Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Goa Pamijahan: "Hidden Gem" di Dalam Keindahan Bumi Priangan

8 April 2024   09:47 Diperbarui: 8 April 2024   09:57 2262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peziarah yang hendak berziarah ke makam Syekh Abdul Muhyi dan Goa Pamijahan (Dokumentasi pribadi)

Banyak keunikan juga yang bisa dijumpai ketika menjelajahi ruang-ruang kosong yang gelap di dalam goa ini. Pengalaman yang paling mengesankan adalah merasakan air jernih yang disebut sebagai "air zam-zam Pamijahan" langsung dari sumber mata airnya. Cita rasa airnya segar dan agak manis seperti air mineral.

Salah satu ruang dalam Goa Pamijahan (Dokumentasi pribadi)
Salah satu ruang dalam Goa Pamijahan (Dokumentasi pribadi)

Selain sumber mata air jernih di dalam gua juga terdapat lubang-lubang di atas goa yang bentuknya menyerupai peci haji. Menurut kepercayaan kuncen goa dan warga setempat, apabila kepala para peziaran cukup atau pas dengan ukuran peci haji tersebut maka orang tersebut akan ditakdirkan berangkat ke tanah suci.

Di balik keunikan cerita tentang goa Pamijahan ini, ternyata sejak awal goa ini sudah terhubung dengan pengaruh Islam melalui peran dua wali besar, yaitu Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Syekh Abdul Muhyi.

Karomah Auliya

Kedua Waliyullah ini memandang Goa Safar Wadi sebagai tempat alamiah ciptaan Tuhan dengan sababiah karomah auliya. Dalam sejarah perkembangan Islam di Jawa Barat, kedua Waliyullah ini memanfaatkan Goa Safar Wadi untuk tujuan yang sama dengan caranya masing-masing.

Komplek makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (Dokumentasi pribadi)
Komplek makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (Dokumentasi pribadi)

Syekh Abdul Qadir Jaelani lebih banyak memanfaatkan goa ini untuk mengumpulkan para wali, mulai dari kegiatan ibadah, konsolidasi, kaderisasi wali, serta tajrid dan taqarrub kepada Allah. Fungsi-fungsi goa yang dimanfaatkan Syekh Abdul Qadir Jaelani ini masih meninggalkan bukti di sejumlah sudut ruang di dalam goa.

Misalnya ada tempat yang dipercaya menjadi masjid dan menara sebagai peninggalan tempat untuk beribadah para wali di dalam gua. Ada juga jalan yang menghubungkan ke Mekkah, Cirebon, Surabaya, dan Banten sebagai tanda tempat pertemuan para wali.

Di dalam Goa Pamijahan ternyata ada juga perpustakaan yang digunakan sebagai tempat pendidikan, dalam rangka kaderisasi dan penyebarluasan agama Islam ke seluruh penjuru tanah air. Selain perpustakaan ada juga tempat semedi yang dipercaya sebagai bukti bahwa tempat tersebut pernah menjadi  tajrid (menyirnakan) dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah.

Fungsi Goa Pamijahan ini tetap dijaga dengan baik oleh Syekh Abdul Muhyi selaku penerus perjuangan gurunya, Syekh Abdul Qadir Jaelani. Goa tetap menjadi tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus sebagai tempat mengenang kembali perjuangan para wali-wali (Auliya) dalam menyebarluaskan agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun