Mohon tunggu...
SUMARLIN ZBUTIARAHMAN
SUMARLIN ZBUTIARAHMAN Mohon Tunggu... Dosen - analis hukum

Analis Hukum, Rimbawan, Pemerhati Lingkungan, Dosen

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Pesan dari Muara Siran

24 Mei 2022   13:37 Diperbarui: 29 Mei 2022   22:17 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh  Sumarlin ZB Utiarahman, SH, MH

Waktu sudah menunjukan Pukul 11.00 WITA, Mobil yang kami tumpangi baru saja tiba di Muara Taman, rasa lelah dan penat karena perjalanan relly yang cukup panjang hilang sesaat dengan suguhan hamparan pemandangan sungai, Maklum perjalanan kami dimulai dari Pontianak, Kalimantan Barat, menginap dijakrta dan pukul 04.00 lanjut ke Balikpapan, diskusi dengan jajaran pemerintah Kalimantan Timur hingga pukul 23.30, dan lanjut pukul 04.00 menuju ke Samarinda - Kutai Kartanegara, setelah menempuh perjalanan 6 jam tibalah kami ditempat ini. Perjalanan yang dilakukan dalam rangka pembelajaran persiapan Kalimantan Barat menerima bantuan luar negeri melalui skema pembagian manfaat hasil perdagangan karbon. Sebuah komitmen negara maju untuk memberikan kompensasi kepada negara-negara yang berkomitmen menjaga hutannya.

Terlihat beberapa pegawai dengan seragam dinas desa, sumringah dengan penuh keramahan menyambut kami, mengucapkan selamat datang sembari mempersilahkan untuk naik long boat, perahu panjang yang digerakan oleh mesin speedboat berkapasitas 40PK. Sepanjang perjalanan, sungai yang dilewati dipenuhi dengan hilir mudik tongkang berukuran  raksasa yang memuat batu bara. Yah,. Kabupaten Kutai Kartanegara selain kaya akan sejarah juga sangat terkenal dengan kekayaan alamnya, sempat menyandang sebagai kabupaten terkaya di Indonesai dengan APBD pada tahun 2013 mencapai hingga Rp. 9 Trilun dengan luas wilayah hanya 27.263 Ha. Sebagai perbandingan pada tahun yang sama APBD Provinsi Kalimantan Barat hanya sebesar  Rp. 3,3 Trilun dengan luas wilayah 14,7 Juta Hektar, atau dengan mebandingkan Kabupaten Terkaya di Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Ketapang dengan APBD Rp. 1,3 Triliun dengan luas wilayah 33. 209 Ha. Kini APBD Kutai Kartanegara berkurang seiring dengan pemekaran wilayahnya menjadi beberapa Kabupaten.

Pelaksanaan Harian, Pejabat Pelaksana Tugas dan Penjabat Dalam Sistem Administrasi Pemerintahan

Hak Gugat Atas Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara

DIGULIS RASE MALIOBORO

Longboat melaju dengan tenang, semilir angin lembut menyapa wajah seolah menghapus rasa penat yang melekat, sekali-kali terasa guncangan akibat ombak kecil yang diakibatkan oleh lalu lalang longboat lainnya. Sisi kiri kanan sungai dipenuhi pepohonan hijau yang  menyegarkan setiap mata yang memandangnya. Formasi vegetasi gambut yang beragam dengan pola ruang yang tertata sedemikian rupa, hasil dari buah pikir bijak yang terlahir dari lubuk hati bersih penghuninya, menciptakan keseimbangan hidup dengan berprinsip pada simboisis mutualisme, saling memberi dan menerima.

Keharmonisan sempurna dalam kehidupan manusia dengan alamnya, yang dilandasi saling percaya dan saling menjaga.  Terbukti dengan tidak pernah keringnya danau Gambut Berayun yang telah ditetapkan oleh Peraturan Desa, yang selalu menghasilkan puluhan ton ikan bagi masyarakatnya karena rumah tembat berkembangbiaknya tidak terganggu oleh aktifitas ekspolitasi sesaat. Satwa liar sekali-kali terlihat melintas, burung-burung beterbangan bebas, hinggap pada ilalang, menyatu dengan penduduk local tanpa rasa takut atau terganggu dengan suara bising mesin speedboat dan kehadiran kami. Tetap santai berdiri pada sisi yang dilewati sembari memandang kami hingga lepas dari pandangannya, entah pesan apa yang ingin disampaikan, mungkin ucapan terima kasih karena sudah menjaga rumah dan sumber lumbung pangan mereka.

Setelah menempuh perjalanan  20 menit tibalah kami di desa Muara siran. Disambut oleh Ibu Sekcam dan segenap jajaran pernagkat desa dan tokoh masyarakat kami memasuki gedung pertemuan yang langsung dilanjutkan dengan diskusi.

Jajanan dan minuman khas hasil karya tangan ibu-ibu muara sian menyegarkan tenggorokan dan menyapa perut yang sedikit mulai memainkan music dengan suara lirihnya.

"Selamat Datang Bapak/Ibu, Jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, KLHK, ADB, Selamat datang di Desa Muara Sian,.... Dan, bla bla,.... Demikian kata-kata sambutan yang disampaikan oleh Ibu Sekcam mewakili Pemerintah Desa Muara Sian.

Selanjutnya acara langsung dipandu oleh Kepala Desa, statmen Kepala Desa cukup menarik "Sejak tahun 2008, kami sudah ditawari oleh Perusahaan --perusahaan besar untuk berinvestasi di tempat ini, tetapi selalu saya tolak"

"Saya percaya bahwa dengan menjaga ekosistem hutan yang ada di desa kami, maka hutan ini akan memberi kehidupan kepada kami"

"Kesabaran dan keteguhan atas keyakinan dan komitmen kami beserta masyarakat Muara Sian untuk tidak tergiur tawaran investasi dan menjaga ekosisitem hutan akhirnya terbukti  dan membuahkan hasil".

"Hutan yang kami jaga dan rawat menjadi tempat ikan-ikan berkembang biak, kami yang mayoritas nelayan dalam sehari bisa memperoleh ratusan ribu hingga jutaan rupiah hanya dari menangkap ikan. Kami tidak perlu mencari pasar, pengumpulnya yang langsung datang ketempat kami, Isteri-isteri kami tetap dirumah menjaga dan mendidik anak-anak kami, tidak perlu ikut bekerja menjadi buruh perusahaan, tanah tetap milik kami, kami bisa berdiri tegak menjadi penguasa dan tuan rumah ditanah kami sendiri".

 

"Tidak hanya itu, hampir seluruh KK didesa ini memiliki rumah wallet masing-masing, bukan kami sombong, walau tidak memiliki jalan darat, namun semua penduduk memiliki sepeda motor dengan merek dan tipe berkelas. Ujar kepala desa dengan bangga. Burung wallet berkembang dengan baik, karena semua makanannya tersedia dihutan yang kami rawat."

Pada waktu yang terpisah berdasarkan wawancara dengan masyarakat, diperoleh informasi bahwa  rumah sarang burung wallet hanya membutuhkan waktu 25 hari sudah bisa dipanen dengan hasil antara 1,5 kg sd 3 kg, harga perkilo sarang wallet Rp. 9.000.000. wow hasil yang sangat fantastis untuk ukuran sebuah desa.

"Tidak hanya itu kami juga mengembangbiakan kerbau yang makanannya tersedia melimpah dihutan, kami mengembangkan madu, membudidayakan tanaman keratom, yang selanjutnya kami kemas dalam bentuk paket wisata dengan menjadikan desa ini menjadi desa wisata. Hasilnya kami banyak menerima kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri."

"Dan ternyata nasib baik kami belum berhenti juga, tiba-tiba kami mendapat informasi bahwa desa kami akan menjadi pilot project sebagai lembaga calon penerima manfaat dari program perdagangan karbon dari negara-negara donor internasional sebagai bentuk komitmen kami dalam menjaga hutan. Perlu kami tegaskan bahwa komitmen kami menjaga hutan bukan karena keinginan mendapatkan dana darimanapun, komitmen kami menjaga hutan murni sebagai bentuk kesadaran untuk menjaga kelestarian hutan, kami tidak perduli dengan dana-dana itu, ada atau tidak dana itu komitmen kami tetap dan tidak tergoyahkan, jika dana itu ada kami anggap hanya sebagai bonus semata walau setahu kami dana itu cukup besar."

Demikian Kepala Desa panjang lebar menyampaikan histori perjalanan tentang arti menjaga komitmen   

Kami dan rombongan akhirnya pamit untuk kembali ke Samarinda dan melanjutkan perjalanan kembali ke Pontianak

Di atas pesawat perjalanan Balikpapan-Jakarta, kucoba mendeskripsikan pengalaman yang baru saja aku alami dalam sebuah tulisan. Mencoba menyelami kehidupan masyarakat Desa Muara Siran, memahami tentang arti sebuah komitmen dan keteguhan hati, kehidupan masyarakat yang sederhana dan bersahaja mampu memberikan pembelajaran kepada dunia tentang bagaimana membangun hubungan yang harmonis dengan alam melampaui batas-batas intelektualitas dan kepakaran yang hanya berbasis pada teori berpikir semata, ilmu implementatif yang lahir dari cita rasa suasana kebatinan yang murni penduduknya, menjadikan warganya berdiri tegak ditanah leluhurnya sendiri dan mampu mengharumkan desanya dalam kancah dunia internasional.  

Aku teringat kampong halamanku, Gorontalo, wilayah yang memiliki topografi berbukit, terpampang vulgar gunung-gunung tanpa pepohonan, dibabat untuk tanaman jagung yang tidak memiliki fungsi ekologis. Perlu upaya dari pemerintah setempat dan UPT KLHK untuk menghijaukan kembali dengan tanaman keras yang multi fungsi, fungsi ekologis dan fungsi ekonomi bagi masyarakatnya.

Tanpa terasa dari ruang kokpit terdengar pengumuman bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi pesawat akan segera mendarat, lampu akan dimatikan, ku akhiri tulisanku dan mengemas barang-barangku.

Terima Kasih Muara Siran, semoga masih ada kesempatan untuk kembali berkunjung lagi.

Kuambil buku kerjaku, mencoba mendeskripsikan apa yang baru aku alami dan rasakan, menuangkannya dalam bentuk tulisan, mendeskripsikan apa yang baru aku alami dan rasakan.    Dari desa kecil Muara Siran, kita belajar harmonisasi manusia dan lingkungan. Desa ini sukses memadukan kepentingan antarsektor dan masyarakat setempat, melalui penataan ruang wilayah yang seimbang."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun