Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Berburu Kuliner di Jalur "Ciayumajakuning" bersama Arus Balik Lebaran

16 April 2024   13:53 Diperbarui: 18 April 2024   15:55 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami pesan tiga porsi sop dengkil plus nasi putih, bakso, nasi goreng, ditambah minuman es jeruk, teh tawar anget, dan air mineral. Pelayanannya ramah dan responsif. Para pelayan langsung menawarkan menu makan beberapa saat setelah kita duduk. Mereka menyodorkan dengan sopan daftar menu kepada kami.

Mereka akan mencatat semua pesanan dan memberikan informasi yang perlu diketahui oleh pengunjung, terutama ketersediaan menu makannya. Kebetulan hari itu pesanan kami semua tersedia. Pelayan-pelayan ini langsung gerak cepat untuk memproses pesanan sehingga tidak pake lama nunggunya. Kurang dari 10 menit dua pelayan sudah mendatangi meja kami dengan dua nampan berisi penuh dengan makanan dan minuman yang kami pesan.

Mereka menyajikan di meja dengan sopan dan ramah. Setelah semua siap mereka lalu mempersilakan untuk menikmatinya dengan senyuman yang paling ramah. Setelah itu mereka meninggalkan kami untuk menikmati hidangan makanannya.

Sop dengkil rasanya masih gurih, sama seperti ketika saya pertama kali mencicipnya pada tahun 2007. Aroma rempah dari kuahnya sangat terasa. Rasa pedas dari jahe dan lada baru terasa setelah kuahnya melewati tenggorokan. Baru beberapa sendok kuah saja keringat sudah langsung bercucuran dari kening. Badan juga terasa basah karena keringat dampak dari rasa pedasnya.

Dengkil adalah nama untuk bagian kaki kambing, tepatnya dengkul kambing yang dipotong sekitar 15 centimeter. Kulitnya tidak dikupas semua, hanya bulunya saja yang dikerik sehingga tekstur kulitnya yang kasar terlihat jelas. Potongan daging yang masih utuh dengan tulang kakinya di bagian tengah membuat tampilannya agak beda dengan sop kikil pada umumnya.

Sepintas, cita rasa dagingnya seperti kikil. Bedanya terletak pada cita rasa alot dari kulit luar kaki kambing. Supaya nikmat, bagian ini harus digigit pelan-pelan sambil merasakan cita rasa daging yang terbungkus oleh kulit ini. Perpaduan rasa dari tekstur kulit yang alot dengan tesktur daging yang lembut dan licin memberi sensasi yang enak di mulut.

Kulitnya dikunyah sampai halus, ditemani cita rasa daging dan lemak yang lembut. Lebih nikmat lagi kalau ditambah dengan satu atau dua seruput kuahnya yang pedas. Semua cita rasa sop bercampur jadi satu dalam mulut. Sensasi sop dengkil ini selalu membawa saya pada kenangan ketika makan bersama mertua, istri dan anak-anak.

Mertua sayalah yang membawa kami ke tempat ini karena mereka tahu bahwa saya adalah penyuka makanan berkuah bening seperti sop kambing, soto daging, dan sop kikil. Waktu itu warungnya masih kecil, dan hanya 1 bangunan dengan 4 atau 5 meja saja. Bangunan itu yang sekarang menjadi bangunan utama dari rumah makan ini.

Untuk kisah perjalanan mudik kami sehingga saya berjumpa dengan Sop Dengkil Haji Jamaha ini, bisa dibaca di link ini: Pengalaman Mudik Pertama Dengan Mobil Sendiri

Tanpa terasa satu porsi sop dengkil seukuran mangkok bakso ludes kuahnya. Yang tersisa hanya tulang-tulang kaki kambing. Saya berusaha untuk nahan diri meskipun ada keinginan untuk nambah satu porsi lagi. Masih ada target kuliner berikut yang lebih seru di Cirebon yang harus diburu dalam perjalanan balik lebaran kali ini. Semua sudah saya agendakan di dalam memori, tinggal menunggu eksekusi beberapa jam lagi.

Setelah berbenah dan menyelesaikan pembayaran di meja kasir, kami langsung meninggalkan RM Sop Dengkil Haji Jamaha ini dengan perut kenyang dan perasaan lega karena rasa penasaran selama setahun terbayar lunas hari ini. Begitu pikiran saya ketika mobil perlahan-lahan masuk ke dalam iring-iringan kemacetan di jalan raya. Kami kembali ke ritual macet seperti biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun