Oleh karena itu, penting untuk memperlakukan orang lain dengan sensitivitas dan mempertimbangkan bahwa tidak semua pertanyaan tersebut sesuai atau pantas untuk diajukan dalam konteks silaturahmi. Menunjukkan rasa hormat terhadap privasi dan perasaan orang lain merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi sosial.
Basa-basi yang "menusuk hati" saat silaturahmi lebaran merupakan sesuatu yang umum terjadi di Indonesia, karena orang-orang ingin menunjukkan rasa perhatian dan kepedulian terhadap keluarga dan teman-teman mereka. Meski demikian, sensitivitas terhadap batasan privasi seseorang juga perlu dipertajam sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan. Karena pertanyaan yang diajukan bisa terasa cukup pribadi atau sensitif bagi beberapa orang.
Pilah Pilih Materinya
Agar momen silaturahmi lebaran tetap hangat di indah, sebaiknya kita perlu memilah dan memilih materi pertanyaan basa-basi kepada saudara, terutama dengan mereka yang sudah lama tidak bertemu atau yang baru pertama kali ketemu. Materinya harus dipilah apakah sensitif dan langsung menyinggung perasaan, atau bisa diterima sebagai bagian dari dialog sosial yang biasa.
Pertanyaan tentang status perkawinan, seperti "kapan nikah"? sudah menjadi pola umum dalam dialog sosial, terutama di dalam keluarga sendiri. Meski demikian, pertanyaan seperti ini peelu dikontrol untuk mereka yang belum menikah atau memiliki masalah dalam hubungan asmara. Memang, dalam budaya tertentu, pertanyaan ini sudah dianggap sebagai bagian dari dialog sosial yang biasa, namun penting juga untuk menghormati perasaan orang lain agar tidak menjadi tekanan atau ketidaknyamanan dalam momen silaturahmi.
Berikutnya, pertanyaan tentang kehamilan dan keturunan, seperti "kapan dapat momongan"? atau "kapan nambah momongan"? perlu pertimbangan yang lebih matang, basa-basi tentang kehamilan dan memiliki anak adalah topik yang sangat sensitif bagi banyak orang. Beberapa orang mungkin menganggap pertanyaan ini sebagai intrusi ke dalam kehidupan pribadi mereka, terutama jika mereka mengalami kesulitan dalam hal tersebut.
Pertanyaan tentang pekerjaan juga dianggap terlalu "kepo" atau mau tahu saja urusan pekerjaan orang. "Kerja di mana sekarang"? merupakan pertanyaan yang terkadang bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman jika seseorang tidak memiliki pekerjaan saat ini atau sedang mengalami masalah di tempat kerja. Orang akan menilai pertanyaan seperti ini seolah ingin mengetahui lebih banyak dan lebih dalam tentang kehidupan seseorang.
Sejalan dengan pekerjaan, pertanyaan tentang keuangan juga bisa mengganggu suasana hangat dalam silaturahmi lebaran. Misalnya bertanya: "berapa gajinya"? "Udah punya rumah"? atau "mobilnya kok masih yang itu aja?" pasti akan membuat tidak nyaman kepada yang ditanya. Pertanyaan ini akan sangat sensitif bagi mereka menghadapi kesulitan keuangan atau merasa bahwa pertanyaan tersebut sudah terlampau jauh masuk ke rana pribadi mereka.
Pilah-pilih materi pertanyaan basa-basi menjadi perlu diperhatikan agar semua peserta silaturahmi tidak mearas diganggu wilayah privasinya dengan topik pertanyaan yang tidak terkontrol. Sebaiknya semua orang bisa membatasi diri dan mengetahui bahwa tidak semua orang yang bersilaturahmi pasti akan nyaman dengan pertanyaan basa-basi meskipun tujuannya sekadar bercanda atau menciptakan keakraban.