Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Jari Ungu adalah Bukti Kedaulatan Kita sebagai Rakyat

14 Februari 2024   11:21 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:29 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Model C.Pemberitahuan-KPU. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jari Ungu Adalah Bukti Kedaulatan Kita Sebagai Rakyat Oleh: Sultani

Sudahkah Anda mencoblos? Kalau sudah selamat, Anda telah menegakkan hak rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negara kita ini. Jika belum, segera ke TPS dan gunakan hak pilih Anda dengan benar. Waktunya sampai jam 1 siang, sebelum TPS ditutup untuk proses penghitungan suara. Ingat, suara kita akan menentukan jalannya negara ini lima tahun ke depan. Gunakan itu sebaik mungkin dengan memilih calon presiden dan calon wakil rakyat sesuai dengan hati nurani kita masing-masing.

Saya telah mencoblos di TPS sesuai alamat tempat tinggal. Sebelum berangkat, saya pastikan untuk membawa surat pemberitahuan Model C Pemberitahuan-KPU atas nama saya sendiri. Di rumah saya ada 4 pemilih, jadi kami mendapat 4 surat pemberitahuan yang sudah dibagikan petugas KPPS pada H-2. 

Hari ini wilayah Sawangan dan sekitarnya diguyur hujan sejak subuh, jadi udaranya dingin, dan suasana daerahnya mendung. Rasanya malas banget mau berangkat karena godaan mager akibat hujan sangat kuat. Tapi karena komitmen untuk menyukseskan Pemilu tahun ini juga kuat, terpaksa keinginan mager harus dikalahkan pagi-pagi. 

Jam 9 hujan berhenti. Tapi suasana tetap mendung. Saya putuskan untuk langsung ke TPS dengan membawa pemberitahuan KPU sendiri. Tiga yang lain ditinggal, karena istri ama anak memilih untuk datang siang biar tidak lama antrinya.

Ternyata benar, begitu sampai di pintu TPS sudah banyak yang antri di dalam. Saya terdaftar sebagai pemilih di TPS 90 yang mencakup 2 RT di RW kami. Para pemilih yang datang ke TPS 90 ini ternyata banyak juga yang mau nyoblos pagi hari seperti saya. Akhirnya numpuk di depan TPS dan ngantri menunggu satu persatu pemilih yang sudah coblos keluar dari TPS. 

Ilustrasi suasana TPS 90 yang sudah ramai dengan pemilih. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ilustrasi suasana TPS 90 yang sudah ramai dengan pemilih. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Setelah menyerahkan Peberitahuan KPU saya mengambil tempat duduk di dalam tenda yang kebetulan tersisa satu. Sambil menunggu giliran, Saya mengamati kejadian-kejadian rutin ketika warga datang mendaftarkan diri ke petugas TPS. Posisi duduk para petugas KPPS berjejer dari pintu masuk ke dalam, menuju ke bilik suara. Paling ujung, yang duduk dekat pintu masuk merupakan petugas yang menerima surat pemberitahuan dan menandai namanya. Setelah itu berurutan Ketua KPPS hingg di ujung petugas penjag meja tinta. 

Secara umum, proses pemilihan di TPS 90 ini berjalan lancar sehingga antrian tidak terlalu menumpuk di luar tenda. Hanya ada beberapa warga yang datang untuk memastikan bahwa mereka tidak mendapat surat panggilan sambil menunjukkan KTP dan file digital bukti pendaftaran sebagai pemilih. Para petugas ini hanya menyarankan agar mereka datang lagi jam 12 siang untuk pemilih yang tidak memiliki syarat yang lengkap. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Para petugas sesekali mengingatkan kepada para calon pemilih agar tidak mendokumentasikan kegiatan pencoblosan suara di bilik suara dengan menggunakan handphone.

Untuk itu mereka menyarankan untuk tidak membawa handphone ke bilik suara, atau menitipkan dulu ke petugas, atau mengantonginya ketika mencoblos. Satu per satu pemilih dipanggil untuk mengambil surat suara ke petugas untuk menuju ke bilik suara. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemilih di TPS 90 tidak menemui kesulitan dalam teknik pencoblosan. Semua surat suara sudah di-bundling berdasarkan urutan pemilihannya sesuai dengan warna surat suara.

Surat suara warna abu-abu untuk Pemilihan Presiden, warna kuning Untuk DPR RI Dapil Depok VI, warna merah  untuk DPD Dapil Jawa Barat, warna biru untuk DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Jawa Barat 8, dan warna hijau untuk DPRD Kota Depok Dapil Kota Depok 6.

Untuk mengetahui nama caleg dan partai pengusungnya, panitia memasang sampel surat suara yang berisi nama kandidat dan partainya masing-masing di sekitar area pintu masuk TPS.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Nama Saya dipanggil beberapa saat setelah mengamat-amati nama caleg dan partai pengusungnya yang ditempel pada sebuah papan besar beberapa meter sebelum pintu masuk.

Terus terang, dari semua nama tersebut hanya ada satu nama caleg dari Kota Depok yang saya kenal, karena beliau aktif membantu pembangunan atau perbaikan jalan di perumahan kami. Bahkan, untuk bantuan yang beliu berikan tersebut, beliau minta kompensasi untuk dipasangkan baliho dirinya di sekitar area jalan yang diperbaiki.

Apakah saya akan memilih beliau kali ini? Rahasia.

Karena meskipun tidak kenal dengan calegnya saya bersimpati kepada beberapa partai karena sejalan dengan preferensi capres yang mau saya pilih. Dilema kan? Tapi inilah realitas politik yang harus dihadapi di era demokrasi numerik yang menjadikan suara mayoritas sebagai pemenang. 

Dilema itu akhirnya harus diselesaikan segera ketika nama saya dipanggil oleh petugas untuk segera ke bilik suara dengan membawa 5 kertas suara yang sudah dikareti jadi satu. Dan "sat-set" semua dilema saya di depan papan caleg tadi terselesaikan di ujung paku yang ada di dalam bilik suara.

Kelima surat suara tersebut saya coblos semua dengan satu kali coblosan supaya sah dihitung sebagai perolehan suara untuk capres, caleg, dan partai. Puas? Tentu. Karena saya sudah menunaikan kewajiban sekaligus hak saya sebagai warga negara. Di sinilah kita menentukan seberapa lama presiden dan wakil rakyat bekerja untuk kemajuan negara. 

Untuk membuktikan keikutsertaan kita dalam Pemilu 2024, kita wajib menyelupkan salah satu jari kita ke dalam tinta ungu yang sudah disiapkan di dekat pintu keluar TPS. Saya selalu menyelupkan jari kelingking saya setiap kali selesai mencoblos dalam Pemilu yang lalu.

Bagi saya, menyelupkan jari ke dalam tinta bukan sekadar ritual rutin lima tahunan, tetapi sebagai ekspresi, komitmen, atau bukti bahwa kita sudah menyerahkan kedaulatan kita sebagai rakyat kepada semua kandidat yang kita coblos di balik bilik suara. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Apakah pilihan kita hari ini harus menentukan kemenangan capres pilihan kita? Tentu tidak. Karena probabilitas kekalahan dan kemenangaan dalam pemilihan presiden peluangnya sangat terbuka.

Tetapi siapapun terpilih nanti dialah Presiden kita. Dialah pemimpin tertinggi negara kita yang harus kita patuhi, meskipun bukan pilihan kita.

Sebagai warga negara kita wajib untuk menentukan keabsahan kekuasaan para pemimpin dan wakil rakyat melalui pemilu. Penting untuk dicatat di sini bahwa pemilu bukan untuk memilih pemimpin yang terbaik tetapi mencegah orang yang buruk untuk berkuasa.

Selamat memilih saudara sebangsa dan setanah air. 

Depok, 14 Februari 2o24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun