4 bulan sudah film KKN di Desa Penari tayang di bioskop tanah air. Film yang berkisahkan kegiatan mahasiswa menjalankan pengabdiannya kepada masyarakat atau disebut sebagai Kuliah Kerja Nyata (KKN) di salah satu desa , provinsi Jawa Timur.
Film garapan Manoj Punjabi tersebut terinspirasi dari cuitan salah satu pengguna twitter @simpleman yang menceritakan kejadian horor kelompok mahasiswa ketika melakukan KKN. Kisah ini menjadi perhatian banyak publik lantaran diangkat dari kisah nyata.
Kelompok tersebut berisikan 6 orang yang diperankan oleh Tissa Biani (Nur), Adinda Thomas (Widya), Aghininy Haque (Ayu), Ahmad Megantara (Bima), Calvin Jeremy (Anton), Fajar Nugraha (Wahyu).
Film ini  berhasil menduduki peringkat kedua film terlaris di Indonesia setelah film Avenger:Endgame, dengan kisaran penonton lebih dari 9 juta. Dikutip dari Kompas.com
Hal itu juga disampaikan oleh Manoj Punjabi melalui akun Instagramnya pada 17 Juni 2022. Ia memposting poster yang berisikan jumlah penonton KKN tembus lebih dari 9 juta dan mengucapkan terimakasih kepada para crew serta penonton KKN di Desa Penari.
Dilansir dari channel youtube Tribunnews , film KKN di Desa Penari sempat tertunda selama kurang lebih 2 tahun karena terdampak pandemi virus Covid-19, yang pada akhirnya tayang pada 30 April 2022. Film ini juga menyajikan dalam dua versi, yaitu cut dan un-cut.
Film yang di produksi oleh MD Picture bukan hanya menyajikan kisah horor di dalamnya. Namun terdapat pesan moral yang dapat dijadikan pembelajaran untuk hidup kita. Lalu apa saja pesan moral yang ada di film KKN Desa Penari?
1. Menaati aturan setempat
Pada awal film, kelompok tersebut sudah diperingati untuk tidak ke tempat yang disucikan oleh masyarakat setempat yaitu tapak tilas, dimana dipercayai sebagai gerbang pembatas antara alam manusia dan alam ghaib.
Namun, salah satu anggota kelompok tersebut yaitu Bima melanggar perintah tersebut dengan melewati tapak tilas, ia beranggapan melihat wanita yang kemudian diikuti sampai melewati perbatasan tersebut. Hal ini menyebabkan malapetaka bagi kelompok tersebut.
Sebagai pendatang yang berkunjung ke suatu tempat  wajib menaati aturan yang telah ditetapkan oleh masyarakat setempat, agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat terhindari.
2. Menjaga Sikap
Terdapat anggota kelompok bernama Wahyu yang memiliki sifat jenaka dan senang bercanda, tetapi tidak mengenal tempat. Wahyu sering sekali berucap "nyeletuk" yang dianggapnya lucu, salah satu ucapannya sempat menyinggung pak Prabu selaku kepala desa.
Walaupun pak Prabu tidak menanggapi dengan serius, sikap sebagai pendatang haruslah dijaga dengan baik agar tidak menyinggung perasaan seseorang. Hal itu juga merupakan adab dalam bertamu atau berkunjung ke suatu tempat.
3. Selalu terbuka pada anggota kelompok
Bima yang mengaku di mimpikan oleh seorang penari untuk menyelamatkan Widya yang tengah bahaya dalam mimpinya, wanita tersebut meminta Bima untuk menemuinya  di suatu tempat agar Widya selamat.
Bima yang gelap mata akhirnya menyetujui hal tersebut tanpa pikir panjang dan tidak membicarakannya kepada anggota kelompok. Bima baru mengakui perbuatannya kepada Nur setelah bertemu dengan sang penari. Pada akhirnya, tindakan Bima berdampak pada anggota lainnya.
Kalau saja Bima mendiskusikannya kepada anggota kelompok sebelum bertindak, mungkin malapetaka tidak terjadi, karena keterbukaan kepada anggota kelompok menjadi peran utama dalam kesuksesan tujuan kelompok.
4. Selalu berhati hati dan berdoa
Pada film KKN di Desa Penari kita dapat mengetahui bahwa dengan berhati-hati dan mengingat kepada Tuhan akan dijauhkan dari segala permasalahan yang ada, Nur adalah sosok yang selalu taat pada agamanya sehingga dirinya dapat dijauhi dari setiap malapetaka.
Dalam setiap kesempatan Nur selalu mengingat sang Maha Pencipta dengan melakukan ibadah serta menaati aturan yang telah ditetapkan oleh desa tersebut. Sifat Nur dapat dijadikan contoh untuk kehidupan agar selalu berhati-hati dan berdoa dimanapun kita berada.
Film ini memberikan pembelajaran bagi kita semua agar dapat menghargai aturan adat istiadat dan norma yang telah di tetapkan oleh masyarakat setempat, tanpa pengecualian atau alasan tertentu untuk melanggarnya.
Dalam sebuah jurnal mengenai "Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari" yang ditulis oleh Dicky Eko Prasetio, menjelaskan pentingnya menaati hukum yang tidak tertulis atau hanya melalui lisan, supaya penegakan norma dapat terealisasikan dan setiap "pantangan" dapat dipatuhi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H