Berikut ini merupakan ringkasan materi aqidah untuk mengenal hakikat agama islam yang sesungguhnya, yaitu agama tauhid. Metode paling mudah mengetahui kebenaran adalah dengan mengetahui yang salah. Oleh karena itu, tidak lengkap mempelajari tauhid tanpa mengetahui lawannya, yaitu kesyirikan. Terdapat empat kaidah untuk membantu mengenal tauhid dan kesyirikan. Sebelum kita mengenal tauhid dan kesyirikan maka ada beberapa pendahuluan sebagai pengantar.
PENGANTAR 1
Ketahuilah saudaraku -- Semoga Allah memberimu petunjuk untuk mentaati-Nya -- bahwa al hanifiyyah yang menjadi jalan Nabi Ibrahim adalah engkau beribadah kepada Allah semata dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya. Allah memerintahkan seluruh manusia akan hal ini dan menciptakan mereka karena tujuan ini. Sebagaimana firman Allah ta'ala :
"Dan tidaklah Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku" (adz dzariyat : 56)
Al hanifiyyah merupakan jalannya Nabi Ibrahim. Al hanifiyyah bermakna suatu jalan yang condong dari kesyirikan dan diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Inilah aqidahnya Nabi Ibrahim yang beliau jalankan dan wariskan pada anak cucunya. Yaitu mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. Sehingga yang dimaksud dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya adalah tidak menyekutukannya, yaitu meniadakan seluruh ibadah kepada selain Allah Yang Maha Esa. Dua hal ini akan selalu berkaitan, memberikan ibadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya.
PENGANTAR 2
Jika engkau telah mengetahui bahwa Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya, ketahuilah bahwa ibadah tidak akan dinamakan sebagai ibadah kecuali dengan tauhid. Sebagaimana sholat tidak akan dinamakan sholat tanpa adanya thoharoh.
Apabila kesyirikan masuk dalam ibadah maka rusaklah ibadah tersebut sebagaimana seseorang yang suci kemudian ia berhadats. Allah berfirman :
" Tidaklah pantas orang-orang yang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka bersaksi bahwa diri mereka kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amalan mereka dan mereka kekal di dalam neraka" (at taubah : 17)
Terdapat tiga poin utama dalam pengantar ini :
- Allah menciptakan hamba untuk beribadah dan mentauhidkan-Nya
- Tidak sah suatu ibadah tanpa adanya tauhid
- Apabila syirik masuk ke dalam ibadah maka rusak (batal) ibadah tersebut.
Maksud ibadah tidak dinamakan ibadah kecuali dengan tauhid yaitu ibadah tidak akan dikatakan sebagai ibadah yang sah kecuali dengan adanya tauhid. Semua jenis ibadah dikatakan sah dan diterima apabila memenuhi dua syarat :
- Ikhlas
- Mengikuti petunjuk nabi
Jika tidak terpenuhi kedua syarat diatas maka batal ibadahnya. Kalau kita ingin ibadah diterima maka tidak boleh ada kesyirikan sedikitpun yang masuk ke dalam ibadah. Oleh karena itu, diberikan analogi berupa sholat, yang mana sholat tidak akan sah dan diterima kecuali dengan terpenuhinya syarat thoharoh. Demikian pula tauhid yang menjadi syarat untuk seluruh amal ibadah. Adapun pembatal tauhid yaitu kesyirikan maka ia mirip dengan hadats pada orang yang sudah berwudhu. Hadats mengakibatkan rusaknya wudhu. Begitu pula kesyirikan berakibat pada rusaknya amal ibadah.
Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin seluruh amal ibadah batal gara-gara masuknya kesyirikan pada salah satu ibadah? Jawabannya apabila sesorang sholat ashar kemudian di rakaat ke-4 ia buang angin, maka seluruh rakaat menjadi batal bukan hanya rakaat ke-4 saja. Begitu pula kesyirikan apabila masuk pada salah satu ibadah maka batalah seluruh amal ibadah yang lain.
PENGANTAR 3
Apabila engkau telah mengetahui bahwa kesyirikan jika bercampur dengan ibadah akan membatalkannya dan menjadikan pelaku kesyirikan kekal di neraka maka penting bagimu untuk mengenal kesyirikan tersebut. Semoga Allah membebasmu dari jerat perbuatan syirik kepada Allah. Hal ini bisa tercapai dengan mengetahui empat kaidah yang Allah sebutkan di dalam Al Quran.
Bersambung Insyaallah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H