Pembinaan  Kedisiplinan  dalam Rangka Peningkatan Kompetensi GTK Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul
Pembinaan kedisiplinan  dalam rangka peninglatan kompetensi GTK Dinas menidikan Kabupaten Gunungkidul di Kapanewon Paliyan dilaksankan pada hari Rabu, 15 Januari 2025 yang di hadiri sebanayk 311 orang yang terdiri dari guru-guru Paud, TK, kepala sekolah dan guru SD 2, perwakilan guru SMP serta kepala sekolah SMP. Kegiatan pembinaan ini bertempat di GOR Sodo (Gedung olah raga Sodo yang berada di Kapanewon paliyan)
Bapak Bupati Gunungkidul  Bp H. Sunaryanta menyampaikan dua point utama  sebagai pembinaan GTK di wilayah Kapanewon Paliyan. Beliau menyampaikan  dua hal penting yaitu:
1.Pemahaman tentang radikalisme
Pemahaman radikal yang membahayakan generasi penerus bangsa sangat di kawatirkan. Untuk itu sebagadi pendidik harus benar memahaminya maka kita akan terhindar dari virus yang dapat mempengaruhi perilaku pola pikir Masyarakat.
Kita sudah mendapatkan edukasi tentang paham-paham yang diracuni ideologi-idiologi terorisme dan pemikiran radikal. Maka kita harus hatti-hati dan harus mampu untuk bisa memeberikan ilmu-ilmu dasar agama  sehingga anak didik kita tidak mudah terpengaruh dengan pengaruh radikal yang membahayakan.
2.Mengingatkan terkait dengan masalah Pendidikan perilaku.
Hal ini tidak bisa lepas dari pengaruh seorang pedidik yang merupakan garda terdepan membawa sebuah peradapan manusia yang belum bisa dapat di ukur bagaimana sepuluh tahun yang lalu bagaimana sepuluh tahun sekarang dan sepuluh tahun yang akan datang.
Dibutuhkan riset ilmiah untuk dapat memajukan pendidikan. Kedepan dapat dipersiapkan untuk masa yang akan datang Indonesia pasti ada korelasi diantaranya "pendidik". Jika dalam satu sekolah hanya ada guru muda muda saja akan terjadi transpormasi cepat interaksi dan lengkap tapi bukan berarti tanpa resiko. Untuk kitu dalam satu lingkupsekolah  jangan hanya diberikan guru yang muda muda saja harus ada yang tua, sehingga terjadi keseimbangan Satu sisi yang dirisaukan tidak bagusnya pengawasannya lebih ingtens. Agar bisa sebanding harus ada kombinasi. Penguasaan materi apalagi. Hanya diperbaiki landasan etika moral yang harus di bangun guru sebagai conto, teladan.
Bapak Bupati Gunungkidul menyampaikan bahwa ada sekitar 140 ribuan  anak di Gunungkidul kedepan mau dibawa kemana. Di lingkungan misalnya dalam konteks materi Pelajaran untuk bisa di ingatkan kembali. Kebanyakan anak-anak putus sekolah dan lulusan jenjang sekolah dasar tidak mau sekolah lagi. Mereka memilih untuk menikah. Kedepan jika  kondisi masih  seperti ini akan bagaimana kedaan kita.
Kedepan beliau juga mengingatkan agar di amsyarakat jika akan mengadakan pengajian untuk bisa memilih hari Dimana anak-anak tidak sekolah misalnya  malam Sabtu atau  malam Minggu. Waktu juga harus di abtasi sebelum jam 12 malam. Hal itu untuk menjaga agar anaanak saat pelajarn di sekolah mengantuk dengan alasan mengikuti pengajian.
Di bidang kebudayaan Bapak Bupati  meminta agar dana keistimewaan Jogya dipergunakan buakan hanya sekedar pentas  atau sejenisnya namaun bisa digunakan untuk hal lain yang dapat berdaya guna atau menghasilkan. Di DIY Gunungkidul menempatkan indek terendah salah satu factor adalah Pendidikan. Di prediksikan untuk bisa mencapai 75% baru dapat dicapai sekitar 7 sampai 10 tahun kedepan. Di dalam Pendidikan pengaruh lingkungan dan keluarga sanagt berpengaruh untuk itu kita perl;u untuk bisa memberikan pemahaman kepada Masyarakat betapa pentingnya pengaruh lingkunagn dalam pendidikan anak.
Dalam kesempatan ini beliau juga menyamapaikan permohonan maaf selama beliau bertugas menjabat sebagai Bupati Gunungkidul ada hal yang kurang berkenan. Beliau juga berpesan agar kitab isa menyiapkan diri unbtuk masa purna tugas. Karena jabatan ataupun tugas yang sudah diamanahkan kepada kita pada saatnya akan  selesai dan tidak melekat pada diri kita.
Selanjutnya dalam kesempatan ini peserta pembinaan juga mendapatkan edukasi dari Densus 88 Menghalau Munculnya Aksi Terorisme di Wilayah D.I Yogyakarta.
Ibtu Umar menyamapaikan tentang pemahaman radikalisme dan juga terorisme, bagaimana sarana penyebarannya, bagaimana merekrut amggota. Kita harus memahami proses pembentukan terorisme mulai dari kelomok-kelompok kecil mengadakan pengajian yang
awalnya  membahas ilmu-ilmu agama kemudian mulai di ajak untuk membenci keputusan pemerintah bahakan sampai bagaimana mengajak untuk membenci negara kesatuan Republik Indonesia. Agar kita bisa terhindar dan terkena pengaruh tersebut maka perlu benteng agama yang kuat dan kokoh.
 Peran keluarga juga sanagt penting untuk bisa menjaga kita supaya tidak terjangkit oleh virus radikalisme dan juga terorisme. Hati-hati dalm bermedia sosial, kita harus pandai-pandai menfilter dalam bermedia sosial. Penyebaran mulai dari dunia maya tidak ada yang dapat menjegahnya dan dengan cara apa itupun kiyta belu tahu. Untuk itu kita perlu membentengi kita dari pengaruh-pengaruh media sosial.
Sebagai pendidik kita merupakan ujung tombak generasi  bangsa. Jika kita terkontemenasi dengan radikal maka bagaimana dengan anak didik kita. Bagaimana kita akan membawa anak didik kita meme[ersiapakan diri menuju Indonesia emas Indonesia yang lebih maju dan bermartabat.
Kesimpulan dari apa yang Ibtu Umar sampaikan adalah bahwasanaya pentingnya mencegah sejak dini agar anak-anak kita tidak mudah terseret ke pemahaman radikal dan terorisme:
1.Peran keluarga sanagta pentung untuk menekan munculnya intoleransi yang dapat berkembang menjadi radikalisme hingga terorisme.
2.SATGASWIL DIY akan mendukung program kenali dan peduli lingkungan sendiri (KENDURI) untuk mewujudkan desa siaga dengan reseliensi dalm pencegahan paham radikal terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Yogyakaerta.
Demikian beberapa hal yang penulis terima dari pembinaan ini. Semoga bermanfaat. Salam sehat salam literasi tetap semangat dan teerus berkarya.
Gunungkidul, 16 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H