Aira mencari-cari apa sebenarnya yang suaminya mau. Sementara waktu di rumah suami tidak pernah cerita apapun. "Apa yang salah denganku, pikir Aira. Aah sudahlah, yang terpenting aku harus sehat, aku tak mau Devan khawatir denganku.
"Van, untuk malam ini Ibu gak bisa nemenin kamu belajar dan ngerjain tugas ya sayang, maafkan Ibu," tak tega Aira sampaikan hal itu.
"Iya, Bu. Nanti Devan coba belajar sendiri". Jawab Devan.
"Ibu istirahat ya, nanti Devan minta tolong Mb Nik buatin masakan hangat untuk Ibu". Pinta Devan.
"Tidak usah, Nak. Ibu mau istirahat saja. InsyaAllah nanti segera pulih kok". Jawab Aira dengan seulas senyum hiasi wajah ayunya walau jelas di sana Aira terlihat begitu letih.
"Baiklah, Ibu". Devan mengiyakan.
Devan walaupun anak satu-satunya dari keluarga berada,tetapi dia terlatih tidak manja. Aira yang selalu mengajarkan padanya bahwa anak cowok ga boleh manja, harus pinter dan juga mandiri tidak boleh bergantung dengan orang lain. Â
Sama seperti neneknya yang mendidik Aira dengan sikap mandiri. Walau demikian Aira tetaplah Aira. Seorang wanita yang ingin di manja dan di perhatikan lebih oleh suaminya.
Â
Setelah berpamitan Devan pun meninggalkan kamar Ibunya. Sementara Aira terbaring lemas dan berharap suaminya segera pulang dan menghampirinya. Seharian sama sekali tak ada notifikasi chat masuk dari suaminya.
Hampa sepi dan kembali Aira mengenang masa-masa awal menikah bersama Raihan, suaminya. Raihan begitu bersemangat untuk segera meminang Aira padahal waktu itu Aira dan Raihan belum lama berkenalan. Aaah.. Aira sudahlah.
Badan terasa begitu lemas, tetapi mata Aira juga tak kunjung bisa terpejam. Ayolah Ra, ga usah terlalu di pikirkan. Udah watak suamimu begitu. Aira menghibur diri dengan segala asumsinya. Ia tak mau berharap lebih Aira takut kecewa.
Terdengar suara mobil milik suaminya memasuki halaman rumah. Aira ingin segera beranjak dan menghampiri Raihan seperti setiap Aira lakukan jika suaminya pulang. Namun, saat hendak berdiri Aira tiba-tiba terjatuh.
Di saat itu pula Raihan membuka kamar dan menjumpai Aira sudah tergeletak di samping tempat tidur.
"Hai, Ra... kamu kenapa?" Sapa Raihan dengan nada kaget.
"Ra, kamu jangan bercanda. Ayok bangun!"
Gunungkidul, 29 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H