Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Menggunting Dalam Lipatan

27 Januari 2024   23:59 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:54 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, ketika seseorang masih menjabat sebagai bagian dari kabinet atau pemerintahan, ada tanggung jawab untuk bekerja secara kolektif dengan menteri-menteri lain dalam pemerintahan untuk mendukung kebijakan yang telah diambil. Terlalu banyak atau terlalu kerasnya kritik terhadap kebijakan pemerintah bisa menimbulkan pertanyaan tentang kekompakan dan stabilitas pemerintahan.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Saya menyebut tindakan mengkritik pemerintah yang dilakukan oleh seorang pejabat petahana yang menjadi kontestan Pilpres sebagai politik "menggunting dalam lipatan". Metafora "menggunting dalam lipatan" digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang yang mengatakan atau melakukan sesuatu dengan cara yang merugikan orang yang seharusnya menjadi sekutu atau mitranya. Dalam konteks politik, jika kritik yang dilakukan seorang pejabat negara yang sedang berkontestasi dianggap merugikan stabilitas atau kohesi pemerintahan Jokowi, maka metafora tersebut bisa diterapkan.

Dalam konteks politik Indonesia menjelang Pilpres 2024, metafora "menggunting dalam lipatan" bisa mencerminkan tindakan atau strategi politik yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang secara diam-diam berusaha merugikan atau mengkritik pihak yang seharusnya menjadi mitra atau sekutunya. Metafora ini sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang atau kelompok menggunakan taktik yang merugikan tujuan bersama atau kesatuan dalam politik.

Penggunaan metafora ini juga bisa merujuk pada tindakan yang melibatkan pengkhianatan, kritik internal yang tidak sehat, atau tindakan yang dapat melemahkan dukungan bersama. Misalnya seorang pejabat negara yang sedang kontestasi dalam pemilihan presiden membuat pernyataan kritikan dengan tendensi mendiskreditkan pemerintah, maka bisa dianggap sebagai politik "menggunting dalam lipatan" yang sangat potensial menciptakan instabilitas internal pemerintahan.

 Perlu diingat juga bahwa politik sering kali melibatkan dinamika kompleks sehingga interpretasi terhadap metafora politik "menggunting dalam lipatan" bisa multi tafsir, tergantung pada perspektif masing-masing orang dan situasi politik yang spesifik. Namun, metafora ini tetap bisa digunakan pada kasus-kasus spesifik, sekadar untuk menggambarkan situasi di mana ucapan atau tindakan yang berlawanan bisa membuyarkan semangat kerja sama dan kesatuan dalam pemerintahan menjelang Pilpres 2024.

 Karena itu, untuk menghindari tudingan adanya politik "menggunting dalam lipatan" ini sebaiknya para pejabat yang kritis dan tidak searah lagi dengan Presiden Joko Widodo, sepatutnya menjaga diri agar tidak kebablasan dalam menyampaikan kritik. Para menteri harus kompak bersama Presiden sampai Kepala negara mengakhiri masa jabatannya. Jika ini tidak bisa dilakukan, akan lebih baik segera mengundurkan diri supaya tidak terjadi konflik kepentingan (conflict of interest).

Depok, 27 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun