Informasi tentang peluang kemenangan para capres selama hanya bisa dilakukan dengan menggunakan data survei yang dihasilkan oleh lembaga survei. Pergerakan elektabilitas kandidat sudah bisa dipantau sejak para tokoh masih dalam proses bursa capres hingga resmi menjadi capres.
Sejak Pilpres 2009 tren survei elektabilitas capres mulai digunakan oleh partai politik dan sejumlah elit politik dalam rangka memantau tingkat keterpilihan mereka sebagai capres.Â
Lembaga survei seperti Lembaga Survei Indonesia, Poltracking, Indikator, dan Charta Politika merupakan aktor-aktor yang sangat berperan dalam membangun reputasi survei politik berbasis data statistik. Semakin ke sini, popularitas survei elektabilitas semakin tinggi seiring dengan munculnay kebutuhan para elite politik memanfaatkan survei sebagai metode untuk mengukur potensi mereka menjadi pemimpin nasional.
Lembaga-lembaga tersebut secara konsisten muncul dalam momentum kontestasi politik yaitu pemilihan kepala daerah, pemilihan presiden, hingga pemilihan caleg. Mereka juga memiliki reputasi yang bagus dalam memprediksi hasil pilpres dan pemilu secara akurat dari data yang dihasilkan.Â
Reputasi tersebut tetap terjaga karena setiap survei dikerjakan berdasarkan kaidah-kaidah dalam survei opini publik. Data yang dihasilkan pun memiliki kredibilitas yang tinggi karena diperoleh secara obyektif, independen, dan akurat.
Terkait dengan kredibilitas data, isu yang perlu dieksplorasi dalam survei elektabilitas capres ini adalah soal akurasi data. Ada beberapa elemen kunci yang signifikan pengaruhnya terhadap akurasi data. Elemen-elemen tersebut antara lain:
Metode Survei
Metode survei adalah metode yang sengaja digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan menggunakan pertanyaan lisan serta tulisan (kuesioner). Metode ini sebenarnya merupakan proses, teknik atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi penelitian dengan mengajukan pertanyaan responden. Proses pengumpulan datanya sendiri menggunakan sampel dari populasi tertentu.
Sampel dalam survei elektabilitas capres merupakan isu penting dalam metode survei karena menyangkut ukuran atau besaran sampel dan teknik penarikan sampel (sampling). Ukuran sampel merupakan salah satu kunci akurasi data karena merupakan jumlah subjek yang diperlukan untuk memprediksi karakteristik populasi.
Data elektabilitas dari semua lembaga survei yang telah dirilis hasilnya menggunakan ukuran sampel (sample size) yang berbeda-beda, dari 1200 responden hingga 2178 responden. Lembaga survei dengan ukuran sampel minimal 2000 adalah: Survey & Polling Indonesia (SPIN) dan Ipsos Public Affairs.Â