itu ku pejamkan mataÂ
Jiwaku seketika terbangun, menghampiri pada sebuah rasaÂ
Pikirku berbelit, bertengkar antara rasa dan logikaÂ
Waktu seakan berbalik arah memaksa mengingat akan suatu lukaÂ
Napas sesakan dada dalam tangis yang kian nyata
Aku berpaling dalam untaian doaÂ
Sebuah kata yang terucap berulang tanpa sadar menyelimuti seorang jiwaÂ
Berharap tenang dalam suatu lukaÂ
Detik waktu terus berjalanÂ
Aku kembali pada lukaÂ
Air mata terjatuh menyelimuti segala pinta
Rasa takut, khawatir, menyesal, dan kecewa sepertinya hal yang sangat biasa mempertemukan lukaÂ
Luka yang semakin hari semakin menyakitkan di dada
Tentu saja membuat jiwa semakin tak terkuasa
Seketika ku buka mata dengan tatapan kosong melihat dunia nyataÂ
Nyatanya, dunia akan selalu berjalan seperti tanpa lukaÂ
Canda tawa akan menghiasi harinya walau aku seakan sehancur-hancurnyaÂ
Dunia akan tetap menyambutku
Tanpa rasa ingin tahu tentang rasa yang berkecamuk dalam jiwaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H