Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kaesang-Erina Masuk Bursa Calon Kepala Daerah: Pertarungan Wacana Dinasti Politik vs Konsolidasi Demokrasi

12 Maret 2024   05:28 Diperbarui: 12 Maret 2024   05:28 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di satu sisi, keterlibatan Kaesang dan Erina dalam dunia politik sangat kentara memanfaatkan nama besar keluarga Jokowi, yang dapat memberikan mereka keunggulan dalam kontestasi politik. 

Namun, di sisi lain, aspirasi politik lokal juga bisa menjadi faktor determinan, di mana masyarakat setempat bisa saja melihat Kaesang dan Erina sebagai tokoh yang mampu mewakili kepentingan mereka dengan baik.

Munculnya Kaesang dan Erina Gudono dalam bursa calon kepala daerah memang bisa menimbulkan pertanyaan tentang normalisasi dinasti politik, di mana anggota keluarga politisi terkenal dianggap memiliki keunggulan dalam kompetisi politik berdasarkan hubungan keluarga mereka, bukan kualifikasi atau prestasi mereka sendiri. 

Hal ini bisa menjadi tanda bahwa masyarakat lebih terbiasa atau kurang kritis terhadap praktik politik dinasti, dan lebih memmerhatikan faktor nama besar atau hubungan keluarga dalam memilih pemimpin.

Fenomena ini juga bisa menunjukkan kurangnya konsolidasi demokrasi dalam proses pemilihan kepala daerah, di mana kualitas kandidat dan platform politik mereka bisa saja tidak menjadi fokus utama pemilih. 

Pentingnya konsolidasi demokrasi dalam memilih kepala daerah memang tidak boleh terlewatkan. Proses pemilihan yang sehat dan transparan harus mengutamakan kualifikasi, integritas, dan visi calon pemimpin, bukan hanya hubungan keluarga atau nama besar. 

Dalam konsolidasi demokrasi, masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam memahami dan mengevaluasi calon berdasarkan program kerja, rekam jejak, dan kompetensi mereka.

Sumber: Koran-jakarta.com
Sumber: Koran-jakarta.com

Jika masyarakat lebih memilih untuk menormalkan dinasti politik dan mengabaikan konsolidasi demokrasi, hal ini bisa merugikan demokrasi itu sendiri, karena akan mengurangi pluralisme, akuntabilitas, dan kualitas kepemimpinan. 

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus mengkritisi dan mengevaluasi proses politik, serta memilih pemimpin berdasarkan pertimbangan yang substansial dan bukan hanya hubungan keluarga.

Namun demikian, walaupun ada argumen yang bisa menyatakan bahwa munculnya Erina dan Kaesang merupakan refleksi dari politik dinasti yang semakin kuat, penting untuk diingat bahwa akhirnya keputusan ada di tangan pemilih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun