Mohon tunggu...
Sumayyah
Sumayyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Sastra Arab UGM

Pembelajar seni hidup disayang Allah, berkah, dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kata Siapa ke Luar Negeri Harus Mahal? [Cahaya di Negeri Dua Benua: Pengalaman Berkunjung ke Istanbul]

5 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 5 Desember 2021   12:13 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Hari ke-2 di Turki, kami mengunjungi satu tempat yang sangat terkenal dan menjadi icon-nya Turki. Apa lagi kalau bukan Masjid Sultan Ahmet di Hagia Sophia. Siapa yang tidak tahu dengan masjid yang satu ini? Bahkan orang yang belum pernah ke Turki pun sudah memimpikan ingin mengunjunginya. Arsitektur bangunan dan kaligrafi-kaligrafinya yang indah selalu menjadi sasaran para pelancong untuk berburu foto-foto aesthetic. Jika anda berangkat dari Taksim, anda hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai di Hagia Sophia. Dengan menaiki otobus satu kali, lalu menaiki metro, dan sampailah di Hagia Sophia. Ketika memasuki masjid, anda akan disuguhi kaligrafi-kaligrafi indah di dinding dan langit-langit masjid. Selain bisa berfoto menarik di sana, anda bisa menunaikan shalat dan juga belajar sejarah. Jika anda datang bersama rombongan tour, atau menyewa tour guide, dia akan menceritakan sejarah singkat masjid tersebut. Suasana di sana begitu syahdu, cuaca yang cerah pun semakin menampakkan kemolekan bangunannya. Masjid-masjid di Turki kebanyakan berbentuk hampir sama dengan masjid Sultan Ahmet, hanya ada beberapa yang membedakan, seperti warna kubah, jumlah kubah, luas bangunan, dan kaligrafi-kaligrafinya.

            For your information, waktu Turki dengan waktu Indonesia Barat berbeda 4 jam. Dan waktu shalat di Turki berbeda dengan di Indonesia. Waktu shalat yang berbeda di antaranya dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Di Turki waktu dzuhur adalah pukul 1 siang, ashar pukul 5 sore, maghrib pukul 7 sore, dan isya pukul 9 malam. Namun, berbeda lagi jika sudah masuk musim dingin. Jadi, tidak aneh jika pukul 7 sore di Turki masih terlihat lumayan cerah, karna baru memasuki waktu maghrib. Dan orang-orang notabennya keluar rumah sampai jam 10 bahkan 11. Saya pun selama di Turki, pulang ke tempat menginap selalu malam hari antara pukul 10-11.

(Dokpri). Selat Bosphorus
(Dokpri). Selat Bosphorus

            Destinasi ke-2 yang kami kunjungi adalah selat Bosphorus, dengan harga sekitar 4-8 TL kami sudah bisa menaiki kapal untuk menyeberangi selat Bosphorus. Setelah menaiki kapal, kami cepat-cepatan menempati tempat duduk. Tempat-tempat yang banyak diincar adalah di bagian luar depan, luar atas, dan pinggir. Karena sangat leluasa untuk melihat view dari sana, apalagi untuk foto-foto. 

Malam itu, kapal tersebut membawaku terombang-ambing dan terpercik ombak selat Bosphorus. Air yang memisahkan namun menyatukan dua benua. Saya disuguhi pemandangan yang begitu indah di pelupuk mata. Dua cahaya dari dua benua menjadi aktor yang berhasil memenangkan hatiku saat itu, “apakah aku adalah orang yang paling beruntung?” itulah yang ada di pikiranku malam itu.

            Masih banyak destinasi yang bisa dikunjungi, yang setiap tempatnya selalu sarat akan makna dan sejarahnya. Gaya-gaya klasik khas Eropa, selalu menjadi daya tarik yang kuat dari setiap bangunannya. Tak perlu khawatir kehabisan rencana, karna akan selalu ada sesuatu yang menarik untuk dikunjungi. Contohnya tempat-tempat yang saya kunjungi setelah masjid Sultan Ahmet dan selat Bosphorus, yaitu Camlica Camii, Masjid Ortakoy, Masjid Suleymeniye, Galata Tower, dan Grand Bazaar.

(Dokpri). Camlica camii
(Dokpri). Camlica camii

Camlica camii adalah masjid terbesar Turki yang terletak di Turki bagian Asia. Letaknya pun di dataran tinggi, jadi jika kita lihat dari jauh, masjid ini berada paling atas dari masjid-masjid lainnya. Udara di sana sejuk, anginnya kencang, dan dari halaman luar masjidnya kita dapat melihat padatnya kota Istanbul dari atas. Bangunannya sangat besar dan luas, menurut saya semua spot di sana sangat cocok dijadikan sebagai background foto-foto aesthetic.

(Dokpri). Masjid di Ortakoy
(Dokpri). Masjid di Ortakoy

Selain itu, ada juga masjid yang patut dikunjungi yaitu masjid Ortakoy. Masjid ini terletak di pinggir laut atau selat Bosphorus. Dari sana kita dapat melihat benua Asia di satu sisi dan benua Eropa di sisi lainnya. Air laut yang biru sangat menyejukkan mata, apalagi dipadukan dengan langit yang begitu cerah, arsitektur masjid yang bergaya Eropa, dan merpati-merpati di halaman masjid dan pinggir-pinggir laut.

(Dokpri). Masjid Suleymeniye/Sulaimaniyah
(Dokpri). Masjid Suleymeniye/Sulaimaniyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun