A. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning
Istilah kooperatif dan pembelajaran merupakan akar dari ungkapan pembelajaran kooperatif. Belajar adalah belajar, dan kerjasama adalah bekerja sama. Pembelajaran kooperatif, kemudian, adalah pembelajaran melalui proyek kelompok. Komunitas belajar ciri model pembelajaran kooperatif yang melibatkan pembentukan kelompok atau komunitas belajar.
   Pengertian model pembelajaran kooperatif, banyak ahli yang menawarkan keterbatasan sebagai berikut:
   Johnson dalam B. Santoso Pembelajaran Kooperatif diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam kelompok kecil, dimana siswa berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan belajar terbaik baik untuk pengalaman individu maupun kelompok.Sebaliknya.
Menurut Robert E. Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan pendidikan dimana siswa belajar dan bekerja secara kooperatif dalam kelompok kecil yang beranggotakan lima orang dengan struktur kelompok yang beragam.
Menurut Agus Suprijono, istilah "pembelajaran kooperatif" mengacu pada kegiatan kerja kelompok yang lebih luas, termasuk kegiatan yang lebih banyak dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
B. Â Ciri-Ciri Pembelajaran Cooperative Learning
      Diantara ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: Untuk menguasai topik akademik, siswa berkolaborasi dalam kelompok kooperatif. Anak-anak dalam kelompok dibagi menjadi tiga tingkat kemampuan: rendah, sedang, dan tinggi. Jika memungkinkan, anggota kelompok koperasi beragam dalam hal gender, etnis, dan budaya.
C. Unsur-Unsur Pembelajaran Cooperative Learning
Unsur yang ada dalam pembelajaran kooperatif:
Mendorong kontak interpersonal sebagai latihan kehidupan sosial.
Saling ketergantungan positif antar manusia (setiap orang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan).
Akuntabilitas pribadi.
Terus mempelajari hal-hal baru dan mengikuti perkembangan terkini.
Interaksi antar peserta kelompok
Sementara itu, tidak semua kerja kelompok memenuhi syarat sebagai pembelajaran kooperatif, menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie. Johnson dan Johnson menyarankan lima komponen penting yang harus dimasukkan ke dalam kegiatan pendidikan untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari penerapan pembelajaran kooperatif, termasuk :
Saling ketergantungan yang konstruktif
Komunikasi Tatap Muka
Akuntabilitas pribadi (individual tanggung jawab
Kompetenz Sosial (Kompetenz Sosial)
Pembekalan Kelompok dan Evaluasi Proses
D. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning
Tujuan pengembangan pembelajaran kooperatif adalah pengembangan keterampilan sosial, penerimaan keberagaman, dan hasil belajar. Ada beberapa cara untuk menjelaskan masing-masing tujuan tersebut:
Pencapaian Hasil Belajar
Pembelajaran kooperatif berusaha untuk meningkatkan prestasi akademik siswa sambil merangkul berbagai tujuan sosial. Para ahli tertentu merasa bahwa strategi ini lebih efektif dalam membantu anak-anak memahami ide-ide kompleks. Model struktur insentif kooperatif telah ditunjukkan oleh penciptanya untuk meningkatkan evaluasi siswa terhadap pembelajaran akademis mereka dan untuk menormalkan perubahan yang terkait dengan hasil belajar.
Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Hasil penting kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah diterimanya secara luas individu-individu yang berbeda dalam hal kemampuan, keterbatasan, kelas sosial ekonomi, ras, dan budaya.
Pengembangan Ketrampilan Sosial
Mengajarkan siswa kerjasama dan kemampuan kolaboratif adalah tujuan utama ketiga dari pembelajaran kooperatif. Terlepas dari keragaman budaya di masyarakat, sebagian besar pekerjaan orang dewasa dilakukan di organisasi yang saling bergantung, sehingga keterampilan ini sangat berharga.
E. Pengertian Pembelajaran Collaborative Learning
Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran ditekankan dengan pendekatan pembelajaran Collaborative Learning. Dengan bantuan paradigma pembelajaran ini, siswa dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap perbedaan pemikiran serta kemampuan intelektual dan sosial.
Menurut Fathurrohman, model Collaborative Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang seluruh upayanya diarahkan pada satu tujuan. Dengan kata lain, pembelajaran kolaboratif adalah gaya pengajaran yang memanfaatkan kelompok kecil siswa untuk mengoptimalkan kesempatan belajar dan mencapai tujuan pembelajaran.
F. Ciri-Ciri Pembelajaran Collaborative Learning
Nelson mengidentifikasi sejumlah ciri pembelajaran kolaboratif, termasuk
Siswa mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pertukaran pengetahuan dan gagasan tentang suatu mata pelajaran selama proses pembelajaran.
Proses belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak tentang suatu mata pelajaran dan menerapkan pendekatan atau solusi yang berbeda terhadap masalah.
Siswa mempunyai kesempatan untuk memodifikasi suasana kelas dengan cara yang akan membantu proses belajar kelompok.
Kualitas Nelson menjelaskan bagaimana pembelajaran kolaboratif mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menekankan peran siswa daripada guru. Hasilnya, pendekatan ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa di kelas. Selain membantu siswa untuk secara aktif belajar lebih banyak tentang suatu mata pelajaran.
G. Penerapan Pembelajaran Cooperative Dan Collaborative Learning
pembelajaran cooperative learning
Pembelajaran kooperatif diprioritaskan di kelas melalui enam langkah atau tahapan utama. Seperti disebutkan di bawah ini :
Komunikasikan tujuan dan dorongan siswa.
Berikan rinciannya.
Kumpulkan siswa ke dalam kelompok-kelompok untuk bekerja sama.
Mengawasi pembelajaran dan proyek kelompok
Penilaian.
Penerapan pembelajaran collaborative learning
Ada proses tertentu yang terkait dengan setiap model pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Model pembelajaran Collaborative Learning terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Siswa membagi tugasnya dan menetapkan tujuan pembelajaran dalam kelompok.
Setiap anggota kelompok membaca, menulis, dan terlibat dalam diskusi.
Kelompok kolaboratif menyelidiki dan memikirkan solusi terhadap tugas atau kesulitan dalam lembar kerja atau tantangan yang mereka hadapi sendiri. Mereka melakukan ini dengan bekerja sama secara harmonis.
Setiap siswa menyusun laporan komprehensifnya sendiri setelah kelompok kolaboratif memutuskan hasil pemecahan masalah.
Siswa dalam kelompok lain mengamati, memperhatikan, membandingkan hasil presentasi, dan menanggapi latihan. Guru memilih satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan temuan diskusi kelompok kolaboratif mereka di depan kelas. Setelah itu dilakukan upaya agar masing-masing kelompok mendapat giliran di depan. Ini dilakukan selama dua puluh sampai tiga puluh menit.
Setiap siswa dalam kelompok kolaboratif melengkapi laporan yang akan dikumpulkan dengan cara menguraikan, menarik kesimpulan, dan merevisi sesuai kebutuhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI