Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

5 Sumber Perundungan yang Memicu Depresi pada Calon Dokter Spesialis

24 April 2024   08:13 Diperbarui: 26 April 2024   02:58 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gejala depresi berat (Sumber: Kumparan.com)

Ketidakmampuan mengelola stres juga dapat menyebabkan mahasiswa merasa terisolasi secara sosial. Mereka mungkin menarik diri dari interaksi sosial, merasa sulit untuk terlibat dalam kegiatan sosial atau akademis, dan bahkan menghindari teman dan keluarga.

Dalam beberapa kasus, ketidakmampuan mengelola stres dapat mendorong mahasiswa kedokteran spesialis untuk mengatasi stres dengan cara yang tidak sehat, seperti penyalahgunaan zat, perilaku impulsif, atau berpikir untuk melakukan tindakan merusak diri. Tindakan-tindakan ini dapat meningkatkan risiko terhadap kesehatan fisik dan mental yang lebih serius.

Gejala ini dibuktikan dengan data yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan tentang gejala depresi pada mahasiswa PPDS. Dari 22,4 persen mahasiswa program pendidikan dokter spesialis yang terdeteksi mengalami gejala depresi, 3 persen di antaranya mengaku merasa lebih baik mengakhiri hidup atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apa pun.

Untuk mengatasi masalah perundungan dan depresi di program pendidikan dokter spesialis, perlu adanya langkah-langkah konkret dari pihak fakultas dan institusi pendidikan, seperti implementasi kebijakan yang melarang perundungan, peningkatan pengawasan dan pembinaan, serta promosi budaya yang sehat dan inklusif di lingkungan pendidikan kedokteran. Selain itu, dukungan kesehatan mental yang memadai juga harus tersedia bagi mahasiswa yang mengalami tekanan emosional dan psikologis selama masa pendidikan mereka.

Depok, 24/04/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun