"Bekasnya bisa hilang?"
"Bisa. Asal jangan selalu digaruk. Tiga sampai empat hari lukanya sudah mulai mengering. Nanti bekal lukanya bisa diolesi madu. Kira-kira enam bulan sudah bisa hilang, atau malah lebih lama dari itu!"
"Tapi bisa hilangkan Yah?!"
"Iya...Asal jangan selalu digaruk!"
"Kalau yang bengkak-bengkak ini namanya apa?"
"Oh itu alergi. Ayah juga sering alergi macam itu. Ga bisa makan telur, ayam goreng, jajan sembarang, malah ga bisa kena debu. Bisa bengkak seluruh badan!"
"Ini juga bisa sembuh Yah?"
"Bisa...! Dah hafal toh doa minta sembuh?"
"Oh iya...! Lupa...! Apa lagi doanya?"
Allahumma aafini fii badani, allahumma aafini fi sam'I, allahumma aafini fi bashari. La ilaaha illa anta.Â
 Maka saya beberapa kali menuntun Kakak merapal doa itu. Bahwa ada zat yang Maha Menyembuhkan. Sengaja, menahan diri untuk tak lekas ke dokter. Berupaya melakukan beberapa hal sederhana. Termasuk memberikan beberapa perlakuan sebagaimana dulu para orang tua memperlakukan anak-anaknya yang terkena cacar.