Sebagai seorang employe atau karyawan suatu perusahaan tentu lingkungan kerja berperan penting untuk keberlangsungan serta kenyaman selama kamu bekerja. Lingkungan kerja yang sehat adalah faktor penting dalam menciptakan produktivitas, kebahagiaan, dan kesejahteraan karyawan. Namun, sayangnya, tidak semua lingkungan kerja memiliki suasana yang positif. Beberapa lingkungan kerja justru dapat menjadi toksik, yang dapat merusak kesejahteraan fisik dan mental karyawan. Berikut  7 ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic yang perlu diwaspadai, di cek juga ya apakah sesuai sama lingkungan kerja kamu atau tidakÂ
1. Komunikasi Yang Buruk
Komunikasi merupakan kunci dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam pekerjaan tentunya kamu membutuhkan komunikasi dengan rekan kerja, atasan , bawahan dan lainnya, namun apa yang akan terjadi ketika komunikasi yang terjalin adalah komunikasi yang buruk? Buruk Komunikasi yang tidak efektif antara rekan kerja, atasan, dan bawahan adalah tanda pertama dari lingkungan kerja yang toxic. Ketika informasi tidak mengalir dengan baik, seringkali terjadi kesalahpahaman, konflik, dan rasa frustrasi. Karyawan yang sering menghadapi masalah komunikasi dapat merasa tidak dihargai dan terisolasi.
2. Tingkat Stres yang Tinggi
Stress secara realitanya merupakan hal yang wajar dan dialami oleh hampir semua yang yang bekerja. Lingkungan kerja yang toxic seringkali memiliki tingkat stres yang tinggi. Karyawan mungkin diberikan tugas yang tidak realistis, tekanan kerja yang berlebihan, atau terlalu banyak pekerjaan tambahan. Akibatnya, tingkat stres mereka meningkat, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Jika lingkungan kerja kamu seperti ini, bisa dipikrikan kembali untuk resign nihÂ
3. Tidak Ada Dukungan dari Atasan
Atasan yang tidak memberikan dukungan atau tidak adil dalam memperlakukan karyawan adalah tanda lingkungan kerja yang toxic. Dukungan dan support dari atasan sesungguhnya sangat berarti untuk karyawan karena akan merasa di dukung secara emosional dan menimbulkan semangat kerja yang positif. Ketika karyawan merasa bahwa atasan mereka tidak mendengarkan atau tidak menghargai kontribusi mereka, motivasi untuk bekerja bisa turun drastis hingga menimbulkan stress berlebih karena hanya akan tekanan dan tekanan dari atasan.
4. Mobbing atau Bullying
Mobbing atau perundungan adalah ciri yang sangat serius dari lingkungan kerja yang toxic.Bullying merupakan tindak kekerasan yang sangat merugikan mental bahkan fisik dari korban tindakan tersebut, membutuhkan waktu yang lama untuk menyembuhkan trauma yang dialami. Karyawan yang menjadi korban perundungan oleh rekan kerja atau atasan akan mengalami dampak yang merusak pada kesehatan mental mereka. Ini juga dapat berdampak pada produktivitas dan retensi karyawan. Jika lingkungan kerja kamu terdapat tindakan seperti ini bisa langsung dilaporkan kepada HR untuk diproses, jika bullying verbal maupun non verbal terus dilakukan, maka yang harus kamu lakukan adalah resign dan pergi dari lingkungan yang bukan hanya membahayakan kesehatan mental, namun juga membahayakan keamanan kamu nantinya.Â
5. Ketidakjelasan dalam Peran dan Tanggung Jawab
Ketidakjelasan dalam peran dan tanggung jawab dapat menciptakan kebingungan dan konflik di tempat kerja. Karyawan yang tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka atau siapa yang bertanggung jawab atas apa dapat merasa frustrasi dan cenderung membuat kesalahan. Hal ini sering terjadi biasanya di agency atau starup yang baru memulai bisnisnya. Kulifikasi dan tanggung jawab sering kali tidak sesuai dengan offering yang diinformasikan, sehingga pekerjaan dan tanggung jawab akan menumpuk karena kekurangan SDM.