Bagi pendukungnya juga, kemampuan Gibran melewati semua ujian politik berupa cemoohan terhadap dirinya sejak dia dideklarasikan sebagai cawapres hingga memasuki masa debat cawapres, merupakan tanda-tanda sukses untuk menghadapi debat. Ekspektasi mereka terhadap Gibran dalam debat ini paling tidak bisa berorasi dengan artikulasi yang baik dan tidak emosional. Para pendukung Gibran percaya, meski paling muda usia, kemampuan cawapres dari Prabowo ini memiliki kemampuan penguasaan materinya setara dengan dua rivalnya.
      Apakah Gibran bisa menyaingi Mahfud dan Cak Imin dalam debat ini?  Ini adalah ujian terberat Gibran dalam masa-masa kampanye ini meskipun dia sendiri berambisi untuk melakukannya. Gibran tidak akan bisa menyaingi kedua seniornya tersebut dengan pengalamannya yang terbilang masih sedikit. Meski demikian, Gibran adalah satu-satunya sosok yang paling berpeluang untuk merebut suara Generasi Milenial dan Generasi Z yang baru menjadi pemilih pemula dalam Pilpres kali ini. Meski kalah dari segi pengalaman, Gibran masih mempunyai peluang untuk mengambil ceruk suara pemilih dari dua generasi yang identik dengan sosoknya.
Kalau Gibran bisa menerapkan gaya hit and run dalam berdebat, mungkin dia bisa mendapat poin positif dari kemampuannya menerapkan strategi ini dalam berdebat. Gaya hit and run ini dikenal efektif bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan sumber daya seperti yang dihadapi Gibran sekarang. Dengan hit and run siapa tahu Gibran bisa menciptakan kejutan-kejutan kecil yang bisa membuat lawannya mau tidak mau harus mengatur strategi yang lebih serius untuk mengalahkannya. Dan inilah kejutan yang diharapkan bisa terjadi dari panggung Debat Cawapres 2024.
      Apakah penampilan debat para kandidat bisa mengubah preferensi pemilih? Efek elektoral dari debat tidak begitu besar mengubah preferensi para pemilih yang sudah menentukan pilihan calonnya. Para pemilih ini akan memanfaatkan momentum debat hanya untuk meyakinkan diri mereka terhadap kemampuan pasangannya dalam menguasai materi debat dan beretorika. Kemungkinan untuk mengubah pilihan  (swing voters) hanya mungkin terjadi pada pemilih bimbang atau yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H