Pilah Pilih Pertanyaan Lucu,  Agar  Basa-basi Tidak Merusak Mood Silaturahmi Lebaran
Oleh: Sultani
Saat kita bersiap untuk bertemu dengan keluarga dan teman-teman, ada satu keterampilan penting yang harus kita asah: kemampuan untuk memilih pertanyaan basa-basi dengan bijaksana, sehingga kita dapat mengontrol mulut kita agar tidak mengucapkan kata-kata yang bisa membuat orang merasa tidak nyaman atau tersinggung.
Di antara senyum, pelukan hangat, dan aroma hidangan lebaran kita juga perlu mengendalikan mulut kita, jangan sampai melempar pertanyaan yang dapat memicu rasa tidak nyaman atau menyakiti perasaan orang lain. Kebijaksanaan dalam memilih pertanyaan basa-basi adalah kunci dalam menjaga silaturahmi lebaran tetap berkesan dan harmonis.
Silaturahmi lebaran akan menjadi momen yang berkesan jika disertai dengan canda tawa yang menggembirakan. Bermaaf-maafan merupakan momen paling berkesan yang sudah dinanti setelah menunaikan shalat Idul Fitri sebagai tanda kembali bersih dan suci kembali. Salam-salaman juga menandakan kesalahan kita telah dilebur menjadi sebuah ikatan hubungan baru yang kembali kepada fitrahnya.
Momentum yang indah ini biasanya akan diisi dengan canda tawa yang ringan dan spontan antarsesama anggota keluarga, saudara, teman, atau relasi. Salah satu candaan yang populer adalah pertanyaan-pertanyaan ringan atau basa-basi tentang kondisi hidup seseorang. Pertanyaan basa-basi merupakan salah satu ekspresi budaya yang mencerminkan karakter umum masyarakat Indonesia ketika bertemu dengan sahabat karib atau saudara sendiri.
Realitas yang terjadi selama ini pertanyaan basa-basi tersebut tidak jarang membuat risih karena ditanyakan tidak pada tempatnya, atau menyinggung perasaan orang yang ditanya. Meskipun spontan, ringan, dan sekadar bercanda, tidak semua orang bisa merespons pertanyaan-pertanyaan "lucu" tersebut dengan jawaban yang "humoris" juga.
Pertanyaan Basa-basi
Pertanyaan atau basa-basi yang populer ketika silaturahmi lebaran dengan keluarga biasanya seputar soal: "Kapan nikah", "Kapan punya anak?", "Kapan lulus?", Â "Kerja di mana?", "Berapa gajinya?", "Kok kurusan", "Mobilnya kok masih yang itu aja", "Anaknya kok kurusan", dan masih banyak lagi pertanyaan lain yang bikin keki.
Dalam menghadapi fenomena basa-basi seperti ini, penting untuk diingat bahwa keintiman dan batasan pribadi setiap individu bisa berbeda-beda. Sementara bagi sebagian orang pertanyaan semacam itu mungkin terasa wajar dan merupakan bagian dari komunikasi sosial, namun bagi yang lain itu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau bahkan menyakitkan.
Oleh karena itu, penting untuk memperlakukan orang lain dengan sensitivitas dan mempertimbangkan bahwa tidak semua pertanyaan tersebut sesuai atau pantas untuk diajukan dalam konteks silaturahmi. Menunjukkan rasa hormat terhadap privasi dan perasaan orang lain merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi sosial.
Basa-basi yang "menusuk hati" saat silaturahmi lebaran merupakan sesuatu yang umum terjadi di Indonesia, karena orang-orang ingin menunjukkan rasa perhatian dan kepedulian terhadap keluarga dan teman-teman mereka. Meski demikian, sensitivitas terhadap batasan privasi seseorang juga perlu dipertajam sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan. Karena pertanyaan yang diajukan bisa terasa cukup pribadi atau sensitif bagi beberapa orang.
Pilah Pilih Materinya
Agar momen silaturahmi lebaran tetap hangat di indah, sebaiknya kita perlu memilah dan memilih materi pertanyaan basa-basi kepada saudara, terutama dengan mereka yang sudah lama tidak bertemu atau yang baru pertama kali ketemu. Materinya harus dipilah apakah sensitif dan langsung menyinggung perasaan, atau bisa diterima sebagai bagian dari dialog sosial yang biasa.
Pertanyaan tentang status perkawinan, seperti "kapan nikah"? sudah menjadi pola umum dalam dialog sosial, terutama di dalam keluarga sendiri. Meski demikian, pertanyaan seperti ini peelu dikontrol untuk mereka yang belum menikah atau memiliki masalah dalam hubungan asmara. Memang, dalam budaya tertentu, pertanyaan ini sudah dianggap sebagai bagian dari dialog sosial yang biasa, namun penting juga untuk menghormati perasaan orang lain agar tidak menjadi tekanan atau ketidaknyamanan dalam momen silaturahmi.
Berikutnya, pertanyaan tentang kehamilan dan keturunan, seperti "kapan dapat momongan"? atau "kapan nambah momongan"? perlu pertimbangan yang lebih matang, basa-basi tentang kehamilan dan memiliki anak adalah topik yang sangat sensitif bagi banyak orang. Beberapa orang mungkin menganggap pertanyaan ini sebagai intrusi ke dalam kehidupan pribadi mereka, terutama jika mereka mengalami kesulitan dalam hal tersebut.
Pertanyaan tentang pekerjaan juga dianggap terlalu "kepo" atau mau tahu saja urusan pekerjaan orang. "Kerja di mana sekarang"? merupakan pertanyaan yang terkadang bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman jika seseorang tidak memiliki pekerjaan saat ini atau sedang mengalami masalah di tempat kerja. Orang akan menilai pertanyaan seperti ini seolah ingin mengetahui lebih banyak dan lebih dalam tentang kehidupan seseorang.
Sejalan dengan pekerjaan, pertanyaan tentang keuangan juga bisa mengganggu suasana hangat dalam silaturahmi lebaran. Misalnya bertanya: "berapa gajinya"? "Udah punya rumah"? atau "mobilnya kok masih yang itu aja?" pasti akan membuat tidak nyaman kepada yang ditanya. Pertanyaan ini akan sangat sensitif bagi mereka menghadapi kesulitan keuangan atau merasa bahwa pertanyaan tersebut sudah terlampau jauh masuk ke rana pribadi mereka.
Pilah-pilih materi pertanyaan basa-basi menjadi perlu diperhatikan agar semua peserta silaturahmi tidak mearas diganggu wilayah privasinya dengan topik pertanyaan yang tidak terkontrol. Sebaiknya semua orang bisa membatasi diri dan mengetahui bahwa tidak semua orang yang bersilaturahmi pasti akan nyaman dengan pertanyaan basa-basi meskipun tujuannya sekadar bercanda atau menciptakan keakraban.
Pilihlah materi umum yang sudah menjadi bahan dialog masyarakat yang jelas-jelas tidak merembet ke wilayah privasi. Hormati privasi orang lain dengan menahan keinginan untuk berbasa-basi yang bisa membuat orang lain tersingggung.
Simak tips-tips berikut ini agar pertanyaan basa-basi selama silaturahmi lebaran tidak menyinggung perasaan saudara atau teman yang lagi "sensi".
1. Kenali Batasan Pribadi
Sebelum mengajukan pertanyaan atau memulai percakapan, pertimbangkan batasan pribadi dan privasi orang yang diajak bicara. Pertimbangkan apakah topik yang ingin diicarakan bisa menimbulkan ketidaknyamanan atau menyentuh masalah sensitif bagi mereka. Batasi pertanyaan-pertanyaan "sensitif" hanya pada orang-orang yang sudah dekat, atau akrab.
Jangan sekali-kali bertanya tentang soal privasi kepada saudara atau tamu yang sudah lama tidak bertemu atau baru pertama kali ketemu. Meskipun hanya sekadar basa-basi untuk memancing suasana akrab dan santai, pertanyaan basa-basi bisa menjadi hal yang tabu untuk ditaanyakan kepada mereka yang masih asing.
Materi pertanyaan pun harus diatur agar bisa menghindari pertanyaan yang terlalu pribadi atau sensitif seperti status perkawinan, masalah keuangan, atau masalah kesehatan. Boleh saja bertanya tentang hal pribadi kecuali hanya untuk mereka yang  memiliki hubungan yang sangat dekat, dan kita yakin pertanyaan tersebut tidak akan menyinggung perasaan mereka.
2. Fokus pada Topik Umum
Lebih baik memilih topik yang umum dan netral, seperti pekerjaan, hobi, perjalanan, atau rencana liburan. Ini memungkinkan percakapan yang menyenangkan tanpa risiko menyinggung perasaan orang lain.
Saat bersilaturahmi, penting untuk mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang dikatakan orang lain. Jika seseorang menunjukkan ketidaknyamanan atau enggan untuk membahas suatu topik, segera alihkan pembicaraan ke hal lain.
Biarkan orang lain memimpin percakapan jika mereka lebih nyaman berbicara tentang topik yang mereka pilih. Jangan memaksakan diri untuk membahas hal-hal yang mereka tidak ingin bicarakan.
3. Gunakan kecerdasan emosional
Coba baca ekspresi wajah dan bahasa tubuh orang yang Anda ajak bicara untuk menilai apakah topik yang Anda bicarakan membuat mereka merasa tidak nyaman. Jika Anda melihat tanda-tanda ketidaknyamanan, segera ubah topik pembicaraan.
Terlepas dari topik yang dibahas, jaga sikap terbuka dan ramah. Tunjukkan rasa hormat dan perhatian terhadap orang yang Anda ajak bicara, dan hindari komentar atau pertanyaan yang bersifat merendahkan atau mengejek.
Pilihlah materi basa-basi yang sesuai dan menghindari topik yang sensitif saat bersilaturahmi lebaran, sehingga dapat menjaga hubungan yang harmonis dengan keluarga dan teman-teman Anda.
Dengan menghindari pertanyaan yang sensitif dan fokus pada topik yang netral serta menyenangkan, mari ciptakan percakapan yang hangat dan membangun hubungan yang harmonis bersama keluarga dan teman-teman. Semoga setiap silaturahmi lebaran menjadi kesempatan untuk saling mempererat ikatan tanpa meninggalkan kesan tidak nyaman atau menyakitkan. Mari menjaga kehangatan silaturahmi lebaran dengan memilih pertanyaan basa-basi secara bijaksana.
Depok, 5 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H