Hujan merupakan bagian dari siklus air yang sangat bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan di Bumi. Namun demikian hujan juga merupakan salah satu penyebab bencana alam yang merusak dan berbahaya, bahkan mematikan yang disebut bencana hidrometeorologi. Hujan menjadi bencana jika kuantitasnya ekstrim, baik ekstrim sangat besar maupun ekstrim sangat kurang. Begitu eratnya kaitan antara hujan dengan kehidupan manusia, banyak ayat Al Quran yang menyebut tentang hujan.
Dalam Al Quran, hujan dinyatakan dalam beberapa istilah. Sesuai urutan ayat dalam mushaf Al Quran, pertama kali hujan disebut dalam surat Al Baqoroh ayat 19 dengan istilah shoyyibun, dan istilah itu menjadi doa ketika turun hujan, "Allahumma shoyyiban nafin (Ya Allah, jadikan hujan ini yang bermanfaat)".Â
Kata yang banyak digunakan untuk menyebut hujan adalah ghoitsun (QS. 31: 10, 34; 42: 28; 57:20) atau dalam bentuk fil majhul (kata kerja pasif) yaitu yughootsu yang artinya diberi hujan (QS. 12:49). Penyebutan hujan yang lain yang juga digunakan untuk menyebutkan hujan adalah wabilun (QS. 6: 6; 11:52; 71:11) dan midroron (QS. 2: 264,265) yang diartikan hujan lebat. Ada juga isilah mathoro, namun mathoro digunakan untuk menyebutkan hujan batu atau hujan yang sifatnya azab dari langit, seperti yang pernah ditimpakan pada kaum Sodom ummat Nabi Luth yang durhaka dengan perbuatan dosa besar semacam LGBT (QS. 7:84; 8:32; 11: 82). Â
Penyebutan paling banyak dalam Al Quran menggunakan dengan kalimat anzala minassamaa-i maa-an (Allah yang telah menurunkan air dari langit) atau kalimat sejenisnya, pertama kali disebut dalam surat Al Baqoroh ayat 22. Allah telah menurunkan hujan dari langit (atmosfer) dapat disederhanakan dengan istilah hujan namun juga mengandung pengertian bahwa air di Bumi berasal dari atmosfer yang turun melalui proses yang disebut hujan.Â
Berdasarkan teori proses evolusi pembentukan Bumi yang diawali dengan nebula, sekitar (3,3 - 4,5) milyar tahun yang lalu (calon) atmosfer Bumi memiliki kandungan uap air yang sangat tinggi sampai lebih dari setengahnya. Memasuki eon archean sekitar 4, 1 milyar tahun yang lalu Bumi mengalami pendinginan yang mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air tersebut secara besar-besaran dan turun menjadi hujan. Proses hujan ini berlangsung sangat lama sekitar satu milyar tahun sehingga mengisi segala permukaan Bumi dan membentuk lautan.
Sampai sekarang hujan masih terus berlangsung, tetapi bukan hujan yang menguras air yang ada di atmosfer untuk diturunkan ke Bumi. Hujan yang terjadi sekarang merupakan bagian dari siklus hidrologi yang memutar air dalam seluruh sistem yang ada di planet Bumi. Air berputar, air di lautan dan juga di daratan (hidrosfer) menguap ke atmosfer, kemudian turun ke daratan (litosfer) sebagai hujan, di daratan air meresap ke dalam tanah dan mengalir menuju ke lautan, dan dalam perjalanannya ke lautan air dimanfaatkan dalam kehidupan di Bumi dan ada yang langsung menguap ke atmosfer. Hujan air juga merupakan salah satu bagian dari parameter iklim yang ada di planet Bumi dan tidak dijumpai di planet lain
Air di Bumi berasal dari atmosfer merupakan unsur utama kehidupan (waja'alna minal maa-i kulli syai-in hayyi  dari air Kami jadikan semua kehidupan, QS. 21: 30). Sejarah kehidupan di Bumi dimulai setelah adanya air hujan yang turun ke Bumi di masa lampau sekitar 4,1 milyar tahun yang lalu, yang diawali dengan makhluk hidup yang sangat sederhana yaitu makhluk hidup bersel tunggal cyanobacteria.Â
Setelah itu, dilanjutkan dengan proses fotosintesa makhluk hidup yang ada di Bumi dan akhirnya berkembanglah dengan cepat keanekaragaman kehidupan yang ada di Bumi, sehingga Bumi siap menjadi tempat hunian untuk Nabi Adam dan isterinya beserta anak keturunannya, sampai kita manusia pada jaman ini.
Selain sebagai unsur utama kehidupan, air (hujan) juga memelihara keberlangsungan kehidupan yang ada di Bumi. Dalam Al Quran banyak disebutkan "dengan air hujan, Allah menghidupkan kembali Bumi setelah matinya", antara lain dalam surat An Nahl ayat 65. Savana yang kering kerontang, biji-bijian dan akar bahar yang tidak memperlihatkan tanda kehidupan pada musim kemarau, setelah turun hujan berubah menjadi tanaman yang subur.
Air hujan melewati atmosfer yang banyak mengandung unsur nitrogen menjadi pupuk yang bagus buat tanaman, maka dengan air hujan itulah Allah mengeluarkan rizki berupa bahan pangan (tsamaroti). Kita banyak diingatkan akan nikmat hujan sebagai sumber rejeki berupa tsamaroti antara lain dalam surat  Al Baqoroh ayat 22.Â
Manfaat hujan yang lain adalah sebagai sarana untuk bersuci (QS. 8: 11). Selain air digunakan untuk mensucikan badan dari hadast, air  bersifat pelarut yang baik yang dapat membersihkan segala macam kotoran, bahkan kotoran (zat pencemar) yang ada di atmosfer dapat dibersihkan oleh air hujan.