Sedangkan untuk ukuran sampel antara 1.500 hingga 2000 responden digunakan oleh Laboratorium Psikologi Politik UI dan Indonesia Survey Center (ISC). Sisanya menggunakan ukuran sampel 1.200 responden. Di antaranya adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI), Poltracking, dan Indikator.
Dengan ukuran sampel yang bervariasi, margin of error dari data yang dikumpulkan pun bervariasi. Semakin besar ukuran sampel semakin kecil margin of error yang menunjukkan akurasi data semakin tinggi. Lembaga survei SPIN dengan ukuran sampel 2.178 responden menghasilkan margin of error sebesar 2,1 persen. Laboratorium Psikologi Politik UI dengan ukuran sampel 1.810 responden mempunyai margin of error sebesar 2,3 persen.Â
Sementara lembaga survei yang menggunakan ukuran sampel 1.200 responden, seperti Charta Politika, Polling Institute, LSI, EPI Center, dan Indikator Politik margin of errornya paling tinggi, yaitu 2,9 persen.
Meski memiliki rentang margin of error yang bervariasi dari 2,1-2,9 persen, data elektabilitas yang dihasilkan masih terbilang akurat. Karena semua lembaga survei menggunakan batas tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Artinya, semua data yang dihasilkan dari sampel yang didapat lembaga-lembaga survei bisa dipercaya sebagai kebenaran sebesar 95 persen. Tolerir terhadap kesalahan dalam penarikan sampel hanya 5 persen.
Ukuran sampel ini berkaitan dengan teknik penarikan sampel (sampling) sebagai proses seleksi elemen-elemen dari populasi yang hendak diteliti dalam rangka membuat generalisasi. Teknik sampling lembaga survei untuk menghasilkan sampel yang akurat juga berbeda-beda. Namun, semuanya menggunakan teknik random sampling, mulai dari simple random sampling, stratified random sampling, atau multi stage random sampling.
Laboratorium Psikologi Politik UI merupakan salah satu lembaga survei yang ikut melakukan survei elektabilitas capres dengan menggunakan multistage random sampling untuk menarik 1.810 responden yang menjadi sampel survei.Â
Selain itu, Charta Politika, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Economics & Political Insight (EPI) Center, dan Data Riset Analitika juga menggunakan teknik penarikan sampel yang sama, yaitu multistage random sampling. Sementara Indikator Politik Indonesia menggunakan stratified random sampling dalam memilih 1200 responden sampelnya.
Komponen terakhir dari metode survei yang ikut menentukan akurasi data adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat keterpilihan capres dari masyarakat. Metode pengumpulan data merujuk pada penggunaan metode wawancara langsung, telepon, atau daring sebagai media untuk mengumpulkan informasi yang diteliti.
Lembaga-lembaga survei yang menggunakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung atau tatap muka adalah Charta Politika, Data Riset Analitika, LSI Denny JA, dan Sementara yang menggunakan metode pengumpulan data dengan telepon adalah Polling Institute dan Indonesia Survey Center (ISC). Sementara lembaga survei yang pengumpulan datanya dilakukan secara daring adalah Laboratorium Psikologi Politik UI. Lembaga ini menyebutkan metode pengumpulan datanya dilakukan secara tatap muka dengan pengisian menggunakan mobile apps.
Elemen Teknis
Elemen teknis dalam survei mencakup banyak aspek yaitu desain kuesioner, pengolahan data, waktu pelaksanaan survei, perilaku responden, dan perubahan opini. Kuesioner yang baik didesain dengan pertanyaan yang jelas dan netral tanpa adanya bias yang dapat memengaruhi jawaban responden.