Berdasar
Elektabilitas 18 Persen
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode Desember 2023, elektabibilitas Ganjar Pranowo setelah dipasangkan dengan wakilnya Mahfud MD sebesar 18 persen. Tingkat keterplihan terbaru capres dengan nomor urut 3 ini berkurang drastis ketimbang 4 bulan yang lalu. Salah satu penyebab berkurangnya kekuatan dukungan pemilih tersebut adalah sikap dan pernyataan Ganjar di depan publik yang kerap menjadi blunder sehingga menurunkan kredibilitasnya sebagai calon pemimpin bangsa. Sudah menjadi rahasia umum juga, konflik tersembunyi antara elit PDI Perjuangan dengan Presiden Joko Widodo di balik pencapresan Ganjar telah memecah soliditas pemilih Ganjar.Â
Peta dukungan para capres dan dinamika elektabilitas mereka selama ini identik dengan soliditas dukungan partai politik pengusungnya. Anies Baswedan mendapat sokongan dari Nasdem, PKS, dan PKB. Prabowo disokong oleh Gerindra,  Golkar, PAN, Demokrat, PBB, dan beberapa partai non-parlemen. Sementara dukungan untuk Ganjar berasal dari PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo. Peta dukungan parpol yang terakumulasi dalam koalisi pendukung capres ini ternyata belum signifikan untuk  membedakan kekuatan dukungan yang bisa mengunggulkan elektabilitas capres tertentu.
Pendukung Jokowi merupakan elemen penting yang paling berpengaruh dalam menentukan peningkatan elektabilitas capres. Dukungan para pendukung Jokowi selama ini terakumulasi bersama suara pemilih PDI Perjuangan yang sudah solid pada Pemilu 2014 dan 2019. Soliditas suara pendukung Jokowi dan PDI Perjuangan ini tetap terjaga hingga menjelang Pemilu 2024.Â
Dengan demikian, suara pendukung Jokowi yang terintegrasi bersama pendukung PDI Perjuangan tersebut menjadi berkah untuk capres yang diusung oleh partai ini. Ganjar Pranowo yang selama ini identik dengan penerus Jokowi dari PDI Perjuangan memperoleh limpahan suara pendukung Jokowi dan PDI Perjuangan sekaligus. Fakta inilah yang membuat elektabilitas Ganjar meningkat dengan cepat meninggalkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Seperti yang kita saksikan selama ini, kekuatan dukungan untuk Ganjar begitu perkasa dan tidak tergoyahkan oleh isu apa pun.Â
Sampai di sini jelas bahwa suara pendukung Jokowilah yang menyokong kekuatan elektoral Ganjar yang membuat popularitas dan elektabilitasnya selalu menempati peringkat teratas dalam semua survei elektabilitas. Dinamika suara pendukung Jokowi yang mulai eksodus menjelang deklarasi Ganjar sebagai capres ternyata efektif sekali mengganggu elektabilitas Ganjar. Sikap Ganjar dalam ajang World Cup U17 yang menolak kesebelasan Israel bertanding di Indonesia adalah pemicu awal dari gerakan eksodus pendukung Jokowi.Â
Dampaknya ril karena untuk pertama kalinya suara dukungan untuk Ganjar dalam survei berkurang, meskipun belum signifikan. Berkurangnya dukungan tersebut ternyata sinyal yang hendak mengungkapkan adanya perselisihan antara Presiden Joko Widodo dengan elit PDI Perjuangan yang ditunjukkan melalui penolakan Israel oleh Ganjar Pranowo dan koleganya sesama politisi partai banteng. Konflik tersebut ternyata terus bergulir hingga tiba saatnya Ganjar didapuk langsung oleh Megawati sebagai capres partainya. Di sinilah eksodus pendukung Jokowi mulai bergerak masif kepada capres Prabowo Subianto.Â
Hasil dari eksodus tersebut sangat efektif memukul kekuatan dukungan untuk Ganjar. Elektabilitasnya mulai melemah dari waktu ke waktu seiring dengan perpindahan dukungan pemilih Jokowi yang selama ini menyatu dengan PDI Perjuangan. Sebaliknya, capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto mulai memanen elektabilitas dari pendukung Jokowi ini. Tidak butuh waktu lama, elektabilitasnya pun mulai meningkat mendekati Ganjar, lalu menyalipnya. Pendukung Jokowi yang sudah berlabuh ke kubu Prabowo sekarang telah mengerek elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra ini berkali-kali lipat. Sebaliknya, elektabilitas Ganjar mulai terpuruk. Hasil survei Litbang Kompas terbaru menegaskan keterpurukan elektabilitas Ganjar untuk pertama kalinya sejak sosok berambut uban ini populer sebagai capres beberapa tahun lalu. Survei pada Desember tersebut mencatat elektabilitas Ganjar sebesar 18 persen.
Bayang-bayang Jokowi