Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

5 Sumber Perundungan yang Memicu Depresi pada Calon Dokter Spesialis

24 April 2024   08:13 Diperbarui: 26 April 2024   02:58 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Tuntutan Akademis yang Tinggi 

Ilustrasi gejala depresi pada dokter spesialis (Sumber: CNBCIndonesia.com)
Ilustrasi gejala depresi pada dokter spesialis (Sumber: CNBCIndonesia.com)

Program pendidikan dokter spesialis memang dikenal memiliki beban akademis yang sangat tinggi. Mahasiswa harus menghadapi tekanan dari jumlah materi yang besar, tuntutan klinis yang intens, serta persaingan yang ketat untuk mencapai prestasi akademis tertinggi. Tekanan ini dapat memicu perilaku perundungan sebagai cara untuk menunjukkan dominasi dan meningkatkan persepsi superioritas.

Seorang dokter spesialis di Jawa Tengah mengaku pernah mendapat tekanan sebagai sebagai peserta PPDS tidak sekadar dialami terkait pendidikannya saja, melainkan juga tekanan dari seniornya.

Dalam "tradisi" di perguruan tingginya, setiap mahasiswa PPDS diminta untuk rutin menemui profesor yang mengampu bidang yang dijalaninya. Pertemua tersebut bukan untuk bimbingan, tetapi sekadar menghadap atau sowan kepada profesor dan harus membawa bingkisan atau makanan.

Dia sendiri enggan untuk melakukan tradisi ini karena dianggap hal itu seharusnya tidak diperlukan. Konsekuensi dari penolakannya membuat dia sering mendapat perlakuan buruk berupa perundungan verbal dari para seniornya.

Bahkan, beberapa kali ia sempat dihambat dalam proses pendidikannya. Ia pun lebih sering ditugaskan untuk menjaga bangsal rumah sakit. Dia tidak hanya bisa menerima tanpa perlawanan karena akan memengaruhi nilai dan jenjang karier ke depan.

3. Kurangnya Pengawasan dan Pembinaan

Dalam beberapa kasus, lemahnya pengawasan dan pembinaan dari pihak fakultas atau staf pengajar juga dapat memperburuk situasi perundungan. Ketika perilaku perundungan terjadi, kurangnya respons yang tegas dan pengawasan yang efektif dapat memperkuat budaya perundungan.

Kasus pengunduran diri mahasiswa dan terhambatnya pendidikan mahasiswa PPDS seharusnya bisa dicegah jika pengawasan dan pembinaan pendidikan antara senior dengan yunior berjalan dengan baik.

Berbagai tekanan dalam perundungan yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan sebetulnya diketahui oleh dokter spesialis, dekan, atau dosen, karena sudah menjadi kebiasaan dalam kegiatan parade di luar jam kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun