2. Tuntutan Akademis yang TinggiÂ
Program pendidikan dokter spesialis memang dikenal memiliki beban akademis yang sangat tinggi. Mahasiswa harus menghadapi tekanan dari jumlah materi yang besar, tuntutan klinis yang intens, serta persaingan yang ketat untuk mencapai prestasi akademis tertinggi. Tekanan ini dapat memicu perilaku perundungan sebagai cara untuk menunjukkan dominasi dan meningkatkan persepsi superioritas.
Seorang dokter spesialis di Jawa Tengah mengaku pernah mendapat tekanan sebagai sebagai peserta PPDS tidak sekadar dialami terkait pendidikannya saja, melainkan juga tekanan dari seniornya.
Dalam "tradisi" di perguruan tingginya, setiap mahasiswa PPDS diminta untuk rutin menemui profesor yang mengampu bidang yang dijalaninya. Pertemua tersebut bukan untuk bimbingan, tetapi sekadar menghadap atau sowan kepada profesor dan harus membawa bingkisan atau makanan.
Dia sendiri enggan untuk melakukan tradisi ini karena dianggap hal itu seharusnya tidak diperlukan. Konsekuensi dari penolakannya membuat dia sering mendapat perlakuan buruk berupa perundungan verbal dari para seniornya.
Bahkan, beberapa kali ia sempat dihambat dalam proses pendidikannya. Ia pun lebih sering ditugaskan untuk menjaga bangsal rumah sakit. Dia tidak hanya bisa menerima tanpa perlawanan karena akan memengaruhi nilai dan jenjang karier ke depan.
3. Kurangnya Pengawasan dan Pembinaan
Dalam beberapa kasus, lemahnya pengawasan dan pembinaan dari pihak fakultas atau staf pengajar juga dapat memperburuk situasi perundungan. Ketika perilaku perundungan terjadi, kurangnya respons yang tegas dan pengawasan yang efektif dapat memperkuat budaya perundungan.
Kasus pengunduran diri mahasiswa dan terhambatnya pendidikan mahasiswa PPDS seharusnya bisa dicegah jika pengawasan dan pembinaan pendidikan antara senior dengan yunior berjalan dengan baik.
Berbagai tekanan dalam perundungan yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan sebetulnya diketahui oleh dokter spesialis, dekan, atau dosen, karena sudah menjadi kebiasaan dalam kegiatan parade di luar jam kerja.