Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uang Untuk Skincare atau Untuk Nasi: Ironi Masyarakat Konsumtif

7 Maret 2024   13:01 Diperbarui: 11 Maret 2024   17:13 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data tersebut mengungkapkan bahwa pesatnya pertumbuhan produk skincare menunjukkan adanya perubahan dalam perilaku konsumennya. Wanita yang membeli produk skincare semakin banyak. Perilaku mereka dalam membeli skincare saat ini tidak lagi berdasarkan kebutuhan, melainkan hasrat serta kepuasan untuk memenuhi keinginannya.

Perilaku Konsumtif

Seseorang yang melakukan pembelian produk konsumtif --seperti skincare---hanya berdasarkan hasrat untuk memenuhi keinginannya secara terus-menerus, dapat dikatakan sebagai perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif itu didorong oleh keinginan mengonsumsi suatu barang secara berlebih atas dasar keinginan dan kesenangan sesaat. 

Orang yang konsumtif, perilaku konsumsinya sudah tidak lagi didasarkan pada alasan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara rasional. Pola konsumsinya dimanfaatkan sebagai cara untuk memuaskan keinginan aktualisasi diri yang tidak masuk akal, seperti peningkatan status sosial, prestise, kelas, gaya, dan citra diri.

Orientasi perilaku konsumtif biasanya diekspresikan melalui penggunaan produk yang dianggap mahal untuk mendukung gaya hidup yang didorong oleh rasa senang, mencapai kepuasan, dan kenyamanan fisik yang tinggi. 

Pemicunya adalah gaya belanja yang didorong oleh perkembangan mode atau tren, membeli barang-barang kesenangan secara berlebihan meskipun di luar kemampuan. 

Puncak dari perilaku konsumtif adalah ketika seseorang tidak dapat mengontrol apa yang dia butuh untuk dibeli, tidak bisa melihat barang berdasarkan fungsinya, mudah tergoda atau tertarik dengan produk fashion yang digunakan orang lain dan selalu ingin mengikuti tren.

Sumber: jogja.idntimes.com
Sumber: jogja.idntimes.com

Perilaku konsumtif ditopang oleh tiga aspek utama, yaitu impulsif, irasional, dan boros. Aspek impulsif mengacu pada kondisi di mana seseorang melakukan pembelian berdasarkan hasrat yang datang secara tiba-tiba. Aspek irasional mengacu pada kondisi di mana seseorang membeli suatu produk tidak berdasarkan pertimbangan dari segi manfaat atau kegunaan dari produk tersebut. Aspek boros mengacu pada perilaku seseorang yang menghamburkan banyak uang tanpa alasan yang jelas (Latifa, 2021).

Skincare dan produk konsumtif lainnya merupakan barang-barang kebutuhan terkait penampilan yang berorientasi pada pencitraan diri. Orang-orang yang merasa bisa mempercantik diri atau menambah rasa percaya diri dengan barang-barang tersebut pasti akan membelinya berapa pun harga yang ditawarkan. Keinginan untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari barang-barang tersebut menuntun perilakunya untuk membelanjakan uang mereka tanpa kontrol. Padahal, tanpa disadari, perilaku konsumtif ini hanya memberi kesenangan dan kebahagiaan yang semu akibat pembeliannya yang berlebihan.

Kulit Glowing Atau Nasi yang Cukup?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun