Periode Ottoman:
Pada tahun 1517, Palestina jatuh ke tangan Kekaisaran Ottoman dan tetap berada di bawah kekuasaan Ottoman selama lebih dari 400 tahun. Wilayah ini mengalami stabilitas relatif, meskipun mengalami perubahan politik dan ekonomi.
Mandat Inggris dan Konflik Awal
Deklarasi Balfour 1917:
Pada akhir Perang Dunia I, Inggris menerima mandat dari Liga Bangsa-Bangsa untuk mengelola Palestina. Deklarasi Balfour tahun 1917 menyatakan dukungan Inggris untuk pendirian "tanah air" bagi orang Yahudi di Palestina, yang menimbulkan ketegangan dengan penduduk Arab setempat.
Imigrasi Yahudi dan Ketegangan:
Imigrasi Yahudi meningkat selama periode mandat Inggris, menyebabkan meningkatnya ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab. Serangkaian pemberontakan dan konflik terjadi selama tahun 1920-an dan 1930-an.
Periode Konflik dan Pembentukan Israel
Pembagian Palestina 1947:
Pada tahun 1947, PBB mengusulkan pembagian Palestina menjadi dua negara, satu untuk Yahudi dan satu untuk Arab. Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi komunitas Arab menolaknya.
Perang Arab-Israel 1948:
Pada 14 Mei 1948, negara Israel diproklamasikan. Ini memicu perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Akibatnya, banyak orang Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka, menjadi pengungsi.
Perang Enam Hari 1967:
Pada tahun 1967, Perang Enam Hari antara Israel dan negara-negara Arab mengakibatkan Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Ini memperburuk situasi pengungsi Palestina dan konflik wilayah.
Perjuangan untuk Kemerdekaan
Deklarasi Kemerdekaan Palestina 1988:
Pada tahun 1988, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengumumkan deklarasi kemerdekaan Palestina di Aljir. Meskipun belum diakui sepenuhnya sebagai negara oleh PBB, banyak negara telah mengakui kedaulatan Palestina.
Perjanjian Oslo 1993: