Mohon tunggu...
Sult Harias
Sult Harias Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Merayakan Semarak Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kolase Jejak Homoseksualitas dalam Media Komunikasi Massa Tanah Air

18 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 4 Juli 2024   14:09 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BBC Indonesia - Unjuk Rasa LGBT di Jakarta

Selain representasi dalam film, musik juga dijumpai sebagai medium yang tidak kalah saing dalam merepresentasikan. Lagu Bukan Lawan Jenis dalam album perdana band Efek Rumah Kaca yang berjudul Efek Rumah Kaca (2007), menceritakan hubungan satu hati antar dua lelaki, "Aku" dan "Kamu", yang disajikan melalui nada cemas dan vokal kencang menghantui.

Posesif, sebuah lagu yang diciptakan oleh band Naif dalam album sophomore mereka yang berjudul Jangan Terlalu Naif (2000), mengutarakan hasrat mendalam seorang pecinta untuk mengabdikan seluruh kepemilikan penuh kepada sang kekasihnya. Dalam video clip lagu ini, menampilkan lakon menggunakan pakaian yang lintas gender atau waria.

Melanjutkan pembahasan menuju wilayah kesusastraan, salah satu buku yang pantas untuk dinobatkan sebagai masterpiece, ialah Re: dan peRempuan (2021) karya Maman Suherman. Re: dan peRempuan merupakan saga dua bagian yang menceritakan kejamnya dunia prostitusi. Terungkaplah dalam buku ini para pelayannya yang terjerat untuk selamanya melayani heteroseksual maupun homoseksual. Tidak membedakan, asal dapat mebayar jasanya saja.

Hadirnya media sosial sungguh mengubah lanskap dinamika masyarakat kita sejatinya. Adanya media sosial berarti memudahkan kita untuk mengekspresi, mencari atau menuangkan pikiran kita pada suatu hal dalam bentuk posting atau blogging. Topik-topik hangat dan tabu menjadi mudah untuk diakses, dipelajari, dan didiskusikan. Menjadinya sebagai sarana ekspresi yang terbuka untuk menjunjung hak dan asasi homoseksualitas atau LGBT.

Begitupula dengan siaran televisi, podcast atau siniar dan podsiar, sinetron, berita ataupun dokumenter yang semakin memberi gambaran dan ruang untuk menampilkan homoseksualitas. Sama halnya dengan media surat kabar dan majalah yang lebih lugu untuk membicarakan perihal homoseksual. 

Prevalensi homoseksualitas dalam media komunikasi massa Tanah Air, merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Adapun dasar tujuan media komunikasi massa adalah menjadi ruang terbuka untuk mengekspresi dan mengomunikasi 'apa yang sedang terjadi di masyarakat'. Maka perihal homoseksualitas dan LGBT di masyarakat, tidak bisa disingkiri begitu saja. Mereka berhak untuk melantas apa yang tengah dirasakan, karena bersifat aktual dan nyata.

Mereka adalah manusia; mempunyai rasa dan memiliki hasrat. Mereka bercita dan bermimpi; layaknya Aku dan Kamu. Kita semua berada di bawah payung Sang Saka Merah Putih. Maka senang atau duka, riang atau murka, dan lapang atau resah, apa sulitnya menghargai?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun