Aku mau pergi, November setengah berbisikÂ
Aku pura-pura tak mendengar
Kau dengar kan apa kubilang?Â
Suaranya lembut seakan tak sanggup tuk berkata-kata
Iya, aku dengar, gumamku setengah berbisik
Lalu aku harus bagaimana?Â
Kuberanikan diri menatap bola matanya yang basah
Lalu pelan-pelan butiran bening itu jatuh satu persatu
Hangat membasahi bahuku dalam dekapannya
Gemuruh amarah, cinta yang hilang dan keputusasaanÂ
kurasakan di denyut jantungnya yang bergetar hebat
November.... ini aku
Ia tak bergeming, hanya bulir-bulir berbalut lukaÂ
Terus mengalir tak dapat kubendungÂ
Dibawah langit kelabu tak berbintang
Diam dalam sedu sedan menyayat sukma
November.... kau dengar aku kan?
Ia menatapku nanar...
Jangan pergi....
Kau tak sendiri disini....
Waktu tak henti menawarkan peredaÂ
Aku selalu ada disini untuk kau kembali
Kita manusia kuat, bukan?
Ia tersenyumÂ
Ah,, November.....
Gadis manis bermata biru langit....
Kau terlalu muda untuk terluka
Dunia ini terlalu fana untuk ditangisi sia-sia
Aku padamu....
Kamar Kost, malam sebelum November pergi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H