Mohon tunggu...
Sumarti Saelan
Sumarti Saelan Mohon Tunggu... Freelancer - FREELANCE

FREELANCE

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Launching Aplikasi PRIMA, Inovasi Persembahan IDAI untuk Anak Indonesia

2 Agustus 2016   11:26 Diperbarui: 2 Agustus 2016   11:48 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Antonius Pudjiadi, Sp. A (K), Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K) dan DR. Dr. Aman Pulungan Sp. A (K), Trio Dokter IDAI yang membidani lahirnya Aplikasi PRIMA (Image dok.pri)

Dalam kesempatan launching kali ini, Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K) MPH mengajak undangan yang hadir di launching demo cara menimbang dan mengukur anak yang tepat dan memasukan data ke aplikasi PRIMA.

Bagian Materi Edukasi Orang Tua, ke depan untuk membuat pengguna mungkin akan mmenarik ditambah artike kesehatan hingga DIY (tutorial) stimulasi anak dalam bentuk audio visual
Bagian Materi Edukasi Orang Tua, ke depan untuk membuat pengguna mungkin akan mmenarik ditambah artike kesehatan hingga DIY (tutorial) stimulasi anak dalam bentuk audio visual
Dan dari diskusi tanya jawab berlangsung, didapat beberapa masukan dan kesimpulan :

IDAI menerima semua masukan dari semua pihak untuk pengembangan aplikasi ini ke depan. Pada dasarnya aplikasi ini akan terus dikembangkan untuk memenuhi standart dan kebutuhan masyarakat dan dokter sendiri. Mulai pengembangan database yang memang harus terus dikembangkan secara maksimal untuk menampung data.

Pengembangan tools dan fungsi, banyak harapan ke depan aplikasi ini bukan sekedar alat pantau dan deteksi dini gangguan perkembangan pada anak secara sederhana, tapi juga deteksi kelainan lebih dalam, seperti anak berkebutuhan khusus seperti kecenderungan menderita Autisme.

Diharapkan bisa jadi P3K digital anak, menyimpan data vaksinasi anak, menjadi penyimpan rekam medis untuk anak yang bisa digubakan di mana pun dan kapan pun. Meski pindah domisili.

Ya, saya salah satu orang tua yang pernah mengalami kesulitan saat anak sakit dan harus diopname di sebuah Rumah Sakit. Namun saat saya memutuskan stay sementara di kota lain, saya cukup bingung menjelaskan detail ke dokter di kota setempat, saat anak sakit lagi. Tidak memungkinkan untuk saya meminta catatan medis lengkap di RS tempat anak saya dulu dirawat saat masih bayi.

Tentu banyak harapan ke depan untuk perkembangan Aplikasi PRIMA, bahkan Dr. Bernie sendiri mengatakan bahwa Aplikasi PRIMA akan akan dikembangkan sebagai Buku KIA digital dan sudah direstui oleh pemerintah.

Rangkaian acara Launching, Dr. Antonius menjelaskan jalan panjang lahirnya Aplikasi PRIMA, termasuk konsep pengusungan filosofi Sido Luhur yang digunakan dalam background aplikasi
Rangkaian acara Launching, Dr. Antonius menjelaskan jalan panjang lahirnya Aplikasi PRIMA, termasuk konsep pengusungan filosofi Sido Luhur yang digunakan dalam background aplikasi
Dan karena keterbatasan waktu saat launching, saya akan menyampaikan pendapat pribadi saya tentang Aplikasi PRIMA yang semoga bisa menjadi masukan untuk IDAI.
  • Aplikasi ini menurut saya masih sangat segmented penggunanya, masih sulit menjangkau masyarakat kalangan bawah. Dengan size aplikasi yang sangat besar, 56 MB – 64 MB yang mana membutuhkan smartphone dengan ruang penyimpanan yang cukup besar. Di era serba aplikasi, persaingan size terkadang jadi pertimbangan pengguna smartphone untuk tetap mempertahankan sebuah aplikasi atau tidak.
  • Aplikasi dengan size besar tapi penggunaannya tidak signfikan setiap hari biasanya akan sangat mudah di “copot pemasangan” oleh pengguna smartphone. Dan mayoritas kalangan menegah atas yang memiliki smartphone dengan high spek yang akan bisa menggunakannya dengan maksimal, karena tidak terganggu dengan notofikasi “Memory penuh, pilih salah satu file/aplikasi untuk dihapus”.
  • Masukan, ke depan mungkin bisa ditambah dengan update artikel kesehatan, artikel edukasi orang tua lebih banyak dan lebih luas. Bisa juga dengan visual yang menarik. Misal ada tutorial gambar DIY kekinian cara stimulasi motorik anak di rumah melalui berbagai permainan. Tentu akan membuat pengguna lebih betah dan sering menggunakan aplikasi meski sizenya besar.
  •  Dengan harus menggunakan akses internet penggunaannya, tentu kendala utama yang harus ditaklukan adalah masih tidak meratanya sinyal internet yang stabil di seluruh Indonesia. Oke untuk kota-kota besar, tapi kurang maksimal di daerah kecil dan agak pelosok.
  • Dengan selalu menggunakan sambungan internet, kendala lain adalah masih belum meratanya penggunaan internet. Untuk kota besar seperti Jabodetabek dan kotakota besar lain di Indonesia yang mayoritas Ibu-ibu mudanya sudah familyar dengan internet dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak masalah.
  • Tapi masalah tumbuh kembang anak justru menurut saya paling  banyak dialami oleh masyarakat yang tidak begitu familyar dengan internet. Sebagai contoh di kalangan keluarga saya di salah satu kabupaten kecil di Jawa Timur, internet masih merupakan barang mewah. Daripada harus membeli paket internet mereka lebih suka memilih memilih menyimpan Rp 50 ribu untuk keperluan lain yang dianggap jauh lebih penting.
  • Padahal masalah gangguan gizi baik yang buruk, kurang maupun kelebihan hingga obesitas paling banyak dialami golongan ini. Yang mana hidup di tengah tradisi “Kurang info dan edukasi” hingga dipenuhi  dengan banyak kitos mulai dati hamil hingga melahirkan dan membesarkan buah hati.
  • Bahkan mayoritas mereka tidak ribet memikirkan anak kurus, asal masih kuat lari dan bermain tidak akan ada namanya konsultasi ke tenaga medis. Beda dengan Ibu-ibu di perkotaan, yang bahkan tanpaaplikasi, saat buah hatinya terlihat tidak naik berat badannya beberapa bulan, akan sibuk konsultasi sana-sini. Nomer telpon dokter anak pun akan masuk dalam salah satu daftar panggilan cepat.
  • Masukan, ke depan mungkin bisa ditambahkan tools unduh data personal bagi pengguna (pasien) yang saat dalam keadaan offline tetap bisa dipelajari dan dibuka.

Untuk isi dan menu saat ini sudah bagus, hanya bagian lanjutan dari "Kurva pertumbuhan" yang diarahkan ke "Studi kasus" mending ditiadakan. Karena bahasanya sangat teknikal dan membuat lost fokus. Padahal result hanya nyempil pendek di bawah. Masukan, lebih baik setelah kurva langsung diarahkan ke "Result kurva" apa grafik yang muncul menunjukan ideal atau tidak kondisi anak berdasarkan data yang disubmit orang tua dan saran tindakan. 

Karena tidak semua orang mudah paham dengan cepat kalimat yang agak teknikal seperti yang tergambar di atas. Jadi kebayanyakan pasti akan langsung di skip dan mencari result

Dr. Bernie dibantu blogger Chachathaib demo cara timbang BB, ukur TB dan lingkar kepala yang benar dan submit data ke Aplikasi PRIMA hingga membaca hasilnya
Dr. Bernie dibantu blogger Chachathaib demo cara timbang BB, ukur TB dan lingkar kepala yang benar dan submit data ke Aplikasi PRIMA hingga membaca hasilnya
Saya ingat saat anak saya kecil dan sakit, saya bawa ke sebuah Puskesmas Kecamatan. Di sini saya diberi tabel simple angka optimal tumbuh kembang anak dalam bentuk tabel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun