Cerita ini terjadi pada saat saya melakukan eksplorasi ke Pulau Moyo dengan mengelilingi Pulau ini selama 2 hari dengan kapal nelayan pada tahun 2013 bersama beberapa teman dari Jakarta dan Sumbawa Besar. Sesuai dengan judul, cerita ini terjadi disaat saya dan teman teman sedang menikmati keindahan alam Pulau Moyo yang tiada dua nya, tidak hanya 3 dari 7 air terjun yang ada di Pulau ini namun juga pantai pantai nya yang sungguh menawan, khusus nya pantai pantai yang berada di kawasan Poto Jarum tempat foto diatas diambil.
Foto ini menggambarkan sebuah layanan yang diberikan oleh sebuah resort di Pulau Moyo dimana tamu di tempatkan di sebuah pantai tepat nya di pantai 1 atau Beach One dengan segala perlengkapan termasuk untuk berisitirahat serta snack dan minuman. Tamu akan ditinggal sendiri di pantai tersebut dari jam 10 pagi hingga waktu nya berkhir. Layanan ini memang bagus dari segi privacy, namun apabila ditempatkan di pantai yang bukan pantai private akan menimbulkan sebuah permasalahan yang tidak terduga sebelum nya.
Banyak wisatawan yang mengunjungi Pulau ini mungkin hanya terfokus kepada air mata jitu yang memang terkenal dengan keindahan nya, air nya yang jernih berwarna hijau nan menyegarkan serta kesunyian alam sekitar nya yang membuat kedamaian bagi siapa saja yang mengunjungi air terjun ini. Namun Pulau Moyo tidak hanya memiliki air terjun saja, pantai pantai nya yang tersebar dari pantai Ai Pada, di utara, Poto Jarum, Rajasua hingga ke Selatan yaitu Tanjung Pasir yang merupakan spot snorkeling terindah di Pulau Moyo atau kawasan Poto Jarum yang memiliki 4 pantai terindah di Moyo yaitu Pantai 1, 2, 3 dan pantai Ai Dara yang memiliki pasir menawan serta air laut yang jernih dan tenang khusus nya Ai Dara yang tertutup oleh bukit sehingga jarang ada angin berhembus membuat air laut di sekitar nya tenang.
Cerita ini berawal disuatu pagi kami berangkat dari Sumbawa pada jam 06.30 pagi menuju ke Pulau Moyo dengan alasan pencahayaan pagi yang baik untuk sesi foto yang merupakan salah satu tujuan utama kami ke Pulau Moyo, dan juga agar kami dapat selama mungkin berada di Pulau Moyo untuk mengeksplorasi semua tempat di Pulau Moyo dengan mengelilingi Pulau ini selama 2 hari dengan kapal. Setibanya di pantai 1 pada jam 08.00 kami mempersiapkan perlengkapan dan lain lain untuk sesi foto kami, tidak lama kemudian datang seseorang dengan speedboat dan menurunkan perlengkapan seperti tenda dan lain lain . Saat mulai dia mempersiapkan tersebut, dia berbicara dengan salah satu awak kami dan meminta untuk memindahkan tali kapal kami yang kebetulan menghalangi spot tempat dimana dia mempersiapkan tenda untuk tamu nya, mendengar tersebut saya sentak bertanya balik kepada dia, "Apa tali tersebut mengganggu perkejaan bapak ?’ dan dia menjawab “oh tidak pak”. Setelah mendengar jawaban tersebut saya melanjutkan persiapan saya dan teman teman, demikian dia melakukan hal yang sama untuk tamu nya.
Setelah selesai mempersiapkan tenda tersebut, dia lalu menghubungi salah satu staf melalui radio HT ( yang pada akhir nya saya mengetahui bahwa itu adalah atasan nya ) dan menginformasikan bahwa dia telah selesai dengan persiapan nya namun masih ada beberapa orang disini, yaitu saya dan teman teman kemudian saya mendengar atasan dia berkata melalui radio HT "Tolong ditanya sampai jam berapa mereka disana", mendengar seperti itu saya langsung berkata kepada dia dan meminta nomor telepon atasan / manager dia karena khawatir akan timbul masalah dan berpikir untuk berdialog langsung dengan atasan nya yang dapat memberikan keputusan langsung. Kemudian saya menghubungi beliau dan seperti ini percakapan kami pada waktu itu seperti ini :
Saya : Halo pak, ( memperkenalkan diri ), saya mendengar dari staf bapak ada masalah apa, pak ?
Beliau : (Tanpa memperkenalkan diri ) oh tidak pak, saya cuma ingin menanyakan sampai jam berapa bapak berada disana ?
Saya : Memang kenapa pak ? mungkin hingga sampai sore karena kami melakukan sesi foto disini.
Beliau : Tidak ada apa apa pak kami cuma akan mengantar tamu yang akan mengunjungi pantai tersebut.
Saya : Oh silahkan pak dibawa tamu nya ke sini karena ini kan pantai publik sehingga siapa saja bisa berada disini secara bersamaan.
Beliau: Begini pak, kami mengantar tamu ini untuk kegiatan private sesuai dengan salah satu program yang kami miliki
Saya : Nah itu kata yang saya tunggu tunggu pak, tidak boleh pantai di Pulau Moyo ini untuk kegiatan private, itu menutup akses publik , ini kan pantai Negara pak.
Beliau : Saya tahu pak ini pantai Negara tapi kami sering membersihkan pantai ini juga sehingga pantai ini terawat dengan baik.
Saya : Wah saya menghargai sekali usaha resort membersihkan pantai ini, tapi saya juga membersihkan pantai lain di Pulau Moyo pak dan itu tidak memberikan hak saya untuk menggunakan pantai ini untuk kegiatan private dan selain itu merupakan kewajiban kita semua menjaga kebersihan pantai di seluruh Pulau Moyo ini. Bapak tidak bisa menggunakan itu sebagai justifikasi bapak melakukan kegiatan private karena sepengetahuan saya Pulau Moyo ini bukan pulau private dan pasir atau pantai tidak bisa dimiliki oleh siapapun juga. Saya akan menginformasikan hal ini kepada pihak terkait pak.
Sebelumnya memang banyak cerita tentang penggunaan pantai pantai di kawasan Poto Jarum ini khusus nya pantai 1 dan Ai Dara yang kebablasan dan kebetulan ada kejadian ini maka saya memutuskan untuk membuktikan sendiri.
Telepon berakhir seteah beliau berkata ‘baik pak’, namun selang beberapa saat datang lagi sebuah speedboat dengan membawa dua orang security dan dua orang pembersih pantai dengan peralatan nya seperti sapu dan lain lain, dengan dalih ingin memperlihatkan kepada saya bahwa mereka benar membersihkan pantai walau pada saat itu pantai ini sudah dalam keadaan bersih.
Dua orang security mendatangi saya dan meminta saya untuk pindah ke pantai 2, tepat di sebelah pantai 1 saya berada, kemudian saya berkata kepada mereka “Bapak mengusir saya dari pantai ini ? ini pantai publik ya pak sehingga semua orang bisa kesini tanpa dibatasi dan di usir, kemudian salah satu dari mereka menjawab “ bukan seperti itu pak, karena kami akan ada tamu datang ke sini” . Kemudian saya menjawab lagi "Tadi saya sudah informasikan kepada atasan bapak untuk silahkan saja membawa tamu kesini pak, karena ini pantai publik bukan pantai private". Salah satu teman saya akhirnya menghampiri kami untuk melakukan dialog lagi namun tetap mereka menginginkan kami pergi dari pantai ini karena tamu mereka akan datang. Kami pun tetap melakukan kegiatan foto kami yang memang belum selesai pada saat itu. Apabila tamu yang akan datang tamu Negara atau VVIP, mungkin kami akan pahami, namun menurut informasi mereka adalah tamu regular resort sehingga kami tetap melakukan kegiatan kami di pantai ini.
Beberapa lama kemudian, rombongan mereka dihubungi oleh atasan mereka dan kemudian meninggalkan pantai dan pada akhir nya mereka membatalkan acara tamu mereka ke pantai ini.
Setelah dua hari eksplorasi, saya dan teman teman kembali ke Sumbawa Besar dan saya mendatangkan kantor BKSDA ( Balai Konservasi Sumber Daya Alam ) di Sumbawa Besar selaku instansi yang mengelola dan menjaga Pulau Moyo yang merupakan Pulau Konservasi ini dan disana saya memberitahukan insiden yang terjadi pada kami dan salah staf dari mereka mengatakan bahwa pihak resort juga melaporkan hal yang sama pada satu hari setelah insiden tersebut.
Kemudian saya menanyakan kembali ke pihak KSDA akan status dari Pulau Moyo ini untuk meyakinkan bahwa saya tidak keliru akan status Pulau ini yang mungkin di klaim sebagai daerah resort mereka yang memang diberikan hak kelola sebagian dari Pulau ini, namun khusus untuk kawasan tertentu dan pasti nya tidak termasuk untuk pantai. Pihak KSDA pun akhir nya membenarkan bahwa Pulau Moyo bukan pulau private tapi pulau konservasi dan pihak resort memang diberikan hak kelola atas kawasan tertentu untuk jangka waktu 30 tahun.
Setelah kejadian tersebut, saya bertanya dengan teman teman di Labuhan Aji dan mereka mengatakan bahwa memang pihak resort sering melakukan itu dan tidak hanya kepada tamu, nelayan pun dilarang untuk memancing di depan kawasan mereka dan juga untuk di kawasan pantai 1 jika tamu mereka berada disana.
Pulau Moyo terkenal bukan karena sudah banyak selebritas dunia yang mengunjungi pulau ini namun juga karena keindahan dan kesunyian alam di Pulau Moyo ini tidak ada dua nya dan ini menjadikan 'Island branding' yang menjadi pembeda pulau ini dari pulau lain nya. Dan juga karena alam nya yang meliputi pantai dan hutan serta perbukitan, menjadikan Pulau Moyo cocok untuk kegiatan yang bersifat adventure seperti trekking, sepeda gunung dan lain lain.
Pantai di kawasan Ai Pada misalnya, pantai ini yang menjadi entry point untuk menuju ke air terjun Sangalo, sering dijadikan persinggahan bagi wisatawan asing dari kapal kapal Pinisi yang dalam perjalanan dari Gili Trawangan ke Labuhan Bajo dengan melakukan aktifitas berenang dan berjemur di pantai ini. Kemudian pantai Rajasua yang selain sebagai salah satu spot snorkeling dan diving site, juga memiliki pantai kembar yang begitu menawan. Ada lagi beberapa pantai yang patut memang menjadi destinasi di Pulau Moyo selain air terjun. Dan untuk yang ingin mencari romantisme, Pulau Moyo memang patut di tempatkan 'Top of the list' karena alam dan suasana di pantai pantai di pulau ini akan secara alami memberikan nuansa romantis.
Untuk yang ingin belum ke Pulau Moyo dan berencana kesana, jangan sampai melewatkan pantai di kawasan Poto Jarum ini, karena selain letak nya dalam perjalanan dari Sumbawa Besar ke Labuhan Aji yang merupakan pintu gerbang ke air terjun mata jitu dan Diwu Mbai, juga pantai pantai ini begitu indah yang akan memberikan ketenangan bagi siapa saja yang mengunjungi dan seharusnya tanpa harus di usir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H