Apa sih Aplikasi PRIMA?
Yaitu aplikasi pantau tumbuh kembang anak yang bisa digunakan oleh dokter (profesional) dan Orang tua. Berisi jadwal imunisasi beserta infonya, kapan imunisasi baiknya dilakukan. Dan berdasarkan tabel yang tersedia, sebenarnya hingga usia 18 tahun jadwal imunisasi masih terus berjalan.
Grafik pertumbuhan anak yang standart optimalnya disesuaikan dengan standart WHO dan CDC. Panduan memantau perkembangan buah hati, apakah sudah sesuai berat badannya dengan usianya. Apakah sudah sesuai tinggi badannya dengan usianya.
Kuisioner kunjungan ke dokter, baik sebelum maupun sesudah. Materi edukasi untuk orang tua yang bisa dipilih sesuai usia buah hati hingga usia 18 tahun.
Dan terkahir adalah “Skrining” yang terbagi dua yaitu “Skrining Medis” yang berisi pertanyaan “Skrining utama” untuk anak hingga usia 18 tahun. dan “Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)” untuk anak hingga 6 tahun (72 bulan).
Saat pemeriksaan, Dokter pengguna aplikasi PRIMA akan mengirimkan kode unik pasien yang dihasilkan oleh aplikasi melalui email yang mana kode unik ini dapat digunakan oleh pasien untuk kunjungan berikutnya.
Kode unik ini untuk memunculkan data grafik Pertumbuhan WHO & CDC dan Milenstone and Redflags. Kode ini dibuat karena tenaga kesehatan profesional tidak diperkenankan menyimpan data pasien.
Jadi pada mulanya aplikasi ini asalnya hanya dibuat untuk para dokter. Seiring waktu berjalan sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. Dr. Aman Pulungan, Sp.A (K), IDAI ingin masyarakat ikut menggunakan dan merasakan manfaat dari aplikasi ini. Dan dibuatlah versi untuk orang tua.
Karena dibidani oleh dokter Indonesia, maka dibuat dengan sangat khas Indonesia yang mana background dari palikasi ini adalah Batik Sido Luhur yang mengandung filosofi “Agar berhati dan berfikir luhur”. Yang mana program ini merupakan Program IDAI Untuk Membangun Anak Indonesia. Membantu tercapainya tujuan menghasilkan generasi muda tumbuh berkualitas. Karena masa depan bangsa ada di tangan mereka sebagai mana yang disampaikan oleh Dr. Antonius Pudjiadi, Sp. A (K).