Mohon tunggu...
SUMARLIN ZBUTIARAHMAN
SUMARLIN ZBUTIARAHMAN Mohon Tunggu... Dosen - analis hukum

Analis Hukum, Rimbawan, Pemerhati Lingkungan, Dosen

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Digulis Rase Malioboro

29 Mei 2022   21:00 Diperbarui: 29 Mei 2022   21:04 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh  Sumarlin Utiarahman

terhanyut aku akan nostalgia

Saat kita sering luangkan waktu

Nikmati bersama

Suasana Jogya

Di persimpangan langkahku terhenti

Ramai kaki lima

Menjajakan sajian khas berselera

Orang duduk bersila

Musisi jalanan mulai beraksi,.......

Ingat lagu Jogjakarta yang dirilis pada tahun 1990 dipopulerkan oleh group band kla project besutan Katon Bagaskara,. ? 

Ya lagu ini pernah meraih posisi sebagai lagu terbaik sepanjang masa. Lagu yang bercerita tentang suasana khas kota Yogyakarta. Suasana yang sulit bahkan nyaris tidak dapat dijumpai dikota manapun di Indonesia. 

Berpusat di Malioboro merupakan kawasan yang menawarkan pesona wisata malam yang sangat khas. Atraksi seniman local, mulai dari musisi jalanan, atraksi ketangkasan hingga pagelaran seni dan budaya dapat kita jumpai dikawasan ini. 

Jajanan khas berselera tersedia disepanjang jalan, trotoar yang lebar dengan corak keramik yang beraneka memanjakan setiap kaki yang melangkah diatasnya, bangunan dengan corak khas jawa mengantarkan kita pada kenangan masa kejayaan kerajaan mataram tempo dulu, taman dengan perpaduan lampu warna warni memanjakan setiap mata yang memandangnya,. cukup menghipnotis tuk melupakan seabrek masalah yang ada dalam benak. Tempat duduk bersantai hingga area untuk duduk bersila, menciptakan suasana yang santai dan rileks melepas penat selepas bekerja. 

Pada umumnya kota besar di Indonesia dan di dunia, pada malam hari, keramaian biasanya terkonsentrasi pada pusat perbelanjaan seperti mall, restoran, klub malam, cave dan sejeinisnya. 

Jika terdapat tempat selaian itu biasanya berkisar pada pusat jajanan atau kombinasi pusat jajanan dengan latar belakang keindahan alam atau taman, bangunan eksotik/modern seperti bundaran HI di Jakarta, jembatan suromadu di Surabaya, jembatan Ampera di Palembang, Menara Keagungan di Gorontalo atau water front city Pontianak.  

Untuk dapat menjumpai kawasan wisata malam yang menawarkan suasana santai dimana pengunjung bisa bebas berekspresi, bernyanyi, menari, bermain, berolahraga, menikmati jajanan sambil duduk bersila ditepi jalan bersama keluarga dan teman dan lokasinya berada dipusat/dijantung kota sangat sulit dijumpai.

Nah, tahukah anda, bahwa selain Malioboro di Yogyakarta terdapat satu kawasan wisata malam yang juga menyuguhkan perpaduan suasana malam mirip Malioboro ? kawasan wisata malam yang sangat ramai dikunjungi masyarakat seperti akan ada ada pegelaran konser music. 

Yah, ternyata ada,. namanya Kawasan Wisata Taman Digulis, terletak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.  Kawasan Taman Digulis awalnya merupakan Tugu Digulis yang dibangun oleh Gubernur H Soedjiman pada Tahun 1987 untuk mengenang Tokoh pejuang Serikat Islam yang dibuang oleh Belanda di Boven Digoel-Papua. 

Tugu Digulis terletak di bundaran Universitas Tanjung Pura yang memisahkan Kampus Barat dan Kampus Timur Universitas Tanjung Pura. Pada masing-masing sisi yang mengarah ke utara terdapat arboretum yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dengan luas 4 Ha, dibangun pada tahun 1989 dengan jenis vegetasi mencapai   1.000 spesies tanaman.

Penataan Taman Digulis dimulai pada era kepemimpinan Walikota Sutarmidji. Setelah menyelesaikan permasalahan banjir dan buruknya kualitas infrastruktur jalan melalui program betonisasi jalan dan gang pada periode pertama kepemimpinannya, pada masa kepemimpinan periode keduanya, bersama dengan Edy Kamtono yang sebelumnya merupakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, penataan dan renovasi ruang-ruang publik dimulai, seperti penataan Tugu Kahtulistiwa, kawasan Keraton Kadariah, Taman Akcaya, Taman Korem, Water Front City hingga kawasan Digulis. 

Penataan kawasan Digulis dimulai dengan membangun trotoar yang reprsentatif pada sisi jalan bundaran tugu Digulis. Selanjutnya secara bertahap pembangunan dilanjutkan dengan membangun air mancur, mengadopsi konsep air mancur di bundaran HI-Jakarta. 

Menata kawasan RTH hutan kota dengan menyediakan jogging track, kawasan bermain anak, lapangan sepeda, penyediaan alat-alat olahraga layaknya alat yang berada di tempat kebugaran moderen hingga taman burung. 

Ditaman burung ini kita bisa memberi makan burung dimana burung bisa bertengger dilengan, pundak hingga kepala kita. Pada areal ini juga terdapat Tenis Lapangan.

Pesan Dari Muara Siran

Senja di Akang Cave

Hak Gugat Atas Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara

Pelaksana Harian Pejabat Pelaksana Tugas Dan Penjabat Dalam Sistem Administrasi Pemerintahan

Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Dalam Prespektif Hukum Lingkungan Serta Potensi Pendapatan Asli Daerah

Pada sisi barat dibangun taman Silva dan juga taman Catur. Diareal ini tersedia taman bermain anak, pusat informasi seputaran Pontianak, lapangan basket, lapangan skeat board, panjat tebing dan dilengkapi dengan desain tempat duduk unik,  aneka tanaman hias  dengan perpaduan pencahayaan lampu yang menyegarkan mata. 

Sejak penataan kawasan Digulis, tempat ini mulai mendapat tempat dihati masyarakat sebagai salah satu alternative obyek yang layak dikunjungi. Pada malam hari trotoar pada sisi jalan bundaran dan taman Catur mulai ramai dikunjungi warga.

Dokpri
Dokpri
Penataan berikutnya dilanjutkan oleh penerusnya Edy Kamtono yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Walikota naik posisi menjadi Walikota. Setali tiga uang dengan pendahulunya Sutarmidji, Edy Kamtono juga terkenal dengan julukan "Gile Bangun". 

Pada sisi timur, berseberangan dengan arboretum dibangun plaza dan merenovasi kantin digulis dengan desain dan tampilan yang lebih fresh serta mempercantik kawasan disekitarnya. Merenovasi panggung kesenian dan membangun trotoar modern pada sisi Jalan Ahmad Yani. 

Dokpri
Dokpri
Sejak selesainya penataan taman pada sisi Timur seberang RTH inilah, kawasan Taman Digulis mulai menjadi primadona warga untuk bersantai menikmati suasana di malam hari. 

Ribuan pengunjung tumpah ruah ditempat ini, mulai dari anak balita hingga usia lanjut, mulai yang dari bermodal jalan kaki hinga yang bermobil mewah. 

Masyarakat biasa hingga pejabat, pria dan wanita berpadu menjadi satu. Di tempat ini kita dapat menjumpai beragam aktifitas, mulai dari anak-anak bermain mobil dan motor listrik, ayunan, luncuran, kejar-kejaran, kincir terbang dan permainan lainnya. 

Ada juga yang berolahraga basket, skeatboard, panjat tebing, scoter dewasa. Ada juga pusat informasi seputar kota Pontianak yang menyajikan informasi sejarah kota Pontianak, peta wisata hingga, informasi kuliner dan segala hal yang berkaitan dengan kota Pontianak. 

Ada taman catur, cave dan jajanan kaki lima dengan beragam menu juga lengkap tersedia dikawasan ini. Ada musisi jalanan dengan corak khas budaya asli Kalimantan barat, ada juga musisi dadakan, yaitu sekolompok anak muda yang berkumpul membawa alat gitar dan alat music lainnya dan bernyaynyi bersama.

Dokpri
Dokpri

Para pengunjung dapat bersantai ria duduk melantai di plaza hingga trotoar jalan, membentuk kelompoknya masing-masing sembari bersenda gurau menikmati jajanan dan cemilan yang entah dibeli atau dibawa dari rumahnya. 

Padatnya lalu lintas disisi trotoar tempat pengunjung duduk santai, menjadi pemandangan unik yang menciptakan simbosis mutialisma.  

Bagi pengunjung, hingar binger kendaraan bukannya membuat suasana bising namun menjadi pemandangan malam yang menarik, sementara bagi pengendara melihat pengunjung duduk bersantai ria sambil menikmati panganan di sisi jalan juga menjadi pemandangan unik.

Dokpri
Dokpri

Saat ini Kawasan Digulis masih terus berbenah, Kaloborasi antara Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, Universitas Tanjung Pura serta swasta terus dilakukan, menciptakan kawasan wisata yang terintegrasi. 

Tidak jauh dari kawasan taman Digulis terdapat Kantor Gubernur yang juga telah berttansformasi menjadi perkantoran modern dan rumah jabatan Gubernur yang dilengkapi dengan taman mewah bertemakan hutan alam tropis Kalimantan barat, disisi kanan pendopo terdapat hutan kota yang didalamnya ada Galeri Hasil hutan, menyediakan produk Hasil utan Bukan Kayu binaan Dinas Kehutanan Provinsi seperti Madu, Keratom, dan produk hasil hutan bukan kayu lainnya. 

Masih dikawasan Taman digulis, Universitas Tanjung Pura juga membangun gedung-gedung mewah dan modern yang juga dilengkapi dengan taman dan kolam dengan ribuan ikan didalmnya. Kita bisa memberi makan ikan langsung dari tangan kita sendiri.

Tidak jauh dari taman digulis juga terdapat Universitas Muhammadiyah, Gedung Bank Indonesia yang juga menawarkan desaian gedung yang artistic. Selain itu juga terdapat pusat bisnis terbesar dan modern di Kota Pontianak Mega Mall A. Yani, kawasan porhotelan serta perkantoran pemerintah pusat seperti Kejaksaan Tinggi , Pengadilan, Keuangan, Perbankan, Kehutanan hingga kawasan GOR dan Mesjid Terbesar di Kalimantan Barat Mesjid Mujahidin. 

Seluruh obyek itu terintegrasi dan dapat ditempuh dengan jalan kaki atau scoter/sepeda listrik melalui trotoar modern yang sangat representative. 

Bagi anda pelancong dari luar Kota Pontianak yang menginap di Hotel sepanjang A. yani,  Perjalanan menyusuri kawasan ini dijamin tidak akan membosankan, anda akan disuguhkan pemandangan kota yang mengesankan, lampu hias warna warni, keindahan taman-taman yang dilalui, aneka jenis pepohonan serta ragam bentuk bangunan serta keramaian lalu lintas.

Sebagai warga kota Pontianak dan warga Kalimantan barat tentunya kita berharap, penataan kawasan Digulis terus dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menyediakan ruang public, tempat warga berinteraksi, tempat warga berekspresi menjajal kemmampuan dan ketrampilannya baik dibidang seni, budaya, olah raga dan bahkan ketangkasan.

Selanjutnya sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan terhadap kota Pontianak khususnya pada pengembangan kawasan Digulis, penulis melalui tulisan ini ingin menyampaikan beberapa saran :

Yang pertama pada saat kunjungan pada tanggal 28 Mei 2022, sekira Pukul 20.00, pengunjung sangat ramai. Jumlah pengunjung tidak sebanding dengan ketersediaan lahan parkir, akibatnya kendaraan roda dua diparkir di area yang seharusnya dialokasikan untuk tempat pengunjung. 

Untuk itu perluasan lahan parker kiranya dapat direncanakan dan disegerakan pembangunannya. Pada lahan eks Kopma Untan masih tersedia lahan yang cukup luas untuk areal parkir.

Yang Kedua, untuk semakin mempercantik kawasan Digulis dan menciptakan ikon baru bagi Universitas Tanjung Pura perlu melakukan renovasi total terhadap bangunan Auditorium Untan dengan desain yang modern dan bangunan yang lebih representative.

Yang ketiga perlu mendorong komunitas seniman yang mengusung budaya local untuk tampil dikawasan taman digulis baik diarea plaza maupun trotoar dan membuat jadwal mingguan atau bulanan untuk dapat tampil pada panggung kesenian yang ada.

Dan yang terakhir perlu melakukan penataan bangunan dan lahan parker serta lahan kosong yang berada diseberang Bank Kalbar.

Selanjutnya untuk para pembaca yang ingin menyampaikan ide lainnya dapat menulisnya pada kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun